WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, April 19, 2016

PKA, Mengenal Ruh Walhi hingga Peran PA


PALEMBANG – Pendidikan Konservasi Alam (PKA) hari kedua kemarin, diisi dengan materi yang lebih padat. Para peserta PKA dikenalkan lebih dekat mengenai organisasi Walhi hinggai peran pecinta alam (PA) terhadap penyelamatan lingkungan.
Dikatakan Pemateri Mukri Friatna,  Walhi merupakan organisasi berstuktur forum yang lahir dengan dasar perjuangan  menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat dalam mewujudkan suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis. Berangkat dari misi itu, para anggota harus memahami ruh organisasi Walhi dalam aktivitasnya.
“Walhi lahir dari cita-cita memperjuangkan hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup.  Walhi memiliki historis yang cukup panjang dan itu penting diketahui oleh  seluruh anggota terutama peserta PKA kali ini,”ungkapnya,
Selain mengenal misi, para anggota juga dijabarkan sumber pendanaan organisasi. Sebagai No Government Organisation (NGo), Walhi bergerak atas empat dukungan dana, yakni anggota, masyarakat, donor dan pihak lain dengan batasan donasi yang diatur dalam aturan organisasi. 
“Ruh Walhi harus dipahami dengan baik,”katanya.
Materi Kewalhian itupun sebagai pembuka materi Analisis Dampak Lingkungan Kaki Telanjang (Amdal Kijang). Dalam materi Amdal Kijang, peserta dikenalkan beberapa analisa dalam menguji perubahan dan dampak yang terjadi akibat suatu kejadian. Perubahan yang dimaksud akibat konsep pembangunan hingga eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.
“Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam teori Amdal Kijang. Teori ini berfungsi sebagai pisau analisa atas perubahan lingkungan. Secara sederhana dapat dilakukan dengan pehamanan yang tepat,”ujarnya.
Setelah mendapati metode, para peseta yang dibagi dalam beberapa kelompok juga diminta melakukan presentasi mengenai rencana Amdal Kijang yang akan dilaksanakan. Pada hari ketiga, seluruh peserta akan menguji pemahaman Amdal Kijang yang akan dilaksanakan di kawasan Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati, Palembang.
“Sudah dijabarkan metodenya, maka harus dipraktekkan,”katanya.
Sementara materi kedua berjudul peran pecinta alam dalam penyelamatan lingkungan disampaikan Ketua Dewan Nasional Walhi, Dadang Sudardja. Dikatakan Dadang, aspek pengelolaan lingkungan yang benar yakni yang mampu menopang kebutuhan kehidupan generasi saat ini, tanpa harus mengurangi kemampuannya menopang kehidupan generasi yang akan datang sekaligus tersedia (dapat) diakses oleh semua pihak secara adil.
“Sebenarnya lingkungan hidup menyediakan kebutuhan hidup manusia, begitupula sebaliknya. Kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup,”ungkapnya.
Sementara di Indonesia, pengelolaan lingkungan hidup tergambarkan dalam fenomena gunung es. Fenomena itu tercermin dalam kelas menengah dan atas yang paling menikmati hasil sumber daya alam, tatanan ekonomi politik dan kebijakan belum memihak kepentingan lingkungan hidup dan masyarakat.
“Dampaknya lagi, masyarakat akan kehilangan hak dan dilemahkan secara sistematis. Rakyat menjadi korban kebijakan karena kepentingan penguasa dan pengusaha,”ujarnya.



Artikel Terkait:

0 komentar: