WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Sabtu, Juni 14, 2008

Lahan Perkebunan Teh Gunung Dempo Kritis

Friday, 13 June 2008
PAGARALAM (SINDO) – Meskipun kawasan kebun teh Gunung Dempo, milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Kota Pagaralam dipenuhi dengan jutaan pohon teh.

Tetapi, dengan kondisi tekstur tanah yang berbukit-bukit dan kemiringan di atas 30 derajat, membuat kawasan ini kritis dan gampang longsor jika diterjang hujan lantaran rendahnya daya serap air. Apalagi, ada beberapa kawasan seperti daerah aliran sungai (DAS), yang semestinya tidak boleh dirambah.

Tapi,oleh pihak pengelola tetap ditanami teh dan tidak jarang juga kawasan tersebut dijadikan tempat tinggal oleh penduduk. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagaralam Kadir didampingi Plh Kabid Kehutanan M Syarbani mengatakan, meskipun area Gunung Dempo ditanami teh hingga ribuan hektare. Namun, daerah tersebut tetap saja dikategorikan sebagai kawasan kritis.

“Tanaman teh sama halnya dengan tanaman kopi yang akarnya tak untuk menahan tanah dengan kemiringan di atas 30 derajat. Oleh karena itulah kita menilai kawasan kebun teh kritis,”ujarnya. Kadir menjelaskan, kondisi Kota Pagaralam yang pernah dilanda banjir bandang salah satunya seperti yang pernah terjadi di Talang Skuat, disebabkan hutan jati di daerah tersebut dibabat habis dan diganti tanaman teh. Sementara, tanaman teh tidak bisa menahan air dan terjadilah banjir bandang.

“Untuk menanggulangi masalah ini,diharapkan di sekitar kawasan teh, terutama di kawasan pinggiran jalan ditanam pohon perindang. Sementara untuk kawasan daerah aliran sungai (DAS) jangan dirambah dan ditanami teh lagi,”tegasnya. Anggota DPRD Kota Pagaralam Rasmizal mengungkapkan, mengubah daerah perkebunan teh atau kawasan hutan lindung yang berada di kawasan Gunung Dempo menjadi area perkantoran Gunung Gare, juga menjadi salah satu pemicu terjadinya perubahan bentangan alam dan rusaknya ekosistemdikawasantersebut.

Terpisah, Manager PTPN VII Pabrik Perkebunan The Gunung Dempo Armaz Hariadi didampingi Kabag Tata Usaha dan Umum mengatakan, sebagai upaya untuk melakukan penanaman sudah dilakukan di sekitar area perkebunan seperti menanam pohon jenis Bambang, Mahoni dan Kayu Afrika. (yayan darwansah)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/lahan-perkebunan-teh-gunung-dempo-k-2.html



Artikel Terkait:

1 komentar:

BERDASA FRESH AND NATURAL mengatakan...

Kondisi lahan perkebunan Teh sepertinya bukan hanya di daerah Gunung Dempo saja yang bermasalah, tetapi hampir di setiap perkebunan Teh kita. Hal disebabkan oleh rendahnya profit yang diperoleh dari komoditas ini. Tapi itu salah siapa.? Masalahnya India dan Vietnam mampu menempatkan komoditi Teh mereka bersaing di pasaran internasional.