WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Minggu, Januari 29, 2012

Rombongan Walhi Sumsel Terombang-ambing Musi

Rombongan Walhi Sumsel sedang Menyusuri Sungai Sugihan guna mencapai Sungai Musi
PALEMBANG,- Rombongan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan (Sumsel) sempat terombang-ambing di perairan Sungai Musi di Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Hal ini terjadi setelah perahu jukung yang mereka tumpangi menabrak rumpun pohon yang mengapung hingga ke tengah perairan.
Rombongan terdiri dari 21 orang dan 4 anak buah kapal itu terombang-ambing selama sekitar 3 jam, Jumat (27/1/2012) sejak pukul 03.00 dini hari.

Tabrakan dengan rumpun pohon menyebabkan kipas perahu jukung rusak dan tak bisa berjalan lagi. Dua anak buah kapal sempat menyelam dalam kegelapan untuk melihat kerusakan. Namun kipas yang menentukan laju dan arah perahu itu tetap tak berhasil diperbaiki.

Pengemudi kapal mengaku mengantuk setelah mengemudi selama 12 jam pada hari sebelumnya sehingga ia tak sempat melihat rumpun pohon di kegelapan malam. Lokasi kejadian berada di daerah yang masih berupa pepohonan rimbun.

Tak terlihat kehidupan manusia di sekitar lokasi tersebut. Perahu pun jarang lewat karena sudah dini hari. Perahu jukung sewaan itu baru ditarik oleh ketek (sampan bermesin) sekitar pukul 06.00.

Saat menabrak rumpun, rombongan Walhi Sumsel sedang dalam perjalanan pulang ke Palembang dari menghadiri perayaan panen raya di Desa Nusantara, Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, yang berlangsung sehari sebelumnya.

Perahu jukung disewa karena Desa Nusantara hanya dapat dicapai dari jalur sungai, sekitar 8 jam dengan perahu jukung dan 3 jam dengan perahu cepat (speed boat). Jalan darat dengan mobil sulit dilakukan karena belum memadainya fasilitas jalan.

Akibat peristiwa ini, perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh 8 jam terpaksa ditempuh selama lebih dari 20 jam. Tak ada korban jiwa, hanya rombongan terpaksa menahan lapar dan haus karena bekal sudah menipis.

Sumber : Kompas.com



Artikel Terkait:

0 komentar: