WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Rabu, Juni 25, 2008

Akumulasi kemarahan rakyat atas kenaikan Harga BBM



Aksi seribuan mahasiswa di depan Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, hari ini, dibubarkan paksa oleh polisi. Pembubaran terjadi setelah sebelumnya terjadi keributan antara polisi dan demonstran. Tiga mahasiswa ditangkap karena diduga membuat rusuh.
Reporter Metro TV Zakia Arfan melaporkan, aksi dilakukan ribuan mahasiswa sejak siang tadi. Mereka menunggu keputusan dewan terkait hak angket dan hak interpelasi soal kenaikan harga bahan bakar minyak.
Aksi semula berjalan tertib. Namun, entah mengapa, aksi tiba-tiba tegang. Bahkan, demonstran sempat melemparkan bom molotov ke dalam halaman Gedung MPR/DPR. Polisi yang berusaha mematikan api yang ditimbulkan dari bom molotov, justru dilempari dengan batu oleh mahasiswa. Polisi akhirnya meredam amukan mahasiswa dengan menyemprotkan air dari mobil watercanon. Namun, karena mahasiswa tetap melawan, polisi akhirnya memutuskan membubarkan paksa demonstrasi tersebut.
Sebelum beraksi ke depan Gedung MPR/DPR, mahasiswa dan sejumlah aktivis ini sempat mendatangi Kantor Pusat PT Freeport di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Di sana, mereka sempat berniat menduduki kantor penambangan dari Amerika Serikat tersebut. Mereka menuntut nasionalisasi aset perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Dalam orasinya, mahasiswa menyatakan Freeport merupakan perusahaan migas yang sebagian sahamnya milik perusahaan asing. Menurut mahasiswa, apabila pemerintah mampu memiliki 100 persen saham perusahaan migas, maka Indonesia tidak perlu menaikkan harga BBM karena menyesuaikan dengan harga minyak dunia. Aksi sempat diwarnai perusakan pagar kantor Freeport. Namun, polisi yang menjaga jalannya unjuk rasa membiarkan saja aksi mahasiswa tersebut. Mahasiswa akhirnya mundur dari kantor Freeport dan kemudian menuju Gedung MPR/DPR untuk bergabung dengan mahasiswa lainnya.(DEN)



Artikel Terkait:

0 komentar: