KAYUAGUNG – Suasana pasca kejadian bentrokan antara warga Desa Sungai Sodong dan PT Sumber Wangi Alam (SWA) di tempat kejadian perkara (TKP) masih mencekam. Tampak satu Kompi Brimob Polda Sumsel,Polres OKI,dan Polsek sekitar masih berjagajaga dengan senjata lengkap. Dari pantauan SINDO puluhan perumahan karyawan dan kantor PT SWA yang berjarak sekitar 16 km dari PT Treekreasi Marga Mulia (TMM) terlihat rusak mulai dari pintu, kaca jendela nako, dan isi ruangan diacak-acak.
Sedangkan kendaraan operasional perusahaan satu mobil Hilene, 6 mobil tangki, 2 dump truck juga dirusak dan satu motor hangus dibakar. Di Beberapa tempat juga masih terlihat bercak darah para korban seperti di lantai, dinding rumah dan jalan. Sebelumnya dari informasi yang dihimpun di lapangan saat Brimob Polda Sumsel, Anggota Polres OKI, Sat Pol PP tiba di TKP sekitar pukul 06.00 Wib kemarin, menemukan seorang ibu dengan kedua anaknya di Masjid PT SWA bersama suaminya yang tidak bernyawa lagi bernama Hambali.
Sedangkan korban lainnya ditemukan bagian kepalanya di atas mobil dumptruk warna merah BG 8751 UB dalam keadaan berdampingan. Sedangkan tidak jauh dari lokasi penemuan kepala ditemukan sebuah tubuh korban tanpa kepala dengan posisi tangan tergantung yang nyaris putus. Sedangkan satu tubuh korban lagi ditemukan di kebun sawit di belakang perumahan karyawan dan satu korban lagi ditemukan di jalan dalam kantor perusahaan.
Selanjutnya korban yang berjumlah empat orang di kumpulkan oleh petugas kepolisian lalu dibawa ke RSUD Kayuagung. Sedangkan istri korban Hambali menyertai dan telah dimintai keterangan polisi. Adapun korban dari PT SWA, yakni Hambali, 43,warga Sungai Sodong Asisten Mandor PT SWA,Ardi,46,warga Menang Raya Pedamaran Asisten Kebun, Haris Fadillah, 23,warga Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam yang ditemukan tanpa kepala, dan satu korban belum diketahui identitasnya.
Sementara korban bernama Akbar Satpam PT SWA sempat dibawa ke klinik Tsuraya RM Tiga Saudara Desa Dabuk Rejo Kecamatan Lempuing namun akhirnya meninggal. Sementara korban dari warga Sungai Sodong yakni Syafei, 18, dan Matcan bin Sulaiman, 21, telah dikebumikan keluarganya kemarin. Kepala Kesbanglinmas Kab OKI Sopian Ahmad meminta semua pihak tidak terpengaruh dengan aksi pihak yang tidak bertanggungjawab dan kiranya bila ada permasalahan dapat menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.
“Perbuatan yang dilakukan ini sangat keji dan bertentangan dengan hukum pemerintah maupun hukum agama,”ujarnya. Menurutnya kejadian ini akibat kurang koordinasi antara perusahaan dan mas-ya-rakat sehingga terjadi ke-salahpahaman.“ Selanjutnya kita berharap proses hukum dapat menyelesaikannya siapa sesungguhnya yang benar, ”ujarnya. Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Hasyim Irianto usai memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama instansi Pemkab OKI menyatakan kondisi di TKP mulai kondusif dan penjagaan keamaan diperketat.
”Saya sendiri bersama instansi dari Pemkab OKI dan tokoh masyarakat sudah melakukan olah TKP. Saat ini kondisi TKP sudah steril dan sudah diamankan oleh anggota kita,”ujar Hasyim. Kapolda menambahkan, ratusan anggota Polri dan TNI saat ini melakukan penjagaan ketat di camp PT SWA. ”Satu pertiga dari kekuatan Polres OKI didukung I pleton Brimob dibantu anggota TNI masih ditempatkan dilokasi penyerangan untuk melakukan pengamanan sampai sistuasi kondusif,” jelas dia.
Hasyim menyatakan, jenazah korban penyerangan sudah dievakuasi ke rumah sakit. korban meninggal sebanyak 7 orang,3 orang tewas saat peristiwa pertama, kemudian 4 orang lagi tewas saat peristiwa kedua.”Sebanyak 5 korban tewas dari pekerja PT SWA dan 2 korban dari pihak warga,”kata jendral bintang dua ini. Sementara itu,Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang Eti Gustina sangat menyanyangkan konflik lahan antara warga dengan pihak PT Sumber Wangi Alam (SWA),di Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berujung bentrok hingga menewaskan warga maupun sat-pam perusahaan.
Menurut Eti,jika benar perusahaan menyuruh preman untuk menghadapi warga maka pihak perusahaan terlibat secara hukum dalam persoalan tersebut. “Artinya perusahaan dengan sengaja menyuruh pihak lain (preman) untuk menghadapi warga, hingga akhirnya terjadi konflik horizontal antara warga dan preman.
Aparat kita harap mengusut tuntas dan bisa meminta pertanggungjawaban perusahaan karena turut serta dalam insiden itu,”ujarnya kepada SINDO,kemarin. Kepala Divisi Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Ekosob) LBH Palembang, Andri Meilansyah mengatakan,persoalan itu tak hanya bisa diselesaikan secara hukum.
Namun juga penyelesaian sengketa lahan ataupun kesepakatan antara warga dan perusahaan. “Yang jelas secara hukum memang perlu diproses sesuai aturan perundang-undangan dan seadil-adilnya, namun juga aparat kepolisian harus netral dan proporsional melihat persoalan itu. Karena, warga tak akan menyerang ketika kepentingan atau haknya terganggu,”ujarnya kemarin.
Sedangkan kendaraan operasional perusahaan satu mobil Hilene, 6 mobil tangki, 2 dump truck juga dirusak dan satu motor hangus dibakar. Di Beberapa tempat juga masih terlihat bercak darah para korban seperti di lantai, dinding rumah dan jalan. Sebelumnya dari informasi yang dihimpun di lapangan saat Brimob Polda Sumsel, Anggota Polres OKI, Sat Pol PP tiba di TKP sekitar pukul 06.00 Wib kemarin, menemukan seorang ibu dengan kedua anaknya di Masjid PT SWA bersama suaminya yang tidak bernyawa lagi bernama Hambali.
Sedangkan korban lainnya ditemukan bagian kepalanya di atas mobil dumptruk warna merah BG 8751 UB dalam keadaan berdampingan. Sedangkan tidak jauh dari lokasi penemuan kepala ditemukan sebuah tubuh korban tanpa kepala dengan posisi tangan tergantung yang nyaris putus. Sedangkan satu tubuh korban lagi ditemukan di kebun sawit di belakang perumahan karyawan dan satu korban lagi ditemukan di jalan dalam kantor perusahaan.
Selanjutnya korban yang berjumlah empat orang di kumpulkan oleh petugas kepolisian lalu dibawa ke RSUD Kayuagung. Sedangkan istri korban Hambali menyertai dan telah dimintai keterangan polisi. Adapun korban dari PT SWA, yakni Hambali, 43,warga Sungai Sodong Asisten Mandor PT SWA,Ardi,46,warga Menang Raya Pedamaran Asisten Kebun, Haris Fadillah, 23,warga Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam yang ditemukan tanpa kepala, dan satu korban belum diketahui identitasnya.
Sementara korban bernama Akbar Satpam PT SWA sempat dibawa ke klinik Tsuraya RM Tiga Saudara Desa Dabuk Rejo Kecamatan Lempuing namun akhirnya meninggal. Sementara korban dari warga Sungai Sodong yakni Syafei, 18, dan Matcan bin Sulaiman, 21, telah dikebumikan keluarganya kemarin. Kepala Kesbanglinmas Kab OKI Sopian Ahmad meminta semua pihak tidak terpengaruh dengan aksi pihak yang tidak bertanggungjawab dan kiranya bila ada permasalahan dapat menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.
“Perbuatan yang dilakukan ini sangat keji dan bertentangan dengan hukum pemerintah maupun hukum agama,”ujarnya. Menurutnya kejadian ini akibat kurang koordinasi antara perusahaan dan mas-ya-rakat sehingga terjadi ke-salahpahaman.“ Selanjutnya kita berharap proses hukum dapat menyelesaikannya siapa sesungguhnya yang benar, ”ujarnya. Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Hasyim Irianto usai memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama instansi Pemkab OKI menyatakan kondisi di TKP mulai kondusif dan penjagaan keamaan diperketat.
”Saya sendiri bersama instansi dari Pemkab OKI dan tokoh masyarakat sudah melakukan olah TKP. Saat ini kondisi TKP sudah steril dan sudah diamankan oleh anggota kita,”ujar Hasyim. Kapolda menambahkan, ratusan anggota Polri dan TNI saat ini melakukan penjagaan ketat di camp PT SWA. ”Satu pertiga dari kekuatan Polres OKI didukung I pleton Brimob dibantu anggota TNI masih ditempatkan dilokasi penyerangan untuk melakukan pengamanan sampai sistuasi kondusif,” jelas dia.
Hasyim menyatakan, jenazah korban penyerangan sudah dievakuasi ke rumah sakit. korban meninggal sebanyak 7 orang,3 orang tewas saat peristiwa pertama, kemudian 4 orang lagi tewas saat peristiwa kedua.”Sebanyak 5 korban tewas dari pekerja PT SWA dan 2 korban dari pihak warga,”kata jendral bintang dua ini. Sementara itu,Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang Eti Gustina sangat menyanyangkan konflik lahan antara warga dengan pihak PT Sumber Wangi Alam (SWA),di Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berujung bentrok hingga menewaskan warga maupun sat-pam perusahaan.
Menurut Eti,jika benar perusahaan menyuruh preman untuk menghadapi warga maka pihak perusahaan terlibat secara hukum dalam persoalan tersebut. “Artinya perusahaan dengan sengaja menyuruh pihak lain (preman) untuk menghadapi warga, hingga akhirnya terjadi konflik horizontal antara warga dan preman.
Aparat kita harap mengusut tuntas dan bisa meminta pertanggungjawaban perusahaan karena turut serta dalam insiden itu,”ujarnya kepada SINDO,kemarin. Kepala Divisi Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Ekosob) LBH Palembang, Andri Meilansyah mengatakan,persoalan itu tak hanya bisa diselesaikan secara hukum.
Namun juga penyelesaian sengketa lahan ataupun kesepakatan antara warga dan perusahaan. “Yang jelas secara hukum memang perlu diproses sesuai aturan perundang-undangan dan seadil-adilnya, namun juga aparat kepolisian harus netral dan proporsional melihat persoalan itu. Karena, warga tak akan menyerang ketika kepentingan atau haknya terganggu,”ujarnya kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar