Aksi seribuan mahasiswa di depan Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, hari ini, dibubarkan paksa oleh polisi. Pembubaran terjadi setelah sebelumnya terjadi keributan antara polisi dan demonstran. Tiga mahasiswa ditangkap karena diduga membuat rusuh.
Reporter Metro TV Zakia Arfan melaporkan, aksi dilakukan ribuan mahasiswa sejak siang tadi. Mereka menunggu keputusan dewan terkait hak angket dan hak interpelasi soal kenaikan harga bahan bakar minyak.
Aksi semula berjalan tertib. Namun, entah mengapa, aksi tiba-tiba tegang. Bahkan, demonstran sempat melemparkan bom molotov ke dalam halaman Gedung MPR/DPR. Polisi yang berusaha mematikan api yang ditimbulkan dari bom molotov, justru dilempari dengan batu oleh mahasiswa. Polisi akhirnya meredam amukan mahasiswa dengan menyemprotkan air dari mobil watercanon. Namun, karena mahasiswa tetap melawan, polisi akhirnya memutuskan membubarkan paksa demonstrasi tersebut.
Sebelum beraksi ke depan Gedung MPR/DPR, mahasiswa dan sejumlah aktivis ini sempat mendatangi Kantor Pusat PT Freeport di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Di sana, mereka sempat berniat menduduki kantor penambangan dari Amerika Serikat tersebut. Mereka menuntut nasionalisasi aset perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Dalam orasinya, mahasiswa menyatakan Freeport merupakan perusahaan migas yang sebagian sahamnya milik perusahaan asing. Menurut mahasiswa, apabila pemerintah mampu memiliki 100 persen saham perusahaan migas, maka Indonesia tidak perlu menaikkan harga BBM karena menyesuaikan dengan harga minyak dunia. Aksi sempat diwarnai perusakan pagar kantor Freeport. Namun, polisi yang menjaga jalannya unjuk rasa membiarkan saja aksi mahasiswa tersebut. Mahasiswa akhirnya mundur dari kantor Freeport dan kemudian menuju Gedung MPR/DPR untuk bergabung dengan mahasiswa lainnya.(DEN)
Artikel Terkait:
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar