WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Minggu, Januari 27, 2013

Ribuan polisi Ogan ilir tangkap dan aniaya Petani saat sedang Peringati Maulid Nabi

Palembang (27/1), Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat – Ogan Ilir pada Jum’at (25/1) di lahan yang selama ini disengketakan antara masyarakat dengan PTPN VII Cinta Manis, berakhir dengan tragis, Dengan ditangkapnya 1 orang warga bernama Suardi bin Damiri (32 Th) yang sampai berita ini diturunkan belum jelas alasan penangkapannya, dan 5 orang lainnya mengalami luka lebam akibat tindak kekerasan berupa pemukulan oleh aparat kepolisian yang dibantu preman Perusahaan saat membubarkan kegiatan keagamaan umat islam yang dilakukan setiap satu tahun sekali.   

Hal ini terjadi saat warga yang berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak anak, memulai pembacaan surat yasin dan tahlil. Tiba tiba seorang dari warga yang bernama Ali Aman bin Bain (52 Tahun) yang saat itu posisinya sedang berada dipinggir barisan Jama’ah, dipukuli oleh Aparat polisi dibantu dengan Preman dengan menggunakan kayu, dan diancam dengan pistol.

Secara bersamaan saat pemukulan terjadi, Musollah AZ-ZAHRA tempat biasa masyarakat melakukan ibadah sholat dan zikir dihancurkan Aparat, disusul dengan penangkapan serta pemukulan terhadap warga lainnya dengan alasan memeriksa Senjata Tajam, yang pada saat itu tidak ada seorang pun membawa Senjata Tajam.

“Polisi memukuli warga dengan kayu dan mengancam dengan Pistol, dgn alasan sedang mengeledah warga yang membawa senjata tajam”  Ujar Anwar Sadat Direktur Walhi Sumsel saat melakukan jumpa pers (jumat,25/1) di Walhi sumsel.

Saat kejadian pemukulan berlangsung banyak anak anak yang melihat langsung ketakutan, dan menangis karena melihat orang tua mereka dipukuli secara membabi buta oleh aparat polisi dan preman perusahaan.

Akan tetapi tangisan anak anak tersebut menurut Sadat sapaan akrab anwar sadat ini, tidaklah menghentikan perlakuan polisi terhadap warga, sehingga akhirnya warga mengambil inisiatif mundur dari Kebun Karet menuju rerimbunan pohon yang berjarak ±10 Meter dari Kebun.

Pemukulan baru berhenti sekitar pukul 18.30 Wib saat seluruh warga memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing masing.

Atas tindakan Polisi dan Perusahaan tersebut Walhi sumsel bersama Serikat Petani Sriwijaya (SPS), Sarekat Hijau Indonesia dan SPI sumsel menuntut  Agar Kapolda sumsel segera mencopot Kapolres Ogan Ilir, AKBP Denni Dharmapala, karena dengan otoritas yang dimilikinya terus saja mengulangi kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat.

Menurut sadat hal ini dikarenakan hingga saat ini AKBP Denni Dharmapala masih dipercaya menjabat Kapolres Ogan Ilir, sementara yang bersangkutan merupakan penanggung jawab utama di lapangan dalam tragedi berdarah 27 Juli 2012 di Desa Limbang Jaya – Ogan Ilir yang menyebabkan meninggalnya Angga bin Dharmawan (11 Th), teramputasinya lengan kanan Rusman (36 Th), dan beberapa warga lainnya juga mengalami luka tembak, puluhan orang dikriminalisasi, serta hampir banyak rakyat mengalami traumatik yang dalam hingga saat ini.

Selain itu Anwar sadat juga Mendesak Polres Ogan Ilir untuk segera membebaskan tanpa syarat warga Desa Betung atas nama Suardi bin Damiri (32 Th), karena menurutnya, aparat tidak punya alasan untuk menangkapnya dan terlihat tidak prefesional, penuh dengan rekayasa hukum;

“Kami menuntut Polisi untuk segera membebaskan Suardi secepatnya karena penangkapan terhadap beliau penuh dengan rekayasa” kata sadat

Selanjutnya mereka juga menuntut agar Pemerintah untuk segera mengembalikan tanah-tanah rakyat yang telah dirampas oleh PTPN VII Cinta Manis. Dan mendesak KaPolri dan Panglima TNI untuk menghentikan keterlibatan aparat dibawahnya dalam konflik agrarian.



Artikel Terkait:

0 komentar: