Friday, 13 June 2008
PALEMBANG (SINDO) – Banyaknya pemberitaan di berbagai media tentang kesimpangsiuran informasi Munarman di balik kasus Monas terus menjadi perhatian rekanrekan sejawat Munarman di Palembang.
Pasalnya, hingga saat ini mereka masih bertanya- tanya di mana posisi Munarman yang sebenarnya saat insiden tersebut terjadi. Salah satu anggota dari 96 orang Tim Pembela Munarman Chairil Syah mengungkapkan, banyak terjadi kejanggalan dalam kejadian Monas.
Namun, anggota Dewan Pembina YLBHI ini mengaku tidak tahu siapa yang memulai kejadian tersebut. Sebab, pada Minggu (1/6) pagi di Monas saat itu,di kawasan Monas ada beberapa elemen yang juga datang untuk memperingati hari lahirnya Pancasila dengan isu yang berbeda. ”Tapi setelah kejadian tersebut, mengapa pihak Kedubes Amerika mengunjungi korban kekerasan.
Kalau Amerika antikekerasan, mengapa mereka tidak mengunjungi mahasiswa Unas yang juga menjadi korban kekerasan,” katanya saat melakukan dialog bertema “Di Balik Insiden Monas” yang digelar di Sekretariat Yayasan Puspa Indonesia kemarin sore. Chairil menjelaskan, sebagai kuasa hukum yang ditunjuk Munarwan, bukan berarti dirinya menjadi kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI).
Sejauh ini perkembangan kasus yang menimpa rekannya ini, tutur Chairil, masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi. Sementara itu, Direktur Sekolah Demokrasi Banyuasin Tarech Rasyid mengatakan, kasus yang terjadi di Monas 1 Juni lalu bukan hanya tentang kekerasan, melainkan berkembang ke arah lain. Hal paling prinsip yang terjadi pada insiden tersebut adalah penistaan terhadap agama. (sidratul muntaha)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/tim-pembela-munarman-berdialog-2.html
PALEMBANG (SINDO) – Banyaknya pemberitaan di berbagai media tentang kesimpangsiuran informasi Munarman di balik kasus Monas terus menjadi perhatian rekanrekan sejawat Munarman di Palembang.
Pasalnya, hingga saat ini mereka masih bertanya- tanya di mana posisi Munarman yang sebenarnya saat insiden tersebut terjadi. Salah satu anggota dari 96 orang Tim Pembela Munarman Chairil Syah mengungkapkan, banyak terjadi kejanggalan dalam kejadian Monas.
Namun, anggota Dewan Pembina YLBHI ini mengaku tidak tahu siapa yang memulai kejadian tersebut. Sebab, pada Minggu (1/6) pagi di Monas saat itu,di kawasan Monas ada beberapa elemen yang juga datang untuk memperingati hari lahirnya Pancasila dengan isu yang berbeda. ”Tapi setelah kejadian tersebut, mengapa pihak Kedubes Amerika mengunjungi korban kekerasan.
Kalau Amerika antikekerasan, mengapa mereka tidak mengunjungi mahasiswa Unas yang juga menjadi korban kekerasan,” katanya saat melakukan dialog bertema “Di Balik Insiden Monas” yang digelar di Sekretariat Yayasan Puspa Indonesia kemarin sore. Chairil menjelaskan, sebagai kuasa hukum yang ditunjuk Munarwan, bukan berarti dirinya menjadi kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI).
Sejauh ini perkembangan kasus yang menimpa rekannya ini, tutur Chairil, masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi. Sementara itu, Direktur Sekolah Demokrasi Banyuasin Tarech Rasyid mengatakan, kasus yang terjadi di Monas 1 Juni lalu bukan hanya tentang kekerasan, melainkan berkembang ke arah lain. Hal paling prinsip yang terjadi pada insiden tersebut adalah penistaan terhadap agama. (sidratul muntaha)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/tim-pembela-munarman-berdialog-2.html
1 komentar:
inilah kecerdasan dari Rezim saat ini dalm memanfaatkan media sebagai alat Hegemoni untuk rakyatnya kemana informasi terhadap penolakan kenaikan harga BBM.
Rakyat harus lah merebut kekuasaan nya kembali dari para oenjahat jemanusian.
Posting Komentar