Pekanbaru, Kompas- Tim saksi ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan mendapati Modus klaim asuransi atas praktik pembakaran lahan di
sejumlah areal konsesi tanaman industri dan sawit Sumatera. Pembakaran Besar
Besaran mendatangkan dana puluhan miliar rupiah.
Investigasi tim sejak 2012 pada sejumlah konsesi hutan tanaman
industri dan perkebunan sawit di Riau dan Sumsel, ditemukan sejumlah modus
spesifik untuk kepentingan tertentu. "Mayoritas kebakaran di wilayah
korporasi disebabkan kesengajaan dengan berbagai modus," ujar Bambang
Hero, saksi ahli Kementerian LHK, Senin (27/7).
Modusnya, membiarkan
kebakaran sehingga terkesan lalai. "Padahal, terencana untuk mendapat
klaim asuransi besar. Hingga puluhan miliar rupiah," katanya. Ada pula
yang menyiapkan lahan melalui pembakaran demi menghemat biaya dan mendapat
keuntungan dari pembersihan.
Namun, Bambang belum dapat
menyebut nama-nama perusahaan terkait dalam modus itu. "Masih dalam
penanganan hukum. Nanti pembuktiannya detail di persidangan," ujarnya.
Timnya juga mendapati
sejumlah perusahaan dengan agenda lain, seperti mengganti bibit yang jelek.
"Pembakaran merupakan obat mujarab, juga dapat melindungi pelaku korupsi
bibit unggul yang menggantinya dengan bibit tidak bermutu. Dengan kebakaran,
bukti lapangannya akan hilang," katanya.
Di Palembang, Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel Hadi Jatmiko
mengatakan, akar dari kebakaran hutan dan lahan yang berulang harus dicari
untuk mencegah terulang. Patut dicurigai, kebakaran terulang di area perusahaan
HTI disengaja.
Indikasinya, ada pola
kebakaran. "Pada 2014, kami menemukan kebakaran lahan terpola segi empat
rapi 16.000 hektar di kawasan HTI," ujarnya.
Dua modus yang patut
diselidiki, pembakaran disengaja untuk menekan biaya pembukaan lahan
perusahaan. Teknik membakar itu menekan biaya pembukaan lahan hingga hanya 20
persen dari teknik pembukaan lahan sesuai prosedur.
Kecurigaan kedua, modus
asuransi. Saat ini ada jasa asuransi kebakaran HTI dengan klaim 2,5 juta dollar
Amerika Serikat untuk satu kejadian. "Klaim asuransi ini bisa digunakan
kalau perusahaan yakin panen akan buruk. Jadi mereka menekan kerugian, justru
mungkin untung," ujar Hadi.
Di Riau, Senin kemarin,
kebakaran kian meluas. Tim mengerahkan satuan petugas, baik dari udara melalui
bom air maupun melalui pemadaman dari darat. Siang hari, tim juga mengadakan
modifikasi cuaca.
Komandan Korem Riau
031/Wirabima Brigadir Jenderal Nurendi mendesak peningkatan penanganan
kebakaran lahan. "Jangan sampai statusnya naik jadi tanggap darurat,"
katanya.
Di Sumsel, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel mengoperasikan pos pemadaman darat di
titik-titik rawan kebakaran. Kepala BPBD Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan,
pos-pos pemadaman darat dioperasikan sejak Senin. Lokasinya di dekat titik
rawan kebakaran, di antaranya di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin dan
Musi Banyuasin. (ITA/IRE)
(http://print.kompas.com/baca/12Kx9)
0 komentar:
Posting Komentar