WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, Januari 29, 2013

Kronologis kejadian Pembubaran, dan penangkapan aktifis Walhi sumsel dan Petani Sumsel


Anwar sadat Direktur Walhi Sumsel,saat di tangkap di POLDA sumsel
Kronologis aksi 29 Januari 2013
Pembubaran aksi dan penangkapan Direktur Walhi Sumsel

Aksi di mulai pukul 12.30 Wib dengan menggunakan kendaraan Truck dan motor menuju taman kota yang berada di Simpang Polda Sumsel.

Sampai di taman Polda sumsel massa aksi yang di pimpin Dedek Caniago mulai menyusun barisan untuk melakukan Long march ke halaman Polda sumsel.

Pukul 12.40 Wib Massa aksi yang berjumlah sedikitnya 300 orang yang membawa atribut 1 buah spanduk, beberapa bendera organisasi Seperti Bendera Merah Putih, Serikat Petani Sriwijaya, Sarekat hijau Indonesia, Serikat Petani Indonesia Sumsel, Walhi Sumsel dan lainnya.

Dengan susunan massa aksi di depan barisan adalah mobil komando yang membawa speaker aktif, selanjutnya barisan Perempuan dan massa yang memegang bendera organisasi. Massa aksi di pagari dengan tali plastic.

Pukul 13.00 Wib Massa aksi sampai di depan Polda Sumsel. dan kembali menyusun barisan yang berada di depan gerbang Polda Sumsel.

Mobil komando di letakan di pinggir trotoar yang ada di jalan sedangkan massa aksi berada di depan pintu masuk Polda Sumsel.

Pimpinan massa aksi dan perwakilan organisasi secara bergantian melakukan orasi di atas mobil komando.

13.10 Wib Humas Polda sumsel Jarod Padakova beserta aparat lainnya mendekati massa aksi. Sedangkan massa aksi tetap melakukan orasi.

13.19 Wib Humas polda sumsel meminta untuk dapat berbicara di depan massa aksi. Namun massa menolak karena mereka meminta agar pejabat polda yang turun langsung berdialog dengan mereka. (Terlihat pagar polda terbuka sekitar 1,5 meter.)

13.24 Wib Humas Polda meninggalkan massa aksi dan masuk kembali ke dalam pagar Polda,di jalan terlihat Humas berbincang dengan salah seorang aparat polisi yang menggunakan pakaian hitam membawa Toa. Tak lama kemudian seluruh polisi berseragam masuk ke dalam pagar gerbang polda sedangkan polisi lainnya yang tidak menggunakan seragam tampak masih berkeliaran di seputar massa aksi. (pintu pagar di tutp kembali)

Massa aksi terus melanjutkan orasinya secara bergantian.

14.00 wib Kabid Humas Polda keluar dan kembali menemui massa aksi dan berbicara di depan massa aksi diatas di depan Mobil komando dengan menggunakan pengeras suara milik massa aksi. Terlihat sadat dan dedek chaniago berada di samping kabid humas (hujan rintik rintik)

Jarod padakova menjelaskan kepada massa aksi untuk menyampaikan laporanya secara langsung kedalam sesuai procedu misalnya tindakan anggota polisi yang memukul dan merusak musolah pada 29 januari lalu silakan dilaporkan, dan polisi akan memprosesnya, dan akan menjelaskan perkembangan kasusnya secara transparan. Dan saya yang akan menerima laporannya secara langsung di ruang SPK, bila perlu saya yang kawal masuk kedalam.

14.10 Wib Selesai berbicara di depan massa aksi jarod padakova kabid Humas polda memberikan Mikroponnya kepada anwar sadat yang saat itu sudah berada didepannya, Anwar sadat langsung menerima mikropon tersebut sambil bertanya apakah bapak sudah selesai? Dijawab jarod sudah.

Lalu sadat menangapi penjelsan jarod, dengan mengatakan bahwa soal laporan polisi, sudah terlalu banyak laporan yang kami sampaikan tapi tidak ada satupun yang diproses. Termasuk terakhir laporan soal keluarga angga dn korban limbang jaya kepada polisi sampai saat ini tidak pernah jelas dan tidak pernah tahu perkembangannya dan prosesnya sampai sekarang. Itu yang pertama lalu yang kedua adalah kalo memang mau laporan,silakan saja bapak catat lansung laporannya disini tinggal ditulis dan lainnya, kita tidak perlu masuk ke dalam, biar disini karena banyak orang yang menyaksikan. Selanjutnya ketiga kalo soal prosedur Polisi sendiri yang tidak pernah main procedural, langsung main tangkap.

Mendengar perkataan sadat yag terakhir terlihat jarod langsung meninggalkan anwar sadat dan massa aksi yang diikuti beberapa Polisi berpakaian seragam dan pakaian bebas termasuk kasat intel Polresta palembang serta langsung masuk kedalam lalu sadat pun menhentikan penjelasannya dan mengatakan sudah kawan kawan kita tunggu saja. Kita bukan melawan tapi kita menunjukan fakta fakta yang ada.

Selanjutnya sadat naik ke atas mobil komando sambil berteriak “Hidup rakyat” dan dia menjelaskan kembali kepada massa aksi tentang apa yang baru saja di katakana kepada Kabid Humas.

14.10 Wib massa aksi di persilahkan untuk duduk mendengarkan kembali orasi orasi warga, terlihat massa aksi sudah mulai sedikit karena mulai berteduh terlihat haya sekita puluhan orang yang masih bertahan. Pintu pagar polda mulai lowong tidak adalagi massa yang berkumpul.

14.40 Wib massa aksi yang di pimpin oleh satu orang warga membaca surat yasin bersama sama, terlihat anwar sadat berada di belakang mobil pick Up yang jaraknya sekitar 6 meter dari pintu pagar masuk polda dan disamping pemimpin pembaca yasin.sedangkan dedek caniago berada di trotoar jalan yang berada sekitar 8 meter dari pagar masuk.

15.10 Wib pembacaan yasin selesai karena telah masuk waktu sholat ashar maka beberapa orang massa aksi melakukan sholat berjamaah di depan pagar masuk Polda yang jaraknya sekitar 3 – 5 meter. Anwar sadat dan kamaludin ikut menjadi jamaah dalam sholat.

Sedangkan massa aksi yang lain yang tidak ikut sholat berjamaah duduk santai melepas letih sambil bercengkrama dengan yang lain. (hujan telah berhenti)

Pukul 15.20 Sholat berjamaah selesai massa aksi diminta untuk beristirahat terlebih dahulu, mendengar hal itu massa aksi pun melanjutkan duduk nya di trotoar jalan.

15.30 Wib hujan turun dengan derasnya hal ini membuat massa aksi banyak mencari tempat berteduh sedangkan polisi yang memaki pakian bebas Hitam putih dan lainnya serta polisi yang berpakaian seragam dan membawa perisai serta pentunganpun terlihat ikutan berteduh di bawah fly over jalan maupun yang masuk kedalam pos penjaga.

Melihat kondisi tersebut dedek caniago sebagai coordinator aksi langsung berinisiatif mengambil mikropon dan berdiri diatas Mobil komando. Dia mengatakan Petani jangan takut kehujanan, biarkan polisi-polisi itu saja yang takut dengan hujan”. Mendengar hal itu massa kembali berkumpul di belakang mobil. Dan saat itu terlihat 3 orang memukul mukul pagar dengan bambu bendera. Hal ini membuat polisi yang duduk duduk di pos penjagaan kembali berdiri.

Dan anwar sadat pun yang berada di samping mobil komando meneriakan (tanpa Mikropon) untuk massa menjaga jarak dengan pagar. Di ikuti dedek caniago yang mengatakan kepada massa aksi agar Jangan bertindak di luar perintah komando, siapa yang bertindak diluar komando berarti pengkhianat, Kepada massa aksi mundur 5 langkah kebelakang.

Pukul 15.50 wib terlihat ada 3 orang kembali mengerak gerakan pagar polda akibatnya dari geraka tersebut sekitar pukul 15.50 Wib pagar Polda roboh dan disaat itu juga Polisi berdatangan dari segala arah menangkap dan memukul anwar sadat, dedek caniago dan puluhan petani lainnya

Pukulan terhadap anwar sadat oleh polisi ini membuat kepala anwar sadat mengeluarkan darah dan terlihat leher anwar sadat di jepit oleh salah seorang polisi berseragam yang diduga adalah kapolres IT 1.

