Palembang
(ANTARA News) - Kawasan "Eco Green" atau ramah lingkungan di Komplek
Olahraga Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan sudah "jebol" pada hari kedua pelaksanaan SEA Games
XXVI, Sabtu.
Komplek Olahraga Jakabaring yang ditetapkan hanya boleh dilaluui kendaraan berbahan bakar gas (BBG) selama perhelatan SEA Games itu--untuk memecahkan rekor pelaksanaan SEA Games yang ramah lingkungan--telah dimasuki sejumlah kendaraan berbahan bakar minyak/bensin (BBM) sejak Sabtu siang.
Pantauan di lokasi tersebut, semula hanya beberapa kendaraan saja, tapi menjelang sore sudah seperti tidak terkendali lagi.
Beberapa arena terlihat mulai padat dengan kendaraan bermotor berbahan bakar BBM, seperti areal parkir voli pantai, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, arena menembak, Gedung Olahraga Ranau, dan Gedung Olahraga Dempo.
Malahan satu unit mobil Gegana Polda Sumsel terlihat terparkir di Gedung Ranau Jakabaring yang merupakan arena senam, sejak siang.
Para pengunjung menggunakan kendaraan ber-BBM itu, memanfaatkan akses jalan alternatif di belakang dan samping Komplek Olahraga Jakabaring Palembang yang tidak dijaga oleh petugas.
Para pengunjung memanfaatkan jalan di samping Gedung Bank SumselBabel dan di samping arena bisbol.
Sedangkan akses jalan utama melalui gerbang utama tetap memberlakukan ketentuan "eco green" yang melarang kendaraan bermotor ber-BBM masuk.
Selain itu, para pengunjung yang juga menggunakan kendaraan roda dua, terlihat memanfaatkan area parkir di badan jalan menuju stadion.
Padahal, panitia pelaksana menyediaan areal parkir di beberapa tempat dengan luas mencapai 3 hektare.
Penanggung Jawab Aset Provinsi Sumsel di Jakabaring, Rusli Nawi, membenarkan penerapaan "eco green" di Komplek Olahraga Jakabaring telah bobol.
"Memang sudah bobol. Kami tidak dapat mengendalikannya lagi, karena kekurangan personel. Kegiatan SEA Games ini sangat besar, sementara pengendalian hanya mengandalkan Satgas Jakabaring saja," ujar dia.
Dia menerangkan, terdapat lima pintu yang dapat dilalui pengunjung untuk masuk Komplek Olahraga Jakabaring itu.
"Untuk dua pintu pada gerbang utama memang bisa diawasi secara ketat, tapi untuk tiga pintu lainnya yang merupakan jalan alternatif sangat sulit. Apalagi jumlah petugas kepolisian yang membantu sangat sedikit," ujar dia.
Dia pun mengharapkan, Panitia Pelaksana SEA Games Indonesia (InaSOC) untuk segera mengatasi permasalahan itu.
"Banyak aset Pemprov Sumsel di dalam Komplek Olahraga Jakabaring itu, jika dibebaskan seperti ini apa InaSOC mau bertanggung jawab bila ada yang rusak. Seharusnya dilakukan penambahan personel untuk menerapkan `eco green`," ujar dia.
Rahman Hakim, salah seorang pengunjung mengatakan, jebolnya "eco green" itu karena masyarakat Kota Palembang belum memiliki semangat disiplin mentaati peraturan.
"Jika dikendorkan pengamanannya maka semua akan melanggar, termasuk panitia pelaksana yang sudah membawa sepeda motor atau mobil ke dalam stadion," ujar dia.
Dia pun menyayangkan, kurangnya kesadaran masyarakat itu.
"Memang sulit mengubah pola pikir masyarakat kita. Padahal SEA Games merupakan ajang internasional, sehingga Palembang menjadi pusat perhatian dunia," ujar karyawan perusahaan swasta ini.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel, Anwar Sadat, mengingatkan bahwa penerapan ketentuan "eco green" tersebut harus dikontrol dan diawasi secara ketat serta perlu dipertanggungjawabkan pelaksanaannya.
"Tidak bisa seenaknya mengklaim SEA Games di Palembang ini sebagai ramah lingkungan, tapi tidak jelas penerapan ketentuan dan lembaga yang mengesahkannya," kata dia.
Ia menilai, penerapan SEA Games yang ramah lingkungan itu hendaknya tidak sekadar slogan, tapi benar-benar dijalankan dalam praktik di lapangan secara utuh.
Komplek Olahraga Jakabaring yang ditetapkan hanya boleh dilaluui kendaraan berbahan bakar gas (BBG) selama perhelatan SEA Games itu--untuk memecahkan rekor pelaksanaan SEA Games yang ramah lingkungan--telah dimasuki sejumlah kendaraan berbahan bakar minyak/bensin (BBM) sejak Sabtu siang.
Pantauan di lokasi tersebut, semula hanya beberapa kendaraan saja, tapi menjelang sore sudah seperti tidak terkendali lagi.
Beberapa arena terlihat mulai padat dengan kendaraan bermotor berbahan bakar BBM, seperti areal parkir voli pantai, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, arena menembak, Gedung Olahraga Ranau, dan Gedung Olahraga Dempo.
Malahan satu unit mobil Gegana Polda Sumsel terlihat terparkir di Gedung Ranau Jakabaring yang merupakan arena senam, sejak siang.
Para pengunjung menggunakan kendaraan ber-BBM itu, memanfaatkan akses jalan alternatif di belakang dan samping Komplek Olahraga Jakabaring Palembang yang tidak dijaga oleh petugas.
Para pengunjung memanfaatkan jalan di samping Gedung Bank SumselBabel dan di samping arena bisbol.
Sedangkan akses jalan utama melalui gerbang utama tetap memberlakukan ketentuan "eco green" yang melarang kendaraan bermotor ber-BBM masuk.
Selain itu, para pengunjung yang juga menggunakan kendaraan roda dua, terlihat memanfaatkan area parkir di badan jalan menuju stadion.
Padahal, panitia pelaksana menyediaan areal parkir di beberapa tempat dengan luas mencapai 3 hektare.
Penanggung Jawab Aset Provinsi Sumsel di Jakabaring, Rusli Nawi, membenarkan penerapaan "eco green" di Komplek Olahraga Jakabaring telah bobol.
"Memang sudah bobol. Kami tidak dapat mengendalikannya lagi, karena kekurangan personel. Kegiatan SEA Games ini sangat besar, sementara pengendalian hanya mengandalkan Satgas Jakabaring saja," ujar dia.
Dia menerangkan, terdapat lima pintu yang dapat dilalui pengunjung untuk masuk Komplek Olahraga Jakabaring itu.
"Untuk dua pintu pada gerbang utama memang bisa diawasi secara ketat, tapi untuk tiga pintu lainnya yang merupakan jalan alternatif sangat sulit. Apalagi jumlah petugas kepolisian yang membantu sangat sedikit," ujar dia.
Dia pun mengharapkan, Panitia Pelaksana SEA Games Indonesia (InaSOC) untuk segera mengatasi permasalahan itu.
"Banyak aset Pemprov Sumsel di dalam Komplek Olahraga Jakabaring itu, jika dibebaskan seperti ini apa InaSOC mau bertanggung jawab bila ada yang rusak. Seharusnya dilakukan penambahan personel untuk menerapkan `eco green`," ujar dia.
Rahman Hakim, salah seorang pengunjung mengatakan, jebolnya "eco green" itu karena masyarakat Kota Palembang belum memiliki semangat disiplin mentaati peraturan.
"Jika dikendorkan pengamanannya maka semua akan melanggar, termasuk panitia pelaksana yang sudah membawa sepeda motor atau mobil ke dalam stadion," ujar dia.
Dia pun menyayangkan, kurangnya kesadaran masyarakat itu.
"Memang sulit mengubah pola pikir masyarakat kita. Padahal SEA Games merupakan ajang internasional, sehingga Palembang menjadi pusat perhatian dunia," ujar karyawan perusahaan swasta ini.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel, Anwar Sadat, mengingatkan bahwa penerapan ketentuan "eco green" tersebut harus dikontrol dan diawasi secara ketat serta perlu dipertanggungjawabkan pelaksanaannya.
"Tidak bisa seenaknya mengklaim SEA Games di Palembang ini sebagai ramah lingkungan, tapi tidak jelas penerapan ketentuan dan lembaga yang mengesahkannya," kata dia.
Ia menilai, penerapan SEA Games yang ramah lingkungan itu hendaknya tidak sekadar slogan, tapi benar-benar dijalankan dalam praktik di lapangan secara utuh.
Artikel Terkait:
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar