WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, November 13, 2012

Tuntaskan Masalah Banjir

PALEMBANG– Solusi mengatasi banjir yang kerap melanda Kota Palembang dirasa makin mendesak dan harus tuntas dilakukan. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel yang menggelar aksi di depan Kantor Pemkot Palembang kemarin menyampaikan, Pemkot harus segera mengupayakan solusi konkret untuk mengatasi banjir di daerah ini.Menurut koordinator aksi Gita, banjir yang terjadi belakangan ini sudah sangat meresahkan warga.

Tidak hanya mengganggu kenyamanan, banjir juga telah merugikan banyak hal,baik ekonomi,pendidikan, maupun jalur transportasi. “Dalam berbagai bencana ekologi yang ada,termasuk banjir, sudah jelas masyarakat yang menanggung akibatnya. Sementara, penyebab sesungguhnya adalah kebijakan atau perizinan- perizinan yang merusak kelangsungan hidup tidaklah pernah disentuh,”cecarnya.

Menurut dia,penyebab banjir yang tidak tuntas diatasi pemerintah saat ini di antaranya minimnya ruang terbuka hijau (RTH), alih fungsi rawa secara masif dan tidak efektifnya keberadaan drainase. Belum lagi berbagai kegiatan usaha yang tidak pernah memerhatikan lingkungan hidup semakin memicu terjadinya banjir di Kota Palembang “Kami mendesak Pemkot Palembang agar segera mencari solusi untuk mengantisipasi banjir,dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan di perkotaan,”tukasnya.

Kepala Satker Nonvertikal Tertentu (SNVT) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Provinsi Sumsel Tagore Ramlan memastikan,segera dibangun kolam retensi di simpang Bandara SMB II, seluas 2 hektare untuk mengatasi banjir di daerah itu.“Pengerjaan pembangunan kolam retensi ini direncanakan dilakukan awal 2013.Kita harap ganti rugi lahannya dapat disegerakan,” kata dia kemarin.

Pembuatan kolam retensi di kawasan ini dinilai sangat mendesak, mengingat tikungan di kawasan tersebut kerap dilanda banjir. Dengan dibangunnya kolam retensi di kawasan itu, dipastikan banjir dapat dikurangi.“ Apalagi lokasi tersebut strategis sebagai akses menuju bandara,”ujarnya. Terpisah,Ketua Komisi III DPRD Kota Palembang M Hidayat menilai, banjir yang terjadi di Kota Palembang tidak sepenuhnya disebabkan aktivitas penimbunan rawa untuk pembangunan mal, ruko, dan perumahan.

“Itu disebabkan beberapa drainase yang ada tersumbat.Untuk itulah,peran aktif masyarakat dibutuhkan, terutama bergotong-royong membersihkan aliran drainase,” ungkapnya. Adapun Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) No 5/2008 tentang Rawa, yang dicabut beberapa waktu lalu,kini sudah disahkan.

Pengesahan putusan dicetuskan Pansus XVI DPRD Kota Palembang. Alotnya putusan Perda Rawa ini lantaran harus dikaji dengan beberapa pertimbangan,salah satunya penimbunan rawa reklamasi harus ditimbun dengan pasir bukan tanah. “Kita perlu mempertimbangkan kepentingan rakyat. Kita tidak mau hal yang telah diputuskan akan berdampak buruk,”katanya.

Koica Kaji Penyebab Banjir

Terpisah,Kepala Dinas PU Cipta Karya (PUCK) Rizal Abdullah mengatakan, untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kota Palembang,saat ini Korea Internasional Cooperation Agency (Koica) tengah melakukan kajian untuk membentuk master plan pencegah banjir. “Jika master plan-nya sudah selesai pada 2013, implementasi atau pengerjaan di lapangan akan kita laksanakan pada 2014.Kita harapkan,pada 2015 banjir yang terjadi di Kota Palembang dapat sepenuhnya teratasi,” ujar Rizal di ruang kerjanya kemarin.

Agar permasalahan banjir dapat teratasi dengan baik dan cepat, Rizal mengaku, pada 2013 pemerintah pusat telah menyiapkan anggaran melalui APBN sebesar Rp40 miliar, yang nantinya dibagikan ke 15 kabupaten/kota dalam wilayah Sumsel.“Selain anggaran dari pemerintah pusat,pemerintah provinsi maupun kabupaten/- kota juga menyiapkan dana pendamping. Untuk provinsi sekitar Rp1,2 miliar,”tutur dia.

Rizal menuturkan,banjir di Kota Palembang ini di antaranya disebabkan pembangunan yang tidak memedulikan drainase. Jadi, air yang sebelumnya tertampung dengan baik menjadi meluap dan menggenangi jalan maupun permukiman warga. “Kebanyakan saat ini pembangunan lebih didahulukan, baru drainase. Padahal, yang benar itu sebelum melakukan pembangunan, terlebih dahulu kajian dan pembuatan drainase dilakukan.

Dengan begitu, saat terjadi hujan,air dapat mengalir dengan baik menuju sungai,”kata dia. Berdasarkan data Dinas PUBM dan PSDA Kota Palembang, hingga saat ini terdapat 43 titik yang menjadi langganan banjir saat turun hujan. Kawasan yang menjadi langganan banjir tersebut yaitu 12 titik di Kecamatan Ilir Timur II,6 titik di Ilir Timur I, 3 titik di Kalidoni,1 titik di Sako,4 titik di Ilir Barat I, dan 2 titik di Seberang Ulu II.

Sementara, di jalan protokol yang menjadi langganan banjir yaitu Jalan Jenderal Sudirman depan Hotel Sintera, Jalan Basuki Rahmat simpang Polda, Jalan R Sukamto depan Rumah Makan Pindang Meranjat,serta beberapa akses menuju permukiman, seperti Jalan Mayor Salim Batubara, Jalan Pipa Reja, Jalan Seduduk Putih,dan Jalan Sukabangun II.

KBM SDN 156 Berangsur Normal

Setelah sempat diliburkan tiga hari lantaran ruang kelasnya terendam banjir, kemarin ribuan siswa SDN 156 Palembang sudah kembali melakukan kegiatan belajar-mengajar (KBM) secara normal.Meski begitu,di beberapa kelas siswa masih terlihat sibuk membersihkan sisa-sisa banjir. Ditemui di sekolahnya kemarin, Kepala SDN 156 Palembang Sumratul mengatakan, masalah banjir yang merendam puluhan sekolah ini sudah sering mereka adukan ke pemerintah kota hingga DPRD.

Namun, mereka harus kembali sabar karena perbaikan baru akan dianggarkan pada 2013. “Sudah tujuh kali kami melaporkan masalah ini.Terakhir ke DPRD langsung. Kami diminta sabar sampai 2013 karena perbaikan baru dapat dilakukan menggunakan dana tuntas,” tutur Sumratul. Karenatakpunya pilihanlain, pihaksekolahpunpasrahdengan kondisi yang ada, termasuk menjelang musim penghujan seperti ini.

Hanya, agar bukubuku pelajaran dan arsip tidak terendam seperti banjir empat hari lalu, mereka mulai mengamankanarsipdanbuku- buku ke tempat-tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari banjir.



Artikel Terkait:

0 komentar: