Peserta PKA saat mendengarkan Materi dari salah satu Nara Sumber di Wisma Atlet Jakabaring Palembang |
PALEMBANG – Kerusakan
lingkungan akan terus mengancam kehidupan masyarakat, terutama mereka yang
berada di sumber-sumber kekayaan alam. Potensi kerusakan lingkungan akan
semakin tinggi, jika masyarakat tidak mengenali dan melakukan indentifikasi
sejak dini.
Hal ini diungkap perwakilan
debtWATCH Indonesia, Diana Gultom. Pada kesempatan Pendidikan Konservasi Alam
(PKA) PNLH Walhi XII di wisma atlet kemarin, Diana mengatakan kerusakan
lingkungan yang terjadi saat ini, disebabkan perilaku manusia yang tersistem
(subjek) dan objek kerusakan lingkungan. Sistem neoliberalisme mendorong
kerusakan lingkungan dengan objek pilihan,seperti pada negara-negara miskin dan
berkembang, negara-negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah serta tenaga
kerja dinilai murah.
“Kerusakan alam juga didorong
dari lemahnya regulasi pemerintah melindungi negerinya. Misalnya terbitnya
berbagai aturan hukum yang malah mendorong sistem neoliberalisme di
Indonesia,”ujar ia.
Beberapa kasus, kata Diana,
terjadi pada upaya reklamasi pesisisir Pulau yang mengancam kehidupan biota
hidup seperti ikan, hingga tergerusnya kehidupan masyarakat nelayan.
Sehingga aktivitas neoliberalisme akan mengakibatkan arah pembangunan amat tergantung
oleh kekuatan luar negeri.
“Selain itu, berdampak melemahkan
partisipasi rakyat yang sekedar menjadi simbol hingga lemahnya kekuatan dalam
negeri. Dampak lainnya, terjadi kemiskinan secara sistematis, dan tercabutnya
budaya masyarakat setempat,”katanya.
Ancaman kerusakan lingkungan
lainnya, banyak ditemukan pada sumber-sumber penghidupan masyarakat, seperti di
kawasan hutan dan sungai. Padahal, secara siklus hidupnya, kawasan hutan dan
sungai merupakan penyangga air dan udara.
“Itu kenapa saat ini, sangat
sering terjadi bencana seperti banjir dan lainnya. Hampir setiap daerah
mengalami banjir di saat musim hujan, dan kekeringan di saat kemarau. Karena
siklus air (hidrologi) sudah terganggu akibat ulah manusia,”ungkap Ia.
Kegiatan PKA yang diselenggarakan
di Wisma Atlet kemarin menjadi bagian dari pelaksanaan PLNH yang
diselenggarakan di Palembang. PNLH merupakan kegiatan nasional yang
diselenggarakan selama empat tahun sekali menjadi media pemilihan kepengurusan
organisasi pusat. Selain PKA, kegiatan PLNH juga akan dirangkai dengan berbagai
aktivitas berprespektif lingkungan, diantaranya pelatihan jurnalistik,
pengindentifikasian pencemaran lingkungan, dan penampilan seni serta kampaye
kerusakan lingkungan.
Di sesi pembuka, Perwakilan SC
PNLH Walhi XII, Ahmad Pelor mengatakan aktivitas PKA menjadi bagian dari proses
transformasi peningkatan kemampuan elemen organisasi Walhi sebagai
tanggungjawab sosial mendorong kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang kian mengancam kehidupan masyarakat dan kelestarian
lingkungan membutuhkan pengetahuan dan aksi penyelematan.
“Karena itu, PKA berfungsi
meningkatkan kemampuan pemantauan guna terlibat aktif dalam pemantauan serta
mengkritisi berbagai kebijakan pembangunan pemerintah yang beresiko terhadap
lingkungan hidup,”ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar