WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Kamis, Maret 05, 2015

Usut tuntas pembunuhan anggota serikat petani tebo,cabut izin PT. WKS Asia Pulp and Paper

Pers Release
Usut tuntas pembunuhan terhadap anggota serikat Petani Tebo, cabut izin PT. WKS (APP) penjahat kemanusian dan Lingkungan hidup
(Palembang,5/3) 28 Februari 2015 kembali mendapatkan kabar duka salah satu anggota Serikat Petani Tebo. Ormas tani yang memperjuangkan petani di Bukit Rinting, Desa Lubuk Mandarsyah, Kabupaten Tebo. Indra Peilani Pria yang baru berumur 21 tahun ditemukan tewas dibunuh secara biadab oleh Unit reaksi cepat security PT. WKS. Indra yang keseharian merupakan tokoh pemuda yang selalu ikut serta dalam memperjuangkan ha k atas tanah bagi rakyat di Desa Mandrasah Tewas dengan luka Tusuk, tubuh penuh lebam, kepala pecah, Mulut tertutup dan kedua tangan terikat (Kronologis lengkap terlampir).
Kejadian ini sehari menjelang diadakannya Panen raya masyarakat Desa Lubuk Mandarsyah kabupaten tebo, dilahan mereka yang di klaim oleh perusahaan berada didalam konsesi perusahaan.
Walhi Sumsel menduga kematian Indra Peilani merupakan buntut dari konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT. Wira Karya Sakti, merupakan perusahaan milik Asia Pulp and Paper (APP), yang telah berlangsung bertahun tahun tanpa ada penyelesaian dari pemerintah. Tragedi Tewasnya petani yang memperjuangkan lahannya yang dirampas PT. WKS bukanlah yang pertama karena pada agustus 2010 lalu Ahmad adam (45 thn) merupakan petani Tanjung Jabung pun tewas di tembak oleh BRIMOB Polda Jambi, yang sedang melakukan pengamanan terhadap konsesi perusahaan PT. WKS yang berkonflik dengan masyarakat setempat.
Walhi sumsel mengutuk keras atas perbuatan biadab dan tidak berperikemanusian yang dilakukan pasukan pengamanan PT. WKS terhadap Indra Peilani, Walhi Sumsel meminta aparat kepolisian POLDA JAMBI bekerja serius dengan tidak hanya menghukum pelaku pembunuhan tetapi juga otak dibalik kejadian.
Selain itu KOMNAS RI kami desak untuk berperan aktif melakukan penyidikan atas kasus ini yang diduga terjadi pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Perusahaan melalui pihak keamanan perusahaan.
Ketimpangan kepemilikan lahan antara masyarakat dengan Perusahaan akibat praktek Obral pemberian izin di Indonesia baik di daerah maupun nasional, terus akan memicu konflik Agraria yang diikuti korban jiwa di Pihak masyarakat/Petani. Dikarenakan perusahaan dalam melakukan penyelesaian konflik selalu menggunakan pendekatan aparat keamanan bersenjata, seperti Kepolisian maupun Para militer.
Hadi jatmiko Direktur Walhi Sumsel memandang Perusahaan milik Asia Pulp And Paper dalam praktek penguasaan lahan tidak hanya bermasalah di sector Agraria (Lahan) dan kemanusian. Tetapi juga melakukan kejahatan terhadap Lingkungan Hidup, kebakaran Hutan dan lahan di Riau,Jambi dan Sumatera selatan. Sehingga pemerintah dalam hal ini kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat mengevaluasi segala perizinan milik asia Pulp and paper yang ada di Indonesia salah satunya di Sumsel dan mencabut izin izin perusahaan APP yang bermasalah baik yang melakukan kejahatan Kemanusia, Agraria dan Lingkungan Hidup. Selain bahwa proses Hukum pidana atas tindakan yang dilakukan Perusahaan harus segera di bawah ke ranah Pengadilan sebagai bentuk penegakan Hukum yang diatur dalam undang undang yang berlaku di Indonesia.
Agar hal ini tidak terjadi di Sumsel maka pemerintah di Sumatera selatan baik kabupaten maupun propinsi harus berperan aktif menyelesaikan konflik konflik agrarian yang terjadi di Sumatera selatan yang berpihak terhadap rakyat dan lingkungan hidup, juga menginggatkan perusahaan untuk tidak menggunakan cara cara Biadab dan kekerasan dalam menghadapi masyarakat yang menuntut Hak atas Lahan dan Lingkungan Hidup yang sehat, karena jika peran aktif ini tidak dilakukan oleh pemerintah maka hal serupa bisa saja terjadi di Sumatera selatan tidak hanya pada perusahaan HTI (kebun kayu akasia) tetapi juga perkebunan, pertambangan, karena Sumsel punya sejarah kelam akan hal ini seperti Konflik masyarakat SODONG vs PT. SWA Kabupaten OKI yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Selesai.

Hadi Jatmiko Walhi Sumsel          0812 731 2042




Artikel Terkait:

0 komentar: