WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Kamis, September 22, 2011

Satwa di Punti Kayu Kurang Perawatan

Monday, 19 September 2011 
PALEMBANG– Puluhan satwa di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang dalam kondisi kurang perawatan.Hampir semua tempat hewan terlihat kotor dan tanpa tersedia air minum. Kondisi ini terjadi,karena selain musim kemarau yang masihberlanjut, juga akibat kurangnya perhatian pihak pengelola. 

Maria,41,salah satu pengunjung, saat ditemui dalam kunjungan bersama keluarganya di Taman WisataHutanPuntiKayukemarin mengatakan,hampir seluruhkandanghewandihutanwisata itu tidak memiliki air untuk minum, seperti kandang Monyet,Siamang, dan Beruang. Bahkan, kandang burung Elang pun yang seharusnya ada air tidak terlihat sama sekali. “Saya tidak tahu hewan-hewandisiniselaludiberiairminum atau tidak? Namun,mungkin saja Taman Satwa Punti Kayu ini kekerangan air karena berkurangnya intensitas curah hujan sejakJulilalu,”ujarnya menduga. Seharusnya, kata dia, pihak pengelola Taman Wisata Hutan Punti Kayu lebih bisa mengantisipasi kemarau,karena kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan hewan–hewan yang ada dui Punti Kayu. 

Menanggapi masalah ini, Humas Taman Wisata Hutan Punti Kayu Antoni Puspo mengatakan, kendati saat ini Sumsel dilanda musim kemarau, namun debit air di Taman Wisata Hutan Punti Kayu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh satwa di Taman Satwa Punti Kayu. “Seluruh satwa di Taman Wisata Hutan Punti Kayu tidak akan kekurangan air.

Jika terlihat ada kandang satwa yang kering karena tidak ada airnya, itu mungkin saja kelalaian dari petugas yang tidak aktif melakukan pengisian air di kandang- kandang satwa tersebut setiap harinya,“ kilahnya. Menurutdia,di Taman Wisata Hutan Punti Kayu ada empat sumur dan lima danau atau kolam dengan persediaan air yang masih mampu mencukupi kebutuhan satwa-satwa di dalamnya. “Sumur dan Kolam di Taman Wisata Hutan Punti Kayu tidak pernah kering,karena topografi tempat ini relatif lebih rendah dari dataran sekitarnya.Sehingga, seluruh air merembes atau mengalir ke sini, dan mengisi kolam-kolam yang ada.Bahkan, tetap membuat hijau semua jenis tanaman di Taman Wisata Hutan Punti Kayu,”sebutnya. 

Sementara itu,Kepala Observasi Badan Meteoreologi dan Geofisika (BMKG) Palembang Agus Santosa menyatakan, hingga pertengahan Oktober mendatang, wilayah Sumsel masih dinyatakan musim kemarau. “Berdasarkan hasil penelitian BMKG, pergerakan awan masih taraf normal dan tidak berpotensi mengadung uap air berlebih.Jadi,bisa saya nyatakan curah hujan dipalembang hampir tidak ada. Kalau pun ada, itu sifatnya hanya gangguan lokal,”sebutnya. 

Dia menjelaskan, berdasarkan gambaran radar cuaca dengan radius hingga mencapai 400 Km yang terpasang di BMKG Palembang, sangat terlihat jelas ada awan hijau yang menandakan hujan ringan berpotensi di wilayah Kayuagung, Inderalaya dan sekitarnya. Namun, hal itu bisa dikatakan hanya gejala gangguan lokal atau bisa dikatakan pertumbuhan kumpulan awan. Di samping itu, terdapat juga awan biru muda yang hanya menandakan ada titik embun uap air di Kota Palembang. “Jadi,walaupun sudah tiga hari belakangan ini Sumsel diguyur hujan,hal itu bisa dikatakan hujan paksaan dari tim pembuat hujan dengan teknis modifikasi cuaca,”bebernya. 

Sumber : seputarindonesia.com



Artikel Terkait:

0 komentar: