WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Jumat, April 01, 2011

Terprovokasi, Base camp Perusahaan terbakar

PANGKALAN BALAI– Camp penampungan tempat peristirahatan pekerja PT Agrindo Raya Divisi II di Dusun I Desa Upang Makatijaya sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, habis dibakar massa.

Selain membakar camp, masa yang berasal warga tiga desa yakni Desa Sebubus dan Teluk Tenggiri Kecamatan Banyuasin I dan Desa Upang Kecamatan Makatijaya, juga membakar satu mobil jenis pikap Hailen bernopol BK 9087 OZ, 9 kendaraan roda dua dan sekitar 5 hektaree (ha) kebun sawit milik PT Agrindo Raya. Informasi yang dihimpun, aksi anarkis bermula saat warga tiga desa berkeinginan membersihkan dan menanam lahan mereka.

Ada pun lahan mereka yang seluas 670 hektare bersengketa dengan pihak PT Agrindo Raya di Desa Uyang. Namun, pengakuan warga tiga desa, aksi anarkistis tersebut dipicu karena tindakan provokasi dan premanisme yang dilakukan sejumlah orang yang diduga dari pihak perusahaan. Pantauan SINDO, massa asal tiga desa yang berjumlah hampir 400 orang telah berkumpul sejak pagi hari.

Mereka sebelumnya telah bermalam di pondok-pondok sawah Dusun I, Desa Upang,Kecamatan Makatijaya. Sekitar pukul 10.00 WIB, massa warga tiga desa yang berkeinginan melakukan penanaman dan pembersihan pada lahan yang bersengketa pihak perusahaan. Dimana, tindakan serupa juga telah dilakukan warga sehari sebelumnya. Kemarin, di saat warga tiga desa menuju ke lokasi kebun, tiba-tiba mereka dihalang oleh beberapa kelompok orang berpakaian preman.

Alhasil,warga langsung emosi dan nyaris menimbulkan kontak fisik keduanya. Massadesayangemosi,akhirnya langsung menuju lokasi camp perusahaan yang masih dihuni oleh sekitar 4 pekerja dan langsung membakarnya. Tak luput, satu kendaraan beroda dua tidak bernopol juga hangus terbakar.Tidak puas sampai di situ,warga tiga desa juga membakar satu unit mobil pikap yang yang biasa digunakan untuk mengantarkan pekerja dan delapan motor pekerja lainnya yang berada di sekitar camp.

Namun,akibat besarnya api yang membakar camp dan kendaraan milik perusahaan, sontak api menjalar ke areal perkebunan sawit.Tak luput, sekitar 5 Ha kebun sawit milik PT Agrindo Raya juga hangus terbakar. Salah satu warga Dusun I Desa Upang, Amiruddin, 36, mengungkapkan,awalnya warga hanya berniat membersihkan lahan mereka sama seperti aksi yang dilakukan sehari sebelumnya.

Namun, ketika dihadang oleh sejumlah orang yang diduga sebagai pihak keamanan PT Agrindo Raya maka aksi anarkistis terjadi spontan. “Itukan lahannya masih bersengketa. Mengapa kami dilarang menanam di lahan itu. Lalu, kenapa pihak perusahaan melarang dengan mengintimidasi dan menakuti-nakuti warga,” kata perwakilan desa, Bambang Purnomo.

Karena kesal, lanjut Bambang, akhirnya warga memutuskan untuk membakar camp dan kendaraan milik perusahaan PT Agrindo Raya.“Awalnya, kami tidak berniat anarkis. Untuk kebakaran lahan,bukan karena disengaja dibakar melainkan kena sambaran api,” tukas Bambang. Bahkan, Bambang menyesalkan upaya mediasi yang dilakukan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) atas sengketa lahan yang terjadi.

“Kami kesal dan emosi seolah tidak mendapat kepastian akan hak tanah warga,”tukasnya. Pantauan di lokasi, sekitar pukul 14.30 WIB, massa warga sudah berkurang namun tetap terkonsentrasi pada pondokpondok di Dusun I Desa Upang. Sedangkan puing-puing dari pembakaran camp, mobil, sepeda motor tergeletak begitu saja di areal kebun sawit yang baru dibuka sekitar 6 bulan tersebut. Bahkan asap masih terlihat mengepul, terutama di kawasan perkebunan yang ikut terbakar.

Polres Turunkan 1 Pleton

Akibat aksi anarkis yang dilakukan warga tiga desa tersebut, Kepolisian Resor (Polres) langsung menurunkan satu pleton pasukan gabungan kesatuan di Polres Banyuasin yang dibackup oleh Polsek Makarti Jaya dan Polsek Mariana. Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Zaenuddin yang langsung turun dan mengecek kondisi lokasi kejadian mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan pendekatan terhadap warga agar tidak melakukan aksi anarkis lagi.

Ahmad menjelaskan,pihak Polres belum memastikan para pelaku atas tindakan anarkis tersebut.“Masih kita kumpulkan bukti dan keterangan. Diduga aksi anarkis yang dilakukan warga karena disulut oleh tindakan provakatif. Untuk selanjutnya terus melakukan pengamanan,” kata Ahmad Zaenuddin di lokasi kejadian. Namun,karena warga telah bertindak korporatif, maka pihak Polres sudah menarik petugas namun tetap melakukan pengamanan intensif di tiga desa oleh Polsek setempat.

Terpisah,Kepala Pemerintahan Umum M Senen Har menjelaskan, masalah sengketa lahan yang terjadi baik oleh masyarakat maupun dua perusahaan perkebunan, yakni PT Agrindo Raya dan PT Andira Agro masih dimediasikan oleh Pemkab Banyuasin. Namun sayangnya penyelesaian sengketa tersebut masih menemui jalan buntu.

Sementara itu,Kabid Sapras dan Perlindungan Hutan dan Kebun Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Fahmi Rofiq tidak membenarkan jika sengketa lahan yang terjadi antar kedua perusahaan karena tumpang tindih izin lokasi perkebunan yang diberikan. Namun, lebih pada legalitas yang dikantongi warga tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. 



Artikel Terkait:

1 komentar:

juanda cs mengatakan...

memang pt agrindo raya itu arogan sekali, beking nyo wong pomdam, bos besak nyo wong malaysia tuh