Pemukulan yang dialami anwar sadat juga dialami oleh puluhan petani lainnya.
Berikut adalah nama Nama Yang ditangkap oleh Polisi
  1.  Anwar sadat Direktur Walhi sumsel dengan kondisi Pecah di kepala
  2. Dedek Chaniago Staf POPER Walhi Sumsel dengan kondisi luka memar di sekujur tubuh
  3. Doni Agustian Relawan Walhi Sumsel dengan luka memar
  4. Abdul Kadir Humas Serikat Petani Sriwijaya Kab MUBA dengan luka memar di wajah 
  5.  Ahmad Yani Serikat Petani Sriwijaya Kab OKI dengan Luka di Muka
  6. Muhammad Serikat Petani Sriwijaya Desa Betung KAB OI dengan retak di dada 
  7.  Fikri SPS desa Sunur Kab OI dengan Luka memar di kepala
  8. Kamaludin SPS desa Betung Kab Ogan ilir pecah Kepala
  9. Am SPS Kab MUBA memar kena terjang 
  10.  MEMET Persatuan pemuda Islam Sumsel Muba dengan Luka memar
  11. Rosita (perempuan) SPS Betung ogan Ilir dengan Luka Memar di pungung dan paha
  12. Suwan 
  13. Rafiq
  14. Eko widodo 
  15. Firli 
  16. Kailani 
  17. Lukman 
  18. Yitno 
  19. Zamhuri
  20. Rizal
  21. Syam Nawawi 
  22. Tedi Pranata
  23. suhardi SPS Muba
  24. ahmad jaya
  25. sugianto 
  26. umri SPS MUBA

Demikian pembaruan Kronologis lengkap ini di buat berdasarkan dari informasi yang dihimpun dari beberapa saksi yang melihat kejadian

Palembang, 8 Februari 2013
Walhi Sumsel

 
Selengkapnya...

Senin, Januari 28, 2013

Ratusan Petani Demo Mapolda Sumsel

PALEMBANG - Ratusan petani dari empat organisasi yakni Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumsel, Serikat Petani Sriwijaya (SPS), Persatuan Pergerakan Petani Indonesia (P3I), Sarekat Hijau Indonesia Sumsel didampingi WALHI Sumsel mendatangi Markas Polda (Mapolda) Sumsel, Senin (28/1/2013) pagi.

Mereka berunjuk rasa mengecam penangkapan dan penganiayaan warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir pada tanggal 25 Januari 2013 lalu.

"Banyak warga mengalami pemukulan, sedikitnya ada 5 orang dianiaya dan ditangkap yakni Ali Aman, Asmadi, Yuden, Syakfan dan Samroni," kata Koordinator Aksi Anwar Sadat dari WALHI Sumsel kepada Sripoku.com.

Diceritakannya bila kejadian bermula saat warga berniat menggelar peringatan Maulid Nabi pada hari Jumat (25/1/2013) lalu di lahan sengketa antara masyarakat dengan PTPN VII Cinta Manis.

Saat itu datang sekitar 1.000 orang personel polisi dari Polres Ogan Ilir, Kodim dan Pemkab.

"Kapolsek AKBP Denni Dharmapala mengatakan hanya untuk silaturahmi dan mendata warga. Kemudian, Kapolres meminta warga meninggalkan lahan atau diproses secarahukum karena telah melanggar," ujarnya.

Perdebatan terjadi antara kedua belah pihak. Warga yang terus menolak bersama-sama keluar mushola dan memindahkan kegiatan di kebun karet berjarak 5 menter.

"Saat Yasis, Tahlil dan Zikir, seorang warga bernama Aman yang berada di pinggir barisan saf dipukuli aparat dan ditodong pisol. Personel lain memerintahkan mushola Az-Zahra dihancurkan, mendengar itu warga langsung berdiri. Dari situ kejadian bermula," paparnya.

Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2013/01/28/ratusan-petani-demo-mapolda-sumsel 
Selengkapnya...

Serikat Petani Sumsel Desak Polda Bebaskan Anggotanya

Palembang: Serikat Petani Sumatra Selatan meminta Kapolda setempat Irjen Pol.Drs.Iskandar Hasan membebaskan satu anggotanya yang ditangkap Polres Ogan Ilir terkait pemanfaatan lahan bersengketa dengan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.

"Kami meminta Kapolda Sumsel memerintahkan Kapolres Ogan Ilir AKBP Deny Dharmapala membebaskan salah seorang petani Desa Betung karena dinilai yang bersangkutan tidak bersalah," kata Ketua Serikat Petani Sumsel (SPS) Anwar Sadat di Palembang, Senin (28/1).

Untuk mendesak Kapolda agar segera membebaskan salah satu anggotanya itu, pada Senin (28/1) ratusan warga dan petani akan melakukan aksi damai di
Mapolda Sumsel.

Dalam aksi tersebut mereka juga akan meminta pertanggungjawaban aparat Polres Ogan Ilir yang telah melakukan pemukulan terhadap lima warga Desa
Betung ketika membubarkan kegiatan yang digelar di atas lahan bersengketa dengan PTPN VII pada Kamis (24/1), katanya.

Dijelaskan, pihaknya mengecam keras tindakan penangkapan dan pemukulan yang diduga dilakukan oknum kepolisian dan petugas keamanan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Cinta Manis terhadap sejumlah warga dan petani di Desa Betung, Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir itu.

Ia mengatakan peristiwa pemukulan yang terjadi pada 24 Januari 2013 ketika warga dan petani sedang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di atas lahan sengketa dengan PTPN VII, tidak bisa ditoleransi.

Selain menggelar aksi damai, pihaknya bersama tim advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel dan aktivis organisasi peduli nasib petani lainnya berencana melakukan gugatan secara hukum, kata Ketua SPS itu.

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/28/6/126459/Serikat-Petani-Sumsel-Desak-Polda-Bebaskan-Anggotanya 
Selengkapnya...

Minggu, Januari 27, 2013

Walhi: Tragedi Banjir Jakarta Bayangi Palembang

Palembang: Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Selatan Anwar Sadat menilai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palembang yang memiliki fungsi resapan air sangatlah minim.

"Jumlah RTH sangat minim bahkan tidak sampai 5%. Padahal kalau kita lihat lagi, Undang undang mengamanatkan 30% RTH," kata Anwar di Palembang, Sabtu (26/1).

Ia menambahkan, Palembang memiliki potensi sama seperti tragedi banjir yang terjadi di Jakarta hingga memakan korban jiwa di salah satu gedung.

"Ada pembangunan yang tidak memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Ini berpotensi mengakibatkan kejadian banjir seperti di Jakarta. Apalagi (pembangunan tanpa AMDAL) di wilayah tersebut (di Palembang) merupakan kawasan rawan banjir. Mereka tidak memiliki kajian apabila terjadi sebuah keadaan darurat," paparnya.

Di sisi lain, Pemerintah Kota Palembang melarang keras penimbunan di 14 titik kawasan rawa budidaya dan konservasi.

Menurut Kepala Dinas Perkerjaan Umum dan Pengelolaan Sumber Daya Perairan Kota Palembang, Dharma Budi itu merupakan upaya mengatasi banjir yang kian Palembang--kota yang tengah dilirik menjadi Ibukota Negara.

"Ini mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) No. 11 Tahun 2012 tentang Pembinaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Rawa," ujar Dharma di Palembang.

Dijelaskan lebih lanjut, 14 titik tersebut merupakan lokasi zona merah berdasarkan hasil kajian oleh tim.

"Memang tidak ada spesifikasi khusus untuk kawasan yang boleh ditimbun atau tidak namun perda tersebut sudah menjadi acuan," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini 2.106,13 hektare luas rawa konservasi serta 2.811,21 hekatare rawa budidaya yang ada di Kota Palembang. 

Dirinya pun berjanji akan menindak tegas terhadap pihak manapun yang malakukan penimbunan di 14 titik zona merah tersebut.

"Jika itu terjadi maka izinyan akan kita cabut dan langsung melakukan proses hukum," cetusnya.

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/26/6/125982/-Walhi-Tragedi-Banjir-Jakarta-Bayangi-Palembang 
Selengkapnya...

Ribuan polisi Ogan ilir tangkap dan aniaya Petani saat sedang Peringati Maulid Nabi

Palembang (27/1), Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat – Ogan Ilir pada Jum’at (25/1) di lahan yang selama ini disengketakan antara masyarakat dengan PTPN VII Cinta Manis, berakhir dengan tragis, Dengan ditangkapnya 1 orang warga bernama Suardi bin Damiri (32 Th) yang sampai berita ini diturunkan belum jelas alasan penangkapannya, dan 5 orang lainnya mengalami luka lebam akibat tindak kekerasan berupa pemukulan oleh aparat kepolisian yang dibantu preman Perusahaan saat membubarkan kegiatan keagamaan umat islam yang dilakukan setiap satu tahun sekali.   

Hal ini terjadi saat warga yang berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak anak, memulai pembacaan surat yasin dan tahlil. Tiba tiba seorang dari warga yang bernama Ali Aman bin Bain (52 Tahun) yang saat itu posisinya sedang berada dipinggir barisan Jama’ah, dipukuli oleh Aparat polisi dibantu dengan Preman dengan menggunakan kayu, dan diancam dengan pistol.

Secara bersamaan saat pemukulan terjadi, Musollah AZ-ZAHRA tempat biasa masyarakat melakukan ibadah sholat dan zikir dihancurkan Aparat, disusul dengan penangkapan serta pemukulan terhadap warga lainnya dengan alasan memeriksa Senjata Tajam, yang pada saat itu tidak ada seorang pun membawa Senjata Tajam.

“Polisi memukuli warga dengan kayu dan mengancam dengan Pistol, dgn alasan sedang mengeledah warga yang membawa senjata tajam”  Ujar Anwar Sadat Direktur Walhi Sumsel saat melakukan jumpa pers (jumat,25/1) di Walhi sumsel.

Saat kejadian pemukulan berlangsung banyak anak anak yang melihat langsung ketakutan, dan menangis karena melihat orang tua mereka dipukuli secara membabi buta oleh aparat polisi dan preman perusahaan.

Akan tetapi tangisan anak anak tersebut menurut Sadat sapaan akrab anwar sadat ini, tidaklah menghentikan perlakuan polisi terhadap warga, sehingga akhirnya warga mengambil inisiatif mundur dari Kebun Karet menuju rerimbunan pohon yang berjarak ±10 Meter dari Kebun.

Pemukulan baru berhenti sekitar pukul 18.30 Wib saat seluruh warga memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing masing.

Atas tindakan Polisi dan Perusahaan tersebut Walhi sumsel bersama Serikat Petani Sriwijaya (SPS), Sarekat Hijau Indonesia dan SPI sumsel menuntut  Agar Kapolda sumsel segera mencopot Kapolres Ogan Ilir, AKBP Denni Dharmapala, karena dengan otoritas yang dimilikinya terus saja mengulangi kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat.

Menurut sadat hal ini dikarenakan hingga saat ini AKBP Denni Dharmapala masih dipercaya menjabat Kapolres Ogan Ilir, sementara yang bersangkutan merupakan penanggung jawab utama di lapangan dalam tragedi berdarah 27 Juli 2012 di Desa Limbang Jaya – Ogan Ilir yang menyebabkan meninggalnya Angga bin Dharmawan (11 Th), teramputasinya lengan kanan Rusman (36 Th), dan beberapa warga lainnya juga mengalami luka tembak, puluhan orang dikriminalisasi, serta hampir banyak rakyat mengalami traumatik yang dalam hingga saat ini.

Selain itu Anwar sadat juga Mendesak Polres Ogan Ilir untuk segera membebaskan tanpa syarat warga Desa Betung atas nama Suardi bin Damiri (32 Th), karena menurutnya, aparat tidak punya alasan untuk menangkapnya dan terlihat tidak prefesional, penuh dengan rekayasa hukum;

“Kami menuntut Polisi untuk segera membebaskan Suardi secepatnya karena penangkapan terhadap beliau penuh dengan rekayasa” kata sadat

Selanjutnya mereka juga menuntut agar Pemerintah untuk segera mengembalikan tanah-tanah rakyat yang telah dirampas oleh PTPN VII Cinta Manis. Dan mendesak KaPolri dan Panglima TNI untuk menghentikan keterlibatan aparat dibawahnya dalam konflik agrarian.
Selengkapnya...

Kronologis Penangkapan dan Penganiayaan Warga Betung saat Melakukan Peringatan Maulid Nabi

Kronologis Penangkapan dan Penganiayaan Warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,
Tanggal 25 Januari 2013

  1. Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat – Ogan Ilir diselenggarakan pada Hari Jum’at Tanggal 25 Januari 2013 di lahan yang selama ini disengketakan antara masyarakat dengan PTPN VII Cinta Manis;
  2. Pukul 14.30 masyarakat mulai berkumpul untuk melaksanakan ritual Maulid Nabi Muhammad SAW;
  3. Sambil menunggu kehadiran PENCERAMAH, warga melakukan persiapan acara; memasang kaligrafi, bendera, memasang spanduk, dan membuat spanduk peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW
  4. Pukul 15.30 sekitar 1000 orang yang terdiri dari Aparat Kepolisian Polres Ogan Ilir, Kodim, Pemda Ogan Ilir, dan Preman mendatangi warga yang berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari Ibu-ibu, laki-laki dewasa, pemuda, dan anak-anak yang posisinya saat itu kebanyakan telah berada di dalam Mushalla;
  5. Di dalam Mushalla, Kapolres Ogan Ilir (AKBP Denni Dharmapala) menyatakan bahwa kedatangan mereka hanya untuk Silaturahmi, namun dilanjutkan dengan arahan untuk mendata warga dengan alasan guna mengetahui siapa-siapa saja dari warga yang memiliki lahan. Warga menyatakan bahwa mereka semua pemilik lahan. Atas pernyataan warga tersebut Kapolres Ogan Ilir (AKBP Denni Dharmapala) mengatakan bahwa tindakan warga telah menyalahi hukum, dan langsung Kapolres menekankan 2 (dua) pilihan ke masyarakat, yakni; masyarakat harus meninggalkan lahan dan proses hukum tidak akan diteruskan atau jika tetap berada di lahan maka Polisi akan melakukan tindakan hukum kepada warga. Terhadap pernyataan ini masyarakat menyatakan bahwa lahan yang mereka manfaatkan saat ini merupakan lahan masyarakat. Terjadi silang pendapat berulang-ulang antara warga dengan Kapolres Ogan Ilir, dan Kapolres tidak lagi memiliki argument yang dapat menekan warga, Kapolres menekankan kembali bahwa masyarakat telah bertindak melawan hukum, dan Kapolres perlu menjalankan kewajibannya, untuk itu warga yang merasa mengklaim lahan harus didata;
  6. Warga menolak dan secara bersamaan keluar dari dalam Mushalla dan mendekati kebun karet pribadi milik warga yang berjarak ±5 Meter dari Mushalla;
  7. Di areal kebun karet tersebut warga memulai kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan diawali membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Zikir yang sesaat kemudian langsung dikepung oleh fihak Aparat;
  8. Pada saat warga membaca Yasin, Tahlil, dan Zikir tersebut 1 (satu) orang warga bernama Ali Aman bin Bain (52 Tahun) yang berada dipinggir barisan Jama’ah/massa dipukuli oleh Aparat dan Preman dengan menggunakan kayu dan tangan kosong, serta diancam pistol dan akan diangkut ke mobil, namun yang bersangkutan mempertahankan diri;
  9. Secara bersamaan Musollah AZ-ZAHRA yang dibangun warga dihancurkan Aparat, dan disusul dengan penangkapan serta pemukulan terhadap banyak warga lainnya dengan alasan memeriksa Senjata Tajam, yang disertai dengan perintah oleh Kapolres OI untuk Menembak
  10. Spontan masyarakat hampir keseluruhan berdiri sambil meneriakkan Takbir:Allah Akbar;
  11. Aparat terus memukuli dan menangkapi warga, dan wargapun mengambil inisiatif bergeser mundur dari Kebun Karet ke arah rerimbunan pohon yang berjarak ±10 Meter dari Kebun;
  12. Aparat mendekati warga, dan atas situasi ini sebagian warga memilih menghindar dan sebagian lagi tetap bertahan, hingga pada pukul ±18.30 hampir seluruh warga mengambil keputusan kembali ke Desa;

Keterangan korban dan kerugian warga;
  1. Dalam kejadian ini banyak warga mengalami pemukulan, setidaknya tercatat 5 orang warga dianiaya dan akan ditangkap, yakni; Ali Aman bin Bain (52 Th), Asmadi bin Abdul Hadi (cidera pada kaki kanan), Yuden bin Sya’i (memar pada punggung), Syakfan bin Safar (24 Th), dan Samroni (50 Th).
  2. Sementara warga yang ditangkap dan dibawa ke Polres Ogan Ilir sebanyak 1 orang bernama Suardi bin Damiri (32 Th).
Terhadap warga atas nama Suardi bin Damiri ini, pada malam harinya Polres Ogan Ilir mengeluarkan surat perintah penangkapan paksa dengan dasar telah lakukannya Panggilan sebelumnya, yakni panggilan Pertama Tgl 26 Desember 2012 dan Panggilan Kedua Tgl 25 Januari 2013. Padahal dipastikan tidak pernah yang bersangkutan sebelumnya dipanggil oleh Polres Ogan Ilir.
  1. Selain merusak Musollah, satu sepeda motor milik warga Muzardi bin Zakaria dan puluhan batang karet pribadi milik warga Beni bin Munsiri dirusak Aparat.


Atas kejadian ini, WALHI Sumsel, SPI Sumsel, Serikat Petani Sriwijaya, dan Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Selatan, sangat menyesalkan tindakan aparat tersebut, apalagi dilakukan saat warga hendak menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Atas hal ini, kami menyatakan sikap;
  1. Agar Kapolda segera mencopot Kapolres Ogan Ilir, AKBP Denni Dharmapala, karena dengan otoritas yang dimilikinya terus saja mengulangi kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat. Sebagaimana diketahui bahwa hingga saat ini AKBP Denni Dharmapala masih dipercaya menjabat Kapolres Ogan Ilir, sementara yang bersangkutan merupakan penanggung jawab utama di lapangan dalam tragedi berdarah 27 Juli 2012 di Desa Limbang Jaya – Ogan Ilir yang menyebabkan meninggalnya Angga bin Dharmawan (13 Th), teramputasinya lengan kanan Rusman (36 Th), dan beberapa warga lainnya juga mengalami luka tembak, puluhan orang dikriminalisasi, serta hampir banyak rakyat mengalami traumatik yang dalam hingga saat ini;
  2. Mendesak Polres Ogan Ilir untuk segera membebaskan tanpa syarat warga Desa Betung atas nama Suardi bin Damiri (32 Th), karena apapun alasan penangkapan adalah tidak prefesional dan pada selanjutnya penuh dengan rekayasa hukum;
  3. Kembalikan tanah-tanah rakyat yang telah dirampas oleh PTPN VII Cinta Manis;
  4. Secara mutlak hentikan turut campur Polri/TNI dalam konflik agraria;


Palembang, 27 Januari 2013

WALHI Sumsel,
SPI Sumsel,
Serikat Petani Sriwijaya,
Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Selatan
Selengkapnya...

Polisi Datangi Warga Saat Peringatan Maulid Nabi

PALEMBANG - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel menggelar konferensi pers di Kantor Walhi Sumsel, Minggu (27/1/2013).


Pertemuan tersebut membahas tentang kronologis penangkapan dan penganiayaan terhadap warga yang dilakukan Polres Ogan Ilir saat warga hendak merayakan Maulid Nabi pada Jumat (25/1/2013) di Desa Betung, Kabupaten OI.

Dikatakan Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat, saat warga tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan perayaan, rombongan Polres OI datang dengan sejumlah anggota.

"Tak lama terjadi silang pendapat antara warga dengan Polres OI terkait kepemilikan lahan. Denni, Kapolres Ogan Ilir meminta warga untuk meninggalkan lahan yang ditempati oleh warga," kata Anwar.

Karena warga keberatan, pihak Polres OI melakukan pemukulan terhadap warga, yang mengakibatkan lima warga menderita luka-luka. Selain itu, ada juga seorang warga yang ditangkap dan sudah berstatuskan tersangka.

"Kami minta kepada Kapolda Sumsel untuk mencopot jabatan Denni sebagai Kapolres OI. Kami juga minta polisi membebaskan warga yang ditangkap karena dia tidak sama sekali berbuat kriminal," kata Anwar.
 
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2013/01/27/polisi-datangi-warga-saat-peringatan-maulid-nabi 
Selengkapnya...

Walhi Khawatirkan Kriminalisasi Petani di Desa Betung

INDRALAYA - Direktur Walhi Sumsel sekaligus Sekjen Serikat Petani Sriwijaya, Anwar Sadat dalam pesan BlackBerry Mesengger-nya menyatakan mendesak Kapolda Sumsel agar memberhentikan Kapolres Ogan Ilir, AKBP Deni Dharmapala karena telah bertindak secara semena-mena terhadap petani.


Hal itu terkait adanya kedatangan ratusan anggota polsi ke Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir, Rabu (23/1/2013) sore hari. Dalam kedatangan itu, menurut Anwar telah terjadi pengkriminalisasian petani Ogan Ilir.

Ia menjelaskan, pihak kepolisian bersama satuan pengamanan PTPN 7 Cinta Manis yang dipimpin langsung Kapolres Ogan Ilir, melakukan pengrusakan pagar dan sebagian bangunan musala yang didirikan warga. Selain itu, mereka juga melakukan penangkan terhadap dua orang warga namun berhasil diselamatkan oleh massa lainnya.

Menurutnya, pada saat itu warga diketahui tengah beraktivitas di lahan reklaming (lahan yang disengketakan dengan PTPN VII Cinta Manis). Diperkirakan, terdapat 150 orang gabungan aparat kepolisian dan satuan pengamanan perusahaan mendatangi lahan tersebut dan melakukan pengrusakan.

Anwar khawatir, hal tersebut membuka ruang terulangnya kembali kekerasan. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada para alim untuk menegur pihak PTPN VII Cinta Manis dan kepolisian yang telah merusak bangunan tempat ibadah.

Terpisah, Kapolres Ogan Ilir, Deni Dharmapala ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut menjelaskan, pihaknya memang mengunjungi warga tersebut. Namun, ia menampik bila kunjungan itu terjadi bentrok dan melakukan pengrusakan.

"Tidak ada bentrok dan pengrusakan," katanya ketika dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (24/1/2013) pagi. 

Deni menjelaskan, kedatangannya tersebut untuk memberitahukan bahwa kegiatan yang dilakukan warga melanggar hukum. Sebelumnya, menurut dia warga telah melakukan penebasan tunas tebu, pematokan lahan dan diduga melakukan pembakaran lahan tebu di tempat itu.
 
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2013/01/24/walhi-khawatirkan-kriminalisasi-petani-di-desa-betung 
Selengkapnya...

Petani Bentrok di PTPN VII Cinta Manis Sumsel

Palembang - Para petani di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan bentrok dengan aparat keamanan terkait sengketa lahan dengan PTPN VII Cinta Manis.

"Sekitar 150 polisi dan keamanan dari PTPN VII Cinta Manis menyerang warga yang berada di lahan reklaming," kata Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat kepada detikcom, Kamis (24/01/2013).

Dijelaskan Sadat peristiwa itu sendiri terjadi di Desa Betung Ogan Ilir, pada Rabu (23/1) kemarin sekitar pukul 17.00.

"Mereka merusak pagar dan sebagian bangunan musola yang didirikan warga dan melakukan penangkapan terhadap dua warga, tapi berhasil diselamatkan massa lainnya," jelas Sadat.

Terhadap peristiwa tersebut, Sadat mendesak Kapolda Sumsel agar memecat Kapolres Ogan Ilir karena bertindak secara semena-mena. Pasalnya dikhawatirkan dapat membuka ruang terulangnya kembali peristiwa
kekerasan seperti beberapa waktu lalu.

"Serta meminta para alim ulama untuk menegur PTPN VII Cinta Manis dan Kepolisian yang telah merusak tempat ibadah sebagai rumah Allah," kata Sadat.

Sebagai informasi, sudah beberapa kali terjadi bentrok antara PTPN VII Cinta Manis dengan para petani terkait sengketa lahan. Konflik sudah beberapa memakan korban jiwa dan terluka.

Sumber :http://news.detik.com/read/2013/01/24/042259/2151232/10/petani-bentrok-di-ptpn-vii-cinta-manis-sumsel
Selengkapnya...

Senin, Januari 14, 2013

50 Mahasiswa Ikuti Kursus Walhi Sumsel

Melalui kursus ini diharapkan mahasiswa mampu membangun gerakan politik di lingkungan kampus untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat

Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Selatan, mengikuti kursus politik yang digelar sejumlah organisasi aktivis lingkungan di Gedung Sekretariat Walhi Palembang.

Kursus politik yang berlangsung di Palembang, Minggu pada pukul 00.00 - 03.00 WIB itu digelar aktivis dari lima organisasi pecinta lingkungan hidup di Sumsel seperti Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI), Yayasan Spora, Sarekat Hijau Indonesia (SHI), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Pemateri kursus itu berasal dari aktivis Sumsel Anwar Putra Bayu, JJ Polong, dan aktivis dari Jambi, Yadi Mulya.

Panitia Pelaksana Kursus Politik Sudarto Marelo menjelaskan, kegiatan ini digelar bertujuan untuk memberikan pengetahuan seputar dunia politik kepada para mahasiswa dan meningkatkan daya kritis mereka.

Kegiatan kursus ini sengaja diselenggarakan pada tengah malam, guna membentuk karakter mahasiswa agar memiliki ketahan fisik, dan kemampuan berpikir yang baik meski dalam kondisi tidak normal.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut mampu berpikir dan bertindak secara baik di dalam kondisi apapun.

Melalui kursus ini diharapkan mahasiswa mampu membangun gerakan politik di lingkungan kampus untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dan meluruskan sesuatu yang menyimpang dari aturan hukum demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan sejahtera, kata Sudarto.

Sementara salah seorang mahasiswa Universitas PGRI Palembang Riyan mengatakan, kursus politik ini sangat penting diikuti karena bisa menambah pengetahuan dalam membangun gerakan di kampus.

Mahasiswa sebagai agen perubahan, dengan memiliki bekal pengetahuan politik yang baik diharapkan dapat berpartisipasi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, kata salah seorang peserta kursus politik itu menambahkan.
 
sumber : beritasatu.com
Selengkapnya...

Puluhan mahasiswa dapat kursus Politik tengah Malam

PALEMBANG -- Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Selatan mengikuti kursus politik. 
 
Kursus politik yang berlangsung di Palembang, Ahad (6/1) pukul 00.00 - 03.00 WIB, tersebut digelar oleh aktivis dari lima organisasi pecinta lingkungan hidup di Sumsel seperti Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI), Yayasan Spora, Sarekat Hijau Indonesia (SHI), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Panitia Pelaksana Kursus Politik, Sudarto Marelo, menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan seputar dunia politik kepada para mahasiswa dan meningkatkan daya kritis mereka.

Kegiatan kursus ini sengaja diselenggarakan pada tengah malam guna membentuk karakter mahasiswa agar memiliki ketahan fisik dan kemampuan berpikir meski dalam kondisi tidak normal.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut mampu berpikir dan bertindak secara baik di dalam kondisi apapun. Melalui kursus ini, mahasiswa diharapkan mampu membangun gerakan politik di lingkungan kampus untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.

''Mahasiswa diharapkan mampu meluruskan sesuatu yang menyimpang dari aturan hukum demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan sejahtera,'' kata Sudarto.

Sumber : Republika.co.id
Selengkapnya...