Saatnya Rakyat Memilih Keadilan Ekologis
![]() |
Pemukulan kentongan tanda dibukanya Rapat Akbar Gerakan Lingkungan Hidup 2014 |
Jakarta, 13 Maret 2014. Pada tanggal
11 Maret 2014, WALHI meluncurkan Platform Politik Gerakan Lingkungan Hidup
Indonesia pada acara Rapat Akbar Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia di Lapangan
Tennis Indoor Senayan, yang dihadiri oleh beberapa tokoh antara lain Sri Sultan
Hamengkubuwono X, ibu Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Bapak Bima Arya
(Walikota Bogor terpilih), serta musisi. Platform politik ini berisikan
pandangan WALHI terkait akar masalah lingkungan hidup, dimana pengelolaan
sumber daya alam Indonesia sampai saat ini di bawah kendali sistem ekonomi
politik neo-liberal yang memandang sumber daya alam sebagai onggokan komoditas
yang bisa dikeruk habis dan mengabaikan daya dukung lingkungan hidup. Sistem
ekonomi politik yang menjadi paradigma pembangunan bangsa ini dari rejim orde baru
sampai saat ini, juga semakin meminggirkan fungsi dan peran negara dalam
memastikan terpenuhinya hak-hak dasar warga negara, termasuk hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana amanat Konstitusi.
Ada lima agenda politik strategis yang
didorong oleh gerakan lingkungan hidup yang akan terus disuarakan oleh WALHI
bersama dengan gerakan lingkungan hidup lainnya, dan akan disebarluaskan kepada
gerakan sosial demokrasi serta komponen masyarakat lainnya, yaitu: (1) Pengembalian Mandat Negara sebagai Benteng Hak Asasi Manusia dengan
Peran-peran Perlindungan, Pencegahan, dan Promosi; (2) Penataan Ulang Relasi
antara Negara, Modal, dan Rakyat; (3) Penyelesaian Konflik Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup; (4) Pemulihan Keseimbangan Ekologis dan Perlindungan Lingkungan Hidup; (5) Penyelesaian
Persoalan Utang Luar Negeri, Mengembangkan Kemandirian, dan Basis Perekonomian
Rakyat.
Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif
Nasional WALHI dalam pidato politiknya menyatakan bahwa “WALHI akan terus
mengkonsolidasikan dirinya dan menggandeng gerakan lingkungan hidup dan
organisasi masyarakat sipil lainnya untuk memastikan pemilu 2014 yang akan
datang bersih dari pelaku perusak lingkungan hidup”.
![]() |
Direktur Walhi Nasional saat membacakan Platform Politik Walhi 2014 |
WALHI percaya, melalui
pendidikan-pendidikan politik yang dilakukan, akan membangun sebuah kesadaran
kritis di tingkat rakyat untuk secara kritis menggunakan hak pilihnya dalam
pemilu 2014 untuk tidak memilih pemimpin ke depan yang menjadi pelaku perusak
lingkungan hidup. WALHI mengajak warga negara untuk memutus rantai penguasa
politik yang sekaligus penguasa ekonomi yang selama ini telah melahirkan
berbagai konflik lingkungan hidup dan sumber daya alam-agraria yang berujung
pada bencana ekologis --termasuk di dalamnya persoalan kemiskinan yang dialami
oleh rakyat akibat pengelolaan SDA yang timpang, salah satunya dengan
menentukan hak politiknya secara kritis. Ini menjadi penting untuk memastikan
agenda penyelamatan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang
berkeadilan baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang”.
Paska deklarasi platform politik
lingkungan dalam rapat akbar gerakan lingkungan hidup Indonesia, saat ini WALHI
melangsungkan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH), yang dihadiri oleh
WALHI daerah di 28 Provinsi. KNLH merupakan agenda tahunan keorganisasian untuk
mengeluarkan berbagai keputusan dan kebijakan organisasi, termasuk salah
satunya terkait dengan rekomendasi politik organisasi jelang pemilu 2014. Pada
KNLH 2014 ini, WALHI akan memberikan penghargaan kepada para pejuang lingkungan
hidup yang saat ini dikriminalisasi oleh negara, karena memperjuangkan keadilan
lingkungan hidup.
(selesai)
Berikut link Dokumen Platform Politik Walhi 2014
http://issuu.com/walhi/docs/platform_politik_gerakan_lingkungan?e=10112238/7078780
Berikut link Dokumen Platform Politik Walhi 2014
http://issuu.com/walhi/docs/platform_politik_gerakan_lingkungan?e=10112238/7078780
Artikel Terkait:
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
Siaran Pers
- Siaran Pers : Penegakan Hukum, Bukti Keseriusan Negara Memutus Rantai Kejahatan Korporasi
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Walhi Sumsel Apresiasi Pembentukan Satgas Percepatan penyelesaian Konflik Agraria dan SDA di Muba.
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- 160 Hari Pemiskinan Warga Cawang Gumilir oleh PT. Musi Hutan Persada Negara Dimana?
- Walhi Sumsel : Stop Alih Fungsi dan Reklamasi Rawa Palembang !
- Walhi Sumsel : Penegakan Hukum Perusahaan Pembakar Hutan masih Setengah Hati!
- Kaburnya Hukum dalam Kabut Asap Kasus Karhutla
- Kronologis Penembakan Warga Oleh Aparat Saat Demo Tolak Tambang.
- 5 Tahun Moratorium Menjadi Kamuflase Regulasi Eksploitasi SDA Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar