Prabumulih. - Auman harimau Sumatera yang dulu menggetarkan dan membuat merinding
kini berganti menjadi rintih menahan sakit. Vidoe seekor harimau sedang
sekarat itu direkam para pemburu di Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang
Dangku, Kabupaten Muaraenim.
Perburuan harimau di daerah ini berlangsung bebas, bahkan ditenggarai
melibatkan oknum asosiasi menembak. Seekor harimau diburu dan dijual
seharga Rp 20 juta.
Perburuan melibatkan oknum warga desa setempat sebagai penunjuk jalan. Ironisnya, aktivitas perburuan itu direkam dalam bentuk video berjudul judul ‘Harimau Blk 66 Sbn’ dan telah menyebar luas.
Perburuan melibatkan oknum warga desa setempat sebagai penunjuk jalan. Ironisnya, aktivitas perburuan itu direkam dalam bentuk video berjudul judul ‘Harimau Blk 66 Sbn’ dan telah menyebar luas.
Dalam video berdurasi 3 menit tersebut tampak seekor harimau Sumatera
sedang sekarat. Kakinya terikat di kayu, tubuh terluka dengan darah
bercucuran di dada kanan atas dekat leher. dari percakapan di vidoe,
luka itu akibat tembakan.
Harimau tersebut tampak sesekali menggelengkan kepala dengan lemah.
Para pemburu merekam erangan kesakitan hewan langka tersebut dengan
menggunakan penerangan senter.
Belum diketahui apa tujuan para pemburu mengedarkan video
penganiayaan terhadap hewan yang dilindungi tersebut. Masyarakat
Prabumulih yang menonton video itu menjadi marah dan menilai itu
tindakan yang keji.
Informasi dihimpun Tribun Sumsel, sejumlah sumber terkait yang
memiliki video menyatakan lokasi perburuan harimau Sumatera itu berada
di Blok 66 Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten
Muaraenim.
Beberapa sumber di Desa tersebut, Sabtu (21/9) menyebutkan, perburuan
harimau Sumatera di kawasan tersebut memang masih terus dilakukan.
Hewan ini menjadi target para pemburu karena harganya yang sangat
menggiurkan, seekor harimau sumatera yang telah terbunuh dihargai Rp 20
juta lebih.
Hewan tersebut dibawa pemburu yang diduga berasal dari Palembang dan dijual di Palembang.
Berdasarkan keterangan penduduk Suban Jeriji yang meminta namanya
tidak dipublikasikan, dia mengenali sejumlah orang yang terekam dalam
vidoe itu, diduga berinisial YM(62), YR(37) dan SG.
“Ketiga orang itu jasanya sering dimanfaatkan para pemburu sebagai
penunjuk jalan untuk menunjukkan lokasi persembunyian Harimau Sumatera
di Desa Suban Jeriji,” ujarnya.
Perburuan harimau Sumatera di daerah Suban Jeriji tersebut sudah
menjadi rahasia umum. Bahkan menurut sumber yang tidak mau namanya
ditulis, dalam seminggu jasa YM Cs bisa mencapai tiga kali dimanfaatkan
pemburu asal Palembang dan kota lain.
Tribun menelusuri kebenaran informasi penduduk itu dengan menemui orang-orang yang dia maksud. Ternyata benar.
YM tidak menampik jika suara yang berada dalam rekaman video
perburuan harimau langka yang berjudul ‘Harimau Blk 66 Sbn’ tersebut
adalah suaranya.
YM yang ditemui dan dibincangi di kediamannya membantah jika harimau
yang berada dalam video tersebut terluka akibat ditembak, melainkan
akibat dijerat warga dan kemudian diikat.
“Harimau ini dapat dijerat, bukan karena tertembak,” ujar YM, yang
tampak ketakutan sembari terus mengatakan jika harimau mengalami luka
akibat dijerat warga.
Ketika terus ditanya mengapa harimau Sumatera di desanya tersebut
terus menjadi buruan, YM enggan berkomentar banyak dan memilih diam.
Penelusuran Tribun di desa itu mendapati informasi yang mengejutkan.
Perburuan harimau Sumatera melibatkan oknum yang berasal dari asosiasi
menembak di Sumsel.
Sayangnya, pria yang juga mengaku anggota Perbakin Kota Prabumulih
tersebut enggan menyebutkan oknum yang melakukan perburuan itu.
Dia sangat menyayangkan perburuan terhadap habitat yang dilindungi negara tersebut dan bahkan direkam dalam bentu video.
“Kami sangat menyayangkan hal itu terjadi,” ujarnya.
Sumber : http://sumsel.tribunnews.com/2013/09/30/beredar-video-harimau-sumatera-dibantai-di-muara-enim
0 komentar:
Posting Komentar