WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, September 27, 2010

Walhi Sumsel ;Gubernur Sumsel menjadi Provokator keributan pada aksi Hari Tani 2010

Kronologis Aksi hari Agraria Nasional dan Insiden Pemukulan Aktifis dan Petani yang Diduga di Provokasi oleh Gubernur Sumatera Selatan

  1. Aksi di Pimpimpin oleh Koordinator Aksi Hadi Jatmiko (Walhi Sumsel) dan diikuti oleh ± 1000 orang massa petani yang berasal dari kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir,Muara Enim
  2. Sejak pukul 09.00- 11.00 Wib, massa Aksi mulai berdatangan dan berkumpul di GOR Sriwijaya yang nantinya akan mengelar Aksi di Kanwil BPN Sumsel dan kantor Gubernur Sumsel.
  3. Pukul 11.00 Wib massa Aksi bersiap untuk memulai aksi, namun sebelum massa aksi memulai Perjalanan aksi, Ternyata tanpa diawali koordinasi dan konfirmasi terlebih dahulu kepada Panitia Aksi Hari Tani Nasional, tiba-tiba Gubernur Sumatera Selatan (H. Alex Noerdin) muncul dan mendatangi massa aksi serta langsung meminta mikropon (pengeras suara), yang sedang dipegang oleh sdr. Hadi Jatmiko (Koordinator Aksi).namun karena didalam agenda aksi yang di sepakati tidak ada agenda mendatangkan Gubernur, apalagi sampai mendengarkan Orasi dari Gubernur Sumsel maka, saudara Hadi pun tidak memberikan Mikropon tersebut kepada Gubernur sumsel dan sambil mengatakan bahwa ”saya Pimpinan aksi hari ini dan saya yang berhak menentukan siapapun yang akan berorasi, jika bapak ingin orasi atau berbicara maka akan saya tanyakan dulu kepada seluruh massa aksi, apakah mereka mau mendengarkan atau mengizinkan bapak untuk berorasi/Ngomong disini” dan ketika itu pula massa aksi secara serentak menjawab ”TIDAK”. Melihat Kondisi tersebut maka Pihak Gubernur atau Oknum yang berpakaian Preman(diduga Ajudan Gubernur ) Langsung memegang/mendekap Tubuh saudara Hadi dan oknum lain nya merampas Pengeras Suara dari tangan Hadi
  4. Selanjutnya Koodinator Aksipun kembali mencoba mengambil TOA/pengeras suara lain nya untuk kembali memberi komando kepada massa aksi namun setelah pengeras suara di dapat saudara Hadi Pun, kembali di pegang oleh ajudan Gubernur dan sambil menarik Pengeras suara tersebut.
  5. Setelah Pengeras suara di kuasai sepenuhnya oleh Gubernur sumsel dan Rombongan nya, lalu Gubernur mulai berpidato yang bernada memprovokasi Massa.
  6. Dalam pidatonya Gubernur Sumatera Selatan (H. Alex Noerdin) menyampaikan ”Saya gubernur sumatera selatan dan saya yang mampu menyelesaikan permasalahan kalian. Siapa yang membawa kalian?Dijawab oleh massa aksi secara serentak ”WALHI” Setelah mendengar jawaban massa aksi lalu Gubernur Alex Noerdin pun kembali berkata ”Apakah bisa WALHI menyelesaikan kasus-kasus kalian?”
  7. Sesaat setelah Gubernur menyatakan hal itu. Direktur WALHI Sumatera Selatan, Anwar sadat yang baru saja datang ke titik kumpul massa beranjak mendekati Gubernur dan menyalami beliau serta mencoba untuk memperkenalkan diri dan menyatakan ” Jika bapak Gubernur berkomitmen untuk membahas persoalan masyarakat yang hari ini berunjukrasa kita perlu duduk bersama untuk membahasnya”.
  8. Belum selesai Anwar Sadat menyatakan hal itu, tiba-tiba yang bersangkutan ditarik oleh ajudan gubernur yang diikuti petugas Pol.Pamong Praja. Selanjutnya sekelompok preman dan petugas kepolisian lainnya yang sebelumnya telah berada mengelinggi/ Mengepung Anwar Sadat yang sedang berada tepat di depan Gubernur Sumsel pun ikut menarik Saudara Anwar sadat.
  9. Melihat Hal itu massa Aksi dan para perangkat aksi lain nya mencoba menyelamatkan Anwar Sadat, dan setelah itulah terjadi bentrok antara massa dengan preman, petugas Pol.PP dan aparat kepolisian.
  10. Atas kejadian tersebut sdr. Anwar Sadat mengalami luka diatas pelipis sebelah kanan, yang diduga dilakukan oleh oknum preman. Selain itu Aktivis SHI. a/n. Sdr. Dede Chaniago juga mengalami pemukulan dibagian paha sebelah kanan, bahu, punggung dan kepala yang dilakukan oleh pelaku lebih dari 10 orang yang terdiri dari Preman Ajudan Gubernur, Pol PP, Polisi. Korban lainnya sdr. Yuliusman (Aktifis WALHI) yang mengalami pemukulan di bagian kepala.
  11. Petani yang teridetifikasi mengalami luka yakni a/n. MAisani dari Desa Kali Berau Kab. Muba yang mengalami cidera di bagian kaki akibat terinjak-injak dalam peristiwa bentrokan.
  12. Aksi tetap dilanjutkan kekantor BPN sumsel yang Lokasinya tak jauh dari tempat titik massa berkumpul. Dan di temui oleh kepala BPN sumsel,yang dalam janjinya akan segera menyusun agenda untuk menyelesaikan kasus kasus Agraria yang dialami oleh massa aksi Petani dari berbagai daerah.
  13. Massa kembali ke titik kumpul GOR palembang dan menyelesaikan aksi serta membatalkan agenda mengelar aksi di kantor Gubernur Sumsel
  14. atas kejadian tersebut, kami meminta dukungan Lembaga dan rekan-rekan jaringan untuk mendesak Komnas HAM utk menyelidiki insiden ini, Meminta MENDAGRI dan Komisi OMbusman untuk menegur Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dan mengutuk Gubernur Sumsel dan meminta pertangung Jawabannya atas Insiden yang terjadi
  15. Serta Mendesak/menekan KAPOLRI dan Kapolda Sumatera Selatan agar menyelidiki dan menyidik kasus kekerasan terhadap Aktifis dan Petani dalam aksi unjuk rasa tsb secara tuntas.


Palembang 27 Sept 2010


Hadi Jatmiko
Koordinator Aksi /
Kadiv Pengembangan organisasi dan pengorganisasian Rakyat

Untuk Informasi Lengkap dapat Hubungi :
Anwar Sadat : 0812 7855725
Hadi Jatmiko : 0812 7312042

Catatan:
  1. Kejadian tersebut merupakan upaya provokasi dari Gubernur Sumatera Selatan untuk menggagalkan aksi tani dalam peringatan hari Agraria (27/9) di Palembang
  2. Diduga bentrokan yang terjadi pada aksi peringatan hari Agraria (27/9) di Palembang merupakan upaya yang diciptakan, dengan memperhatikan bahwa malam sebelumnya (26/9) banyak pihak telah mengintimidasi sdr. Anwar Sadat agar mengurungkan rencana aksi.



Artikel Terkait:

0 komentar: