PALEMBANG-- Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Wilayah
Sumatera Selatan melakukan gerakan menolak calon anggota legislatif
peserta Pemilu 2014 yang melakukan tindakan berpotensi merusak
lingkungan hidup.
"Dalam kegiatan sosialisasi dan kampanye, banyak peserta pemilu
secara sengaja atau tidak melakukan tindakan perusakan lingkungan,
bahkan ada juga yang diduga dibiayai oleh perusahaan yang aktivitasnya
berpotensi merusak dan mencemari lingkungan," kata Direktur Eksekutif
Walhi Sumsel Hadi Jatmiko di Palembang, Selasa.
Ia menekankan, "Caleg yang tidak bersahabat dengan lingkungan itu jangan dibiarkan lolos menjadi wakil rakyat."
Menurut dia, gerakan menolak caleg perusak lingkungan sebagaimana
ditetapkan dalam "Platform Politik Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia"
yang diluncurkan oleh aktivis Walhi di Jakarta pada tanggal 11 Maret
2014 itu dilakukan melalui pendidikan politik kepada masyarakat yang
selama ini bermitra dan memiliki kepedulian tinggi terhadap upaya
pelestarian lingkungan hidup.
Dengan pendidikan politik, aktivis Walhi berupaya membangun sebuah
kesadaran kritis di tingkat rakyat untuk menggunakan hak pilihnya
dengan baik. Menggunakan hak pilih dengan baik, bukan hanya sekadar
datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pemilu Legislatif 9 April
2014, melainkan pemilih memastikan memilih caleg yang bersih dari
tindakan perusakan lingkungan hidup.
"Orang-orang yang diharapkan menjadi wakil rakyat dan pemimpin
seharusnya memberikan contoh yang baik seperti tidak melakukan tindakan
yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan, serta tidak melakukan
tindakan yang menghalalkan segala cara untuk memenangi pertarungan
politik dalam pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu," ujar Hadi.
Melalui gerakan menolak caleg perusak lingkungan, Walhi mengajak
masyarakat untuk memutus rantai penguasa politik yang sekaligus
penguasa ekonomi yang selama ini telah melahirkan berbagai konflik
lingkungan hidup dan sumber daya alam (SDA) serta agraria yang berujung
pada bencana ekologis.
Jika rantai penguasa politik yang sekaligus penguasa ekonomi tidak
diputus, menurut dia, persoalan kemiskinan yang dialami oleh rakyat
akibat pengelolaan SDA yang timpang akan terus terjadi. Menentukan
pilihan dalam pemilu secara kritis dan tepat, penting dilakukan untuk
memastikan agenda penyelamatan lingkungan hidup dan pengelolaan SDA
yang berkeadilan baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang,
kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel itu.
sumber : http://www.republika.co.id
Artikel Terkait:
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
pemilu
1 komentar:
Mau daftar jadi relawan sahabat walhi palembang gimana yah? Mohon infonya :)
Posting Komentar