WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, Oktober 18, 2011

Ajudan Gubernur Sumsel dan Pol PP Hajar 9 Mahasiswa Unsri

Sikap arogan oknum ajudan Gubernur serta oknum anggota Sat Pol PP Provinsi Sumatera Selatan (Sum-Sel) kembali di pertontonkan, setelah sebelumnya seorang ketua Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sum-Sel Anwar Sadat, mendapat bogem mentah dari ajudan Gubernur Sum-Sel saatmenggelar aksi, kini gilaran 9 mahasiswa Universitas Sriwijaya (unsri) mendapat pelakukan yang sama pada selasa (11/10/11) silam.

Akibat peristiwa itu banyak kalangan mengecam diantaranya timbul dari masyarakat. Kendati demikian LSM Pemantau Penegak Hukum Indonesia (PPHI) Sumsel. Walau mereka  meyakini bila kejadian tersebut murni inprosedural, bukan perintah dari Gubernur Sumsel.

Ketua LSM PPHI Edy Mulyadi meyakini, pemukulan yang dialami oleh 9 mahasiswa FK Unsri tersebut terjadi tanpa sepengetahuan ataupun perintah dari Gubernur Alex Noerdin. "itu terjadi saat iring - iringan Patwal, tapi kita sangat yakin bahwa sikap arogan tersebut bukan perintah dari Gubernur," bebernya, minggu (16/10/11) siang.

Atas dasar itulah Mulyadi meminta, agar Pemerintah dapat menindak tegas pelaku pemukulan kemarin, mengingat perbuatan arogan tersebut secara tak langsung dapat mencoreng nama Pemprov Sumsel terutama Gubernur Alex Noerdin. "kalau perlu oknum tersebut diganti dan diumumkan di media massa, karena bila tidak diganti justru berdampak pada pencitraan negative terhadap Gubernur di mata masyarakat," ujarnya.

Selain itu PPHI, juga medesak pihak kepolisian dalam hal ini Polres Ogan Ilir (OI) untuk terus memproses secara hukum, pengaduan mahasiswa yang disampaikan melalui laporan polisi nomor TAL/D/B-308/X/2011/SUMSEL/RES/OI, tertanggal 11 Oktober 2011, sekitar pukul 11.36 WIB, atas dugaan penganiayaan terhadap 9 mahasiswa Unsri, tersebut.  "Kejadian ini sifatnya situasional belaka, bukan memang keberadaan mahasiswa saat itu, mengancam keselamatan gubernur," tukas Mulyadi.

Sebelumnya puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri beberapa waktu lalu menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemprov Sumsel dengan tuntutan pencopotan jabatan terhadap oknum pemukulan.

Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Unsri, Dedi Susanto menjelaskan, aksi demonstrasi yang digelar pihaknya, dilakukan untuk menuntut keadilan atas dugaan tindak kriminal, berupa penganiayaan.

Menanggapi kejadian tersebut, Asisten I bidang pemerintahan, Setda Pemprov Sumsel, Mukti Sulaiman menyatakan, permintaan maafnya kepada mahasiswa atas perlakuan yang tidak menyenangkan dari 2 oknum saat iring-iringan patwal beberapa waktu lalu. "saya minta maaf bila tindakan mereka berlebihan," tutupnya.


Sumber : KabarIndonesia.com



Artikel Terkait:

0 komentar: