Kronologis
aksi 29 Januari 2013
Pembubaran
aksi dan penangkapan Direktur Walhi Sumsel
Aksi di mulai pukul 12.30 Wib dengan
menggunakan kendaraan Truck dan motor menuju taman kota yang berada di Simpang Polda Sumsel.
Sampai di taman Polda sumsel massa aksi yang di pimpin
Dedek Caniago mulai menyusun barisan untuk melakukan Long march ke halaman Polda
sumsel.
Pukul 12.40 Wib Massa aksi yang berjumlah
sedikitnya 300 orang yang membawa atribut 1 buah spanduk, beberapa bendera
organisasi Seperti Bendera Merah Putih, Serikat Petani Sriwijaya, Sarekat hijau
Indonesia, Serikat Petani Indonesia Sumsel, Walhi Sumsel dan lainnya.
Dengan susunan massa
aksi di depan barisan adalah mobil komando yang membawa speaker aktif,
selanjutnya barisan Perempuan dan massa
yang memegang bendera organisasi. Massa
aksi di pagari dengan tali plastic.
Pukul 13.00 Wib Massa aksi sampai di depan
Polda Sumsel. dan kembali menyusun barisan yang berada di depan gerbang Polda
Sumsel.
Mobil komando di letakan di pinggir trotoar
yang ada di jalan sedangkan massa
aksi berada di depan pintu masuk Polda Sumsel.
Pimpinan massa aksi dan perwakilan organisasi secara
bergantian melakukan orasi di atas mobil komando.
13.10 Wib Humas Polda sumsel Jarod Padakova
beserta aparat lainnya mendekati massa
aksi. Sedangkan massa
aksi tetap melakukan orasi.
13.19 Wib Humas polda sumsel meminta untuk
dapat berbicara di depan massa
aksi. Namun massa
menolak karena mereka meminta agar pejabat polda yang turun langsung berdialog
dengan mereka. (Terlihat pagar polda terbuka sekitar 1,5 meter.)
13.24 Wib Humas Polda meninggalkan massa aksi dan masuk
kembali ke dalam pagar Polda,di jalan terlihat Humas berbincang dengan salah
seorang aparat polisi yang menggunakan pakaian hitam membawa Toa. Tak lama
kemudian seluruh polisi berseragam masuk ke dalam pagar gerbang polda sedangkan
polisi lainnya yang tidak menggunakan seragam tampak masih berkeliaran di
seputar massa
aksi. (pintu pagar di tutp kembali)
Massa aksi terus melanjutkan orasinya secara bergantian.
14.00 wib Kabid Humas Polda keluar dan
kembali menemui massa aksi dan berbicara di
depan massa aksi diatas di depan Mobil komando
dengan menggunakan pengeras suara milik massa
aksi. Terlihat sadat dan dedek chaniago berada di samping kabid humas (hujan
rintik rintik)
Jarod padakova menjelaskan kepada massa aksi
untuk menyampaikan laporanya secara langsung kedalam sesuai procedu misalnya
tindakan anggota polisi yang memukul dan merusak musolah pada 29 januari lalu silakan
dilaporkan, dan polisi akan memprosesnya, dan akan menjelaskan