WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Selasa, November 15, 2011

SEA Games Ke XXVI Paling Kacau

KabarIndonesia -  SEA Games ke XXVI yang di selenggarakan di Indonesia, Palembang dan Jakarta, sebagai tuan rumah penyelenggara .Merupakan SEA Games Paling Buruk sepanjang sejarah perhelatan event olahraga. Berita miring soal kacaunya SEA Games di Palembang di muat beberapa media local,nasional bahkan di Negara peserta SEA Games.

Salah satunya seperti diberitakan Koran Singapura Straits Times melaporkan keracunan makanan melanda para pemain sepak bola dari Singapura, Malaysia, Kamboja dan Indonesia, yang menginap di hotel berbintang di Jakarta.

Harian Philipina, Daily Inquirer. Dalam beritanya Daily mengutip komentar ofisial  dari Filipina yang menyatakan SEAGames XXVI 2011 merupakan event "paling kacau" sepanjang sejarah. Terlebih lagi ketika menyinggung parahnya soal penginapan dan transportasi.

Kemudian ketika obor SEA Games tiba di Palembang, koresponden AFP menyaksikan ribuan pekerja masih bekerja keras di beberapa tempat termasuk untuk menyelesaikan pengaliran air (drainage).   Di Jakarta, sekitar 500 kilometer dari Palembang, sekitar 12.000 atlet, ofisial dan media akan berlalu-lalang, belum lagi ditambah ribuan penonton. Masalah kemacetan lalu lintas jadi hambatan utama, sehingga para siswa sekolah diliburkan. Tapi itu kelihatannya tidak menyelesaikan masalah.

Sementara itu Thailand mengkritik penyelenggaraan SEA Games di dua kota yaitu Jakartadan Palembang."Menggelar even ini di dua kotaadalah melawan piagam SEA Games yang berusaha mempromosikan kebersamaan di antara para partisipan," sindir Charoen Wattanasin, wakil presiden Komite Olimpiade Nasional Thailand sebagaimana dikutip Bangkok Post.

Menurut Koran lokal dan nasional "kota penyelenggara tampaknya tak siap untuk perhelatan ini dengan komunikasi dan kerja sama yang buruk antara Jakarta dan Palembang."Prof Charoen, yang juga anggota Dewan SEA Games, mengatakan itu adalah akibat campur tangan politisi yang berusaha mengeruk keuntungan pribadi.

Selain itu Gerakan go green yang dicanangkan kepanitiaan SEAGames Sumatera Selatan hanya menjadi isapan jempol belaka, ratusan kendaraan roda dua dan empat dengan leluasa berlalu lalang di Kompleks Jakabaring Sport City (JSC).Sehingga, jalan di kawasan depan Venue Aquatik seperti pasar

Penanggung Jawab Aset Provinsi Sumsel di Jakabaring, Rusli Nawi, membenarkan penerapaan "eco green" di Komplek Olahraga Jakabaring telah bobol. "Memang sudah bobol. Kami tidak dapat mengendalikannya lagi, karena kekurangan personel.KegiatanSEA Games ini sangat besar, sementara pengendalian hanya mengandalkan Satgas Jakabaring saja," ujar dia.

Dia menerangkan, terdapat lima pintu yang dapat dilalui pengunjung untuk masuk Komplek Olahraga Jakabaring itu."Untuk dua pintu pada gerbang utama memang bisa diawasi secara ketat, tapi untuk tiga pintu lainnya yang merupakan jalan alternatif sangat sulit. Apalagi jumlah petugas kepolisian yang membantu sangat sedikit," ujar dia.

Dia pun mengharapkan,Panitia PelaksanaSEA Games Indonesia (InaSOC) untuk segera mengatasi permasalahan itu."Banyak aset Pemprov Sumsel di dalam Komplek Olahraga Jakabaring itu, jika dibebaskan seperti ini apa InaSOC mau bertanggung jawab bila ada yang rusak. Seharusnya dilakukan penambahan personel untuk menerapkan `eco green`," ujar dia.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel, Anwar Sadat, mengingatkan bahwa penerapan ketentuan "eco green" tersebut harus dikontrol dan diawasi secara ketat serta perlu dipertanggungjawabkan pelaksanaannya.

"Tidak bisa seenaknya mengklaim SEA Games di Palembang ini sebagai ramah lingkungan, tapi tidak jelas penerapan ketentuan dan lembaga yang mengesahkannya," kata dia. Ia menilai, penerapan SEA Games yang ramah lingkungan itu hendaknya tidak sekadar slogan, tapi benar-benar dijalankan dalam praktik di lapangan secara utuh, katanya.

Sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=2&jd=SEA+Games+Ke+XXVI+Paling+Kacau&dn=20111114141301 



Artikel Terkait:

0 komentar: