WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, Juli 30, 2012

Neta S Pane: Penyerbuan Brimob Janggal

Jurnas.com | PENYERBUAN Brimob ke Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir Sumatera Selatan pada Jumat, 27 Juli kemarin dinilai janggal. Alasan patroli dialogis dianggap hanya mengada-ada.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW),Neta S Pane, menilai, harus ada yang bertanggung jawab terhadap penyerbuan yang berujung pada tewasnya seorang bocah berusia 12 tahun ini.

Melalui siaran persnya, Minggu (29/7) Neta setidaknya melihat ada lima kejanggalan dibalik penyerbuan Brimob tersebut. “Pertama, benarkah ada pencurian pupuk milik PTPN VII Cinta Manis,” kata Neta.

Jika memang ada, kata Neta, apakah seluruh warga Desa Limbang Jaya diduga terlibat sehingga harus diserbu oleh Brimob.

Keanehan selanjutnya, dikatakan Neta, jika memang ada pencurian pupuk, mengapa sampai personel brimob yang diturunkan untuk menangkap pelaku pidana pencurian. Tugas itu seharusnya cukup dilakukan oleh personel reserse.

Soal alasan Polri, bahwa pengerahan personel Brimob ke Desa Limbang Jaya adalah salah satu bentuk patroli dialogis, menurut Neta tidak tepat, sebab tindakan Brimob tersebut lebih tepat disebut penyerbuan. Pasalnya, tidak ada istilah patroli dialogis yang selama ini dikenal. “Kalaupun ada, namanya operasi dialogis yang sifatnya tertutup,” kata Neta.

Operasi dialogis ini dilakukan dengan melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat agar membantu menyerahkan pelaku pencurian pupuk itu.

Sebagai sebuah operasi pengerahan personel, Neta menilai ada perintah yang terstruktur dalam operasi ini. Apalagi saat itu personel bersenjata lengkap yang diangkut dengan puluhan truk. "Harus ada yang bertanggung jawab dalam operasi berdarah ini, "ujarnya.

Neta juga mempertanyakan pembiayaan dibalik operasi ini serta patut dipertanyakan keterlibatan manajemen PTPN VII Cinta Manis yang merasa kehilangan pupuk. “Apakah PTPN membantu dana operasinya, jika ada, ini merupakan gratifikasi dan suap,” kata Neta.

Itu artinya, lanjut Neta, Polri telah diperalat untuk menzalimi warga Desa Limang Jaya sehingga patut dilakukan pemeriksaan pula terhadap manajemen PTPN VII Cinta Manis.



Artikel Terkait:

0 komentar: