WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, Februari 08, 2010

Desa Taufik Kiemas Banjir

Sriwijaya Post

MUARAENIM -Ribuan warga yang tersebar di desa-desa dalam Kabupaten Muaraenim terpaksa mengungsi terkena banjir. Bahkan hal tersebut juga dialami ratusan warga Desa Tanjung Raman, Kecamatan Muaraenim, yang merupakan tempat kelahiran H taufik Kiemas yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR RI.

Desa Taufik Kiemas dan desa lain memang mengalami banjir yang luar biasa sejak 1992. “Ini banjir yang terbesar sejak tahun 1992 yang lalu. Meskipun belum menelan korban jiwa namun sebagian besar warga terpaksa diungsikan,” ujar Kepala Desa Tanjung Raman, Thalaludin, yang masih kerabat dekat Taufik Kiemas ini kepada Sripo, Sabtu (6/2). Dia ikut menerima kunjungan Bupati Muaraenim Ir Muzakir SS meninjau dampak banjir di Desa Tanjung Raman.

Menurut Thalaludin yang merupakan mantan anggota DPRD Muaraenim ini, saat ini, jumlah Kepala Keluarga (KK) yang diungsikan sebanyak 350 orang ke Masjid Al Mutaqin. Kedalaman banjir tersebut bervariasi dari satu meter hingga tiga meter sehingga rumah panggungpun sudah terendam banjir.

Warga yang mengungsi tersebut karena rumahnya sudah terendam banjir hingga ke bagian atas. Sedangkan sebagian masih bertahan karena mereka masih bisa menggunakan rumah mereka dibagian atas. Namun yang menjadi permasalahan adalah untuk makan mereka, sebab akibat banjir tersebut praktis mereka tidak bisa mencari nafkah dan memasak. Sedangkan untuk tidur bisa menggunakan masjid. Untuk itu ia berharap bisa secepatnya ada bantuan dari pihak terkait terutama untuk konsumsi mereka. “Alhamdulilah tadi secara spontan dibantu Pak Bupati Rp 10 juta. Mudah-mudahan banjir tidak terlalu lama sehingga warga bisa beraktifitas kembali,” ujarnya.

Sedangkan menurut Kades Pagar Jati, Herman Sartono, saat ini, banjir didesanya semakin tinggi dan telah mencapai dua meter. Bahkan ada rumah warga yang hanya tinggal atap. Untuk itu ia telah meminta warga mengungsi ke rumah warga berbentuk panggung. Dan ia berharap kepada pihak terkait untuk segera memberikan bantuan kepada warga, sebab sudah empat hari terakhir warga nyaris tidak bisa mencari nafkah dari pertanian dan perkebunan karena semuanya terendam.

Sementara itu menurut Bupati Muaraenim, Ir Muzakir SS, dari pantauannya dilapangan dan informasi yang masuk, banjir tersebut hampir melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Muaraenim terutama di lokasi yang rendah dan rawan banjir. Adapun wilayah tersebut seperti di Kecamatan Muaraenim yakni Kelurahan Muaraenim, Tungkal, Talang Jawa, Desa Kepur, Tanjung Raman, dan sekitarnya. Lalu di kecamatan Ujan Mas, banjir juga menggenangi Desa Ujan Mas Lama, Pinang Belarik, Penanggiran, Guci. Kemudian di Kecamatan Benakat di desa Pagar Jati dan sekitarnya. Kecamatan Gunung Megang, Sungai Rotan, Muara Belida dan lain-lain.

Untuk menanggulangi hal tersebut, ia telah memerintahkan seluruh pihak terkait terutama camat-camat yang daerahnya rawan banjir untuk membuat dapur umum mengantisipasi kelaparan. Begitupun untuk tenaga kesehatan untuk selalu standby terutama setelah pasca banjir akibat penyakit yang ditimbulkannya. Saat ini, Pemkab Muaraenim sedang melakukan persiapan droping bahan makanan untuk para korban banjir.
Jalinsum Lumpuh

Akibat Sungai Lematang meluap, Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di Desa Pinang Belarik, Kecamatan Ujan Mas, Muaraenim, terendam banjir hingga ketinggian satu meter. Akibatnya para pengendara baik roda dua maupun empat terjebak banjir sehingga membuat macet hingga satu Kilometer, Sabtu (6/2).

Dari pengamatan dan informasi yang dihimpun di lapangan, air mulai membanjiri pemukiman warga, Sabtu (6/2) pukul 01.00. Kemudian pada pagi harinya air semakin tinggi hingga menenggelamkan rumah dan sawah. Pada siang harinya ternyata air terus bertambah dan akhirnya menenggelamkan ruas jalan negara di Desa Pinang Belarik dengan ketinggian mencapai satu meter. Bahkan beberapa titik Jalinsum juga air sudah mulai menggenangi jalan tetapi masih

ketinggian sebatas mata kaki. Akibat tinggi dan derasnya arus air tersebut, membuat beberapa kendaraan terutama yang berbodi rendah seperti sedan banyak yang terjebak karena air masuk kendaraan dan mematikan mesin mobil. Begitupun untuk kendaraan roda dua banyak yang terjebak. Akibatnya membuat ruas jalan menjadi macet hingga mencapai satu kilometer sebab jalan hanya mampu di lalui satu jalur karena harus mengantri. Bahkan banyak juga kendaraan yang balik kanan menunggu hingga air turun. Lain halnya dengan
kendaraan motor, bagi warga yang sudah tidak sabar bisa menggunakan jasa perahu menyeberangkan jalan yang terkena banjir sepanjang 500 meter.

Menurut Yudi (30) warga Palembang, yang kebetulan membawa Honda Tiger, bahwa ia bermaksud ke Kota Tanjungenim. Tetapi ternyata jalan macet. Awalnya ia mengira ada kecelakaan, tetapi ternyata terkena banjir. Karena ingin cepat ia terpaksa harus rela merogoh koceknya sebesar Rp 10 ribu untuk menyeberangkan motornya daripada mogok dan rusak. Itupun ia harus rela mengantri dengan ratusan pengendara yang lain. “Daripada lama menunggu dan takut malam serta kehujanan lebih baik kita keluar uang,” katanya.

Sementara itu Kapolres Muaraenim, AKBP Drs H Yohanes Suharmanto SH Sik melalui Kasatlantas AKP Afri Irawan Sik, pihaknya bersama intansi terkait Pemkab Muaraenim dan masyarakat dari pagi hingga saat ini akan terus melakukan pengaturan lalulintas dan pengamanan terutama bagi pengguna jalan.

Apalagi jalan tersebut adalah jalan negara yang merupakan akses utama. Pihaknya juga melakukan pengamanan dan pengaturan lalulintas terutama untuk desa-desa yang terendam banjir di pinggir jalan lintas negara sebab sebagian warga banyak yang memarkirkan kendaraan roda dua maupun empat dan barang berharga lainnya di pinggir jalan terutama untuk rumah yang tidak bertiang. “Kenyamanan dan keamanan kita utamakan. Sebab tidak menutup kemungkinan didalam kesempitan ada oknum yang memanfaatkan kesempatan tersebut,” ujarnya. sripo
(ari)







Artikel Terkait:

0 komentar: