WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Sabtu, Juni 14, 2008

Tim Pembela Munarman Berdialog

Friday, 13 June 2008
PALEMBANG (SINDO) – Banyaknya pemberitaan di berbagai media tentang kesimpangsiuran informasi Munarman di balik kasus Monas terus menjadi perhatian rekanrekan sejawat Munarman di Palembang.

Pasalnya, hingga saat ini mereka masih bertanya- tanya di mana posisi Munarman yang sebenarnya saat insiden tersebut terjadi. Salah satu anggota dari 96 orang Tim Pembela Munarman Chairil Syah mengungkapkan, banyak terjadi kejanggalan dalam kejadian Monas.

Namun, anggota Dewan Pembina YLBHI ini mengaku tidak tahu siapa yang memulai kejadian tersebut. Sebab, pada Minggu (1/6) pagi di Monas saat itu,di kawasan Monas ada beberapa elemen yang juga datang untuk memperingati hari lahirnya Pancasila dengan isu yang berbeda. ”Tapi setelah kejadian tersebut, mengapa pihak Kedubes Amerika mengunjungi korban kekerasan.

Kalau Amerika antikekerasan, mengapa mereka tidak mengunjungi mahasiswa Unas yang juga menjadi korban kekerasan,” katanya saat melakukan dialog bertema “Di Balik Insiden Monas” yang digelar di Sekretariat Yayasan Puspa Indonesia kemarin sore. Chairil menjelaskan, sebagai kuasa hukum yang ditunjuk Munarwan, bukan berarti dirinya menjadi kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI).

Sejauh ini perkembangan kasus yang menimpa rekannya ini, tutur Chairil, masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi. Sementara itu, Direktur Sekolah Demokrasi Banyuasin Tarech Rasyid mengatakan, kasus yang terjadi di Monas 1 Juni lalu bukan hanya tentang kekerasan, melainkan berkembang ke arah lain. Hal paling prinsip yang terjadi pada insiden tersebut adalah penistaan terhadap agama. (sidratul muntaha)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/tim-pembela-munarman-berdialog-2.html




Artikel Terkait:

1 komentar:

Hadi jatmiko mengatakan...

inilah kecerdasan dari Rezim saat ini dalm memanfaatkan media sebagai alat Hegemoni untuk rakyatnya kemana informasi terhadap penolakan kenaikan harga BBM.
Rakyat harus lah merebut kekuasaan nya kembali dari para oenjahat jemanusian.