WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, November 03, 2009

Banjir Masih Mengancam Palembang

Saturday, 31 October 2009

PALEMBANG(SI) –Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel,menilai bencana banjir di kota Palembang akan terus terjadi. Pemkot Palembang dinilai tak serius menanggulangi banjir.

Pembiaraan terhadap penimbunan rawa,pembangunan sistem drainase perkotaan yang tidak berwawasan lingkungan menjadi penyebab utama,ancaman tersebut. Berdasarkan catatan Walhi, sejak awal tahun banjir terus saja terjadi di kota Palembang.”Sudah lebih dari 11 bencana banjir di kota Palembang.Itu yang terhitung berdasarkan pelaporan masyarakat sejak bulan, Januari hingga April, yakni puncak musim hujan tahun lalu,” ujar Ketua Bidang Kajian dan Penelitian,Walhi Sumsel,Hadi Jatmiko kepada SI,kemarin.

Bahkan, sambung Hadi, berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia,mencatat dari 33 Provinsi di tanah air,hingga akhir tahun 2008 terdapat 27 provinsi yang secara serius rentan tertimpa bencana banjir dan tanah longsor,salah satunya Provinsi Sumsel. ” Rentetan bencana alam berupa banjir dan tanah longsor terus melanda Sumatera Selatan adalah dengan tingkat kerentanan bencana yang tinggi,”katanya. Hadi mengatakan, setidaknya sejak bulan Januari hingga pertengahan Desember 2008 lalu, telah terjadi 39 kali bencana banjir dan lonsor yang tersebar di kota dan kabupaten di Sumatera Selatan.

”Palembang,MUBA,MURA, Banyuasin, OKI, Muara Enim, Lahat, Prabumulih, dan OKU Timur semuanya mengalami banjir dan longsor,”terangnya. Akibat bencana banjir tersebut pula, Kata Hadi,menyebabkan pasokan sayur-mayur menjadi terhambat, yang berpengaruh kepada meningginya harga akibat menipisnya stok atau persediaan. ” Diperparah lagi, banjir juga telah mengisolasi perkampungan masyarakat, termasuk sulitnya ribuan orang untuk memperoleh air bersih, bencana banjir di OKU Timur di Bulan Februari 2008 yang melanda 46 Desa di 13 Kecamatan,”tuturnya.

Untuk Kota Pelembang sendiri, Hadi menjelaskan, sebagian besar wilayah kota Palembang selalu terendam banjir. Beberapa titiktitik banjir di kota Palembang yakni,Kelurahan Ario Kemuning, di Kecamatan Sematang Borang, sejumlah titik banjir di kawasan jalan Sukamto dan jalan Mayor Ruslan, 8 Ilir, Kelurahan Pakjo, jalan A.Yani,Kecamatan Seberang Ulu II,dan beberapa tempat di Kelurahan 5 Ilir,Ilir Timur II,Kelurahan dua Ilir,Kolonel H.Burlian, dan Kecamatan Alang-alang Lebar.

Sehingga, Pemerintah kota Palembang harus memiliki solusi yang kongkret terhadap bencana banjir dengan cara mengurangi potensi penyebab bencana banjir pada ekologi Palembang.”Setidaknya jangan menjadi bencana tahunan dan langganan ketika musim hujan lah.Kok Palembang terus banjir,”cetusnya. Terpisah,Kepala Dinas PU Bina Marga Kota Palembang, Kira Tarigan mengatakan,saat ini,PU telah mengaktifkan dua pompa yang akan membuang genangan banjir di Palembang.

”Kita tidak bisa langsung menbuat Palembang bebas banjir.Kan sudah ada pompa dengan kapasitas besar yang akan membuang genangan banjir ke sungai musi.Ya dimaksimalkan saja fungsinya,”jelasnya ke SI. (CR1)







Artikel Terkait:

0 komentar: