Jambi-KPA: Jambi semakin memanas. Sengketa lahan antara petani dan PT Wira Karya Sakti (WKS), kembali memakan korban jiwa. Satu orang petani tewas di tembak polisi dan puluhan petani lainnya luka-kuka. Satu kapal Tongkang dibakar warga di perairan sungai Pengabuan, Senyerang, Jambi.
Insiden berdarah ini terjadi Senin siang (8/11/2010), sekitar jam 13:00, saat ribuan petani dari lima kabupaten di Jambi melakukan aksi blokir jalan di kawasan perairan sungai Pengabuan, Senyerang, Jambi.
Entah bagaimana awalnya. Saat petani sedang melakukan aksi damai dengan cara menutup jalur produksi dan distribusi yang selama ini digunakan oleh PT Wira Karya Sakti (WKS), tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang. Para petani yang sedang duduk-duduk, sambil membentangkan sepanduk berisi tuntutan, agar PT WKS harus segera mengembalikan lahan milik warga seluas 7.224 hektar milik warga Senyerang, yang kini dikuasai anak perusahaan PT Sinar Mas Groups itu, berubah kacau.
Seorang petani yang bernama Ahmad, tiba-tiba tersungkur dan berlumuran darah. Batok kepalanya, jebol tertembak sebuah peluru panas yang datang dari arah ratusan pasukan Brimob Polda Jambi yang menjaga aksi ribuan petani itu.
Melihat ada seorang petani tertembak dan mati ditempat, aksi damai yang dilakukan petani itupun berubah beringas. Ratusan warga yang tinggal disekitar perairan sungai Pengabuan pun ikut marah dan membakar satu Kapal Tongkang yang diduga milik PT Wira Karya Sakti.
Melihat situasi semakin kacau, ratusan polisi dan brimob dari Polda Jambi pun semakin kalap. Mereka menggepuk semua warga dan petani yang ada disekitar kawasan perairan sungai tersebut.
Melihat pasukan dari kepolisian itu kalap, warga dan petani pun beramburan untuk menyelamatkan diri.
Hingga berita ini diturunkan, Kapal Tongkang yang dibakar warga, belum dipadamkan. Api pun masih membumbung tinggi. Belum dapat diketahui pasti berapa jumlah korban yang luka-luka dan apakah masih ada korban tembak lainya.
Namun, dapat diperkirakan kerugian matriil akhibat insiden ini mencapai ratusan juta rupiah. Para petani berjanji tetap akan kembali melakukan aksi hingga semua tuntutan atas kepemilikan tanah yang kini dirampas perusahaan PT Wira Karya Sakti, dikembalikan kepada petani.
Bagi para petani, tanah adalah sumber kehidupan yang harus dipertahankan sampai mati. Tak ada sedikitpun rasa gentar bagi petani, walau pada aksi-aksi sebelumnya juga sudah pernah terjadi insiden semacam ini. Hingga kini, sedikitnya sudah dua petani yang tewas tertembak timah panas dalam sengketa lahan antara PT Wira Karya Sakti dengan petani*-Sidik Suhada-
www.kpa.or.id
Artikel Terkait:
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar