WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, November 26, 2012

Khawatir Lingkungan Rusak, Walhi Sumsel Tolak Pabrik Kertas

PALEMBANG--MICOM: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi Sumsel) bersama dengan Koalisi Masyarakat sipil untuk Penyelamatan Hutan dan Keselamatan Rakyat menolak rencana pembangunan pabrik bubur kertas di wilayah tersebut.

Pabrik tersebut direncanakan dibangun di kawasan Desa Air Sugihan, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.

Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat menilai pembangunan pabrik PT OKI Pulp and Paper Mills merupakan ancaman bagi hutan Indonesia dan keselamatan rakyat.

Sumsel memiliki hutan seluas 3,7 Juta hektare. Saat ini luasan hutan yang kondisinya masih baik hanya sekitar 800 Ribu hektare.

"Kerusakan Hutan salah satunya disebabkan oleh pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI)," jelas Sadat.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel 2012, luas HTI di Sumsel berjumlah 1.375.312 hektare yang dikuasai oleh 19 perusahaan. Dari luasan tersebut hanya 944,205 hektare yang efektif untuk tanaman pokok.

Rencana pemerintah untuk membangun pabrik yang digadang-gadang merupakan terbesar di dunia tersebut oleh perusahaan dengan pembiayaan 100 persen modal asing berdasarkan Surat BKPM No 361/1/IP/PMA/2012 tentang izin Prinsip Penanaman Modal PT OKI Pulp and Paper Mills.

"Rencana akan dibangun di Desa Jadi Mulya dengan luas mencapai 2.800 Hektare, 200 hektara di antaranya untuk Dermaga. Namun, kajian Amdalnya masih belum diputuskan instansi terkait," tambah Sadat.

Pabrik tersebut nantinya akan memproduksi pulp sebesar 2.000.000 ton/tahun, dengan kebutuhan bahan baku kayu mencapai sedikitnya 8,6 juta ton/tahun.

Selain itu, ujarnya pembangunan pabrik ini juga diperkirakan akan semakin meningkatkan konflik agraria di Sumsel yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

Bupati OKI Ishak Mekki, mengatakan pabrik yang akan dibangun di kawasan desa Air Sugihan Kecamatan Air Sugihan akan menampung banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang menanam pohon kertas.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Yusrin Effendi mengaku belum mendapatkan kabar perihal pembangunan pabrik kertas tersebut. Pun dengan Dinas Penanaman Modal Asing Provinsi Sumsel Permana juga belum mendapatkan kabar pembangunan pabrik yang merupakan investasi modal asing.

sumber ; http://m.mediaindonesia.com



Artikel Terkait:

0 komentar: