SEBENARNYA berapa banyak air yang ada di dunia? Air yang ada di planet biru ini ternyata 97,5 persen adalah air asin atau laut, yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia. Dari 2,5 persen air tawar, sebagian besar tidak dapat dimanfaatkan karena berada di luar jangkauan manusia, terperangkap dalam bentuk salju dan es di kutub atau air bawah tanah yang sangat dalam. Air dapat digunakan hanya kurang dari 1 persen dari air tawar yang ada atau 0,01 persen dari total air bumi.Meski kurang dari satu persen total persediaan air bumi yang dapat digunakan, sebenarnya cukup untuk populasi dunia yang jumlahnya tiga kali lipat dari populasi saat ini. Itu, jika digunakan dengan hemat. Mengenai kekurangan air yang sering terasa, sebenarnya terletak pada tidak terdistribusi dengan baik. Di tempat yang populasinya sedikit, terdapat banyak air, misalnya di Australia dan Papua Nugini, sedangkan di tempat dengan populasi tinggi terdapat sedikit air misalnya di sebagian negara Asia dan Afrika. Indonesia termasuk negara dengan persediaan air yang tergolong besar dengan jumlah penduduk yang banyak pula.
Rata-rata air di dunia digunakan 70 persen untuk kebutuhan pertanian, 8 persen untuk kebutuhan domestik dan 22 persen untuk kebutuhan industri. Akan tetapi penggunaan ini sangat bervariasi antar negara, Afganistan dan India misalnya lebih dari 95 persen penggunaan air untuk pertanian, dan Kanada dan Inggris lebih dari 70 persen untuk kebutuhan industri. Jepang, Indonesia dan Brasil termasuk negara yang 60 persen penggunaan air masih pada bidang pertanian, sedangkan Amerika menggunakan jumlah yang hampir seimbang yaitu 42 persen untuk pertanian dan 46 persen untuk keperluan industri.
Mencermati angka-angka pada beberapa negara, maka untuk dibelahan dunia manapun membutuhkan air dengan angka ideal 50 liter per orang setiap hari. Angka tersebut bisa berkurang hingga 30 liter. Kekurangan 20 liter bagi setiap manusia tidak bermasalah. Mereka masih dapat menjalankan kehidupan normal dan sehat.
Angka 30 liter tersebut, dengan perhitungan lima liter digunakan untuk minum dan memasak dan 25 liter dibutuhkan untuk sanitasi. Saat ini diperkirakan kebutuhan air masyarakat perkotaan diperkirakan 200 liter per orang setiap hari. Angka ini memang cukup besar jumlahnya dibanding kebutuhan rata-rata.
Khusus air bersih yang digunakan penduduk kota Makassar sebagian besar mengandalkan waduk Bilibili dan sungai Jeneberang. Jika jumlah penduduk kota Makassar dan Gowa total 1,5 juta jiwa, dengan kebutuhan rata-rata 80 liter per orang setiap hari. Itu berarti kebutuhan air domestik adalah sebanyak 120 juta liter per hari.
Sumber air baku Bilibili mencadangkan sebanyak 3,3 m3/detik artinya 11880 m3 per jam atau sama dengan 285 juta liter per hari.
Ini berarti seharusnya penduduk kota Makassar tidak pernah kekurangan air sepanjang tahun. Sayang sekali kapasitas penjernihan air Somba Opu hanya mampu mengolah sebanyak 1,1 m3/detik itu berarti hanya memenuhi sekitar 80 persen dari kebutuhan air penduduk kota Makassar. Kekurangan ini diisi dengan hasil produksi air melalui IPA Ratulangi, Panaikang, dan Maccini Sombala yang mengambil air langsung dari sungai Jeneberang di bagian hilir.
Berapa banyak sebenarnya air yang disediakan oleh waduk Bilibili? Kapasitas tampung air waduk adalah 375 juta m3. Sebagian besar atau sekitar 80 persen dimanfaatkan untuk air irigasi dan sebanyak 60 juta m3 (12%) dapat dimanfaatkan untuk bahan baku air bersih. Untuk memudahkan membayangkan jumlah air tersebut maka seandainya air tersebut harus diangkut dengan mobil tangki maka dibutuhkan 70 juta mobil tangki per tahun atau sekitar 200 ribu mobil tangki per hari.
Seandainya kita memiliki 1000 buah mobil tangki maka mobil tersebut harus hilir mudik 200 kali sehari. Jumlah air sebanyak itu, waduk Bili-bili sejak tahun 2000 telah mengamankan persediaan air bersih bagi penduduk kota Makassar dan sejak tahun 2003 membagikan air irigasi untuk sekitar 100. 000 KK petani atau 500.000 jiwa yang menggantungkan kehidupannya pada 24.000 ha sawah irigasi di Kabupaten Gowa dan Takalar.
0 komentar:
Posting Komentar