Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah (RF) Palembang bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel dan Koalisi Antiutang (KAU), Sahabat Walhi (SAWA) Sumsel menggelar kegiatan seminar ekonomi, Jumat (27/2).
Acara yang bertajuk “Krisis Ekonomi: Momentum Reorientasi Kebijakan Ekonomi” ini menghadirkan sedikitnya 150 peserta, terdiri atas kalangan mahasiswa,pelajar, dan beberapa organisasi kepemudaan. DirekturWalhi Sumsel Anwar Sadat didampingi koordinator acara Manager PSDO Hadi Jatmiko mengatakan, latar belakang acara ini berangkat dari kondisi bangsa yang saat ini sedang menghadapi ancaman krisis ekonomi global.Untuk itu,sebagai kaum akademisi,mahasiswa dan para aktivis kepemudaan dinilai perlu merespons permasalahan ini.
Dari sini, lahir sebuah inisiatif guna memberikan solusi yang sesuai dengan kapasitas para mahasiswa. Misalnya, melalui konsep-konsep pemikiran dan ide-ide akademis lainnya. “Kami harap seminar ini dapat memberikan sebuah kontribusi pemikiran guna membantu memecahkan permas a l a h a n bangsa. Selain itu, kegiatan ini dapat dijadikan akses bagi mahasiswa dalam m e m p e r - luas jaringan,” ujar Anwar di selasela acara kemarin.
Dalam materi yang disajikannya, Ichsanuddin mengatakan, kesenjangan, ketergantungan, dan ketertinggalan ekonomi Indonesia yang terjadi saat ini bukan hanya diakibatkan kelemahan implementasi dan pemilihan kebijakan, melainkan lebih disebabkan paradigma ekonomi yang salah.
Karena itu, lanjut Ichsan, saat ini dibutuhkan perubahan fundamental dengan melakukan reorientasi kebijakan ekonomi yang lebih mendasarkan pada ekonomi konstitusi.
Sumber : Sindo
Acara yang bertajuk “Krisis Ekonomi: Momentum Reorientasi Kebijakan Ekonomi” ini menghadirkan sedikitnya 150 peserta, terdiri atas kalangan mahasiswa,pelajar, dan beberapa organisasi kepemudaan. DirekturWalhi Sumsel Anwar Sadat didampingi koordinator acara Manager PSDO Hadi Jatmiko mengatakan, latar belakang acara ini berangkat dari kondisi bangsa yang saat ini sedang menghadapi ancaman krisis ekonomi global.Untuk itu,sebagai kaum akademisi,mahasiswa dan para aktivis kepemudaan dinilai perlu merespons permasalahan ini.
Dari sini, lahir sebuah inisiatif guna memberikan solusi yang sesuai dengan kapasitas para mahasiswa. Misalnya, melalui konsep-konsep pemikiran dan ide-ide akademis lainnya. “Kami harap seminar ini dapat memberikan sebuah kontribusi pemikiran guna membantu memecahkan permas a l a h a n bangsa. Selain itu, kegiatan ini dapat dijadikan akses bagi mahasiswa dalam m e m p e r - luas jaringan,” ujar Anwar di selasela acara kemarin.
Dalam materi yang disajikannya, Ichsanuddin mengatakan, kesenjangan, ketergantungan, dan ketertinggalan ekonomi Indonesia yang terjadi saat ini bukan hanya diakibatkan kelemahan implementasi dan pemilihan kebijakan, melainkan lebih disebabkan paradigma ekonomi yang salah.
Karena itu, lanjut Ichsan, saat ini dibutuhkan perubahan fundamental dengan melakukan reorientasi kebijakan ekonomi yang lebih mendasarkan pada ekonomi konstitusi.
Sumber : Sindo
Artikel Terkait:
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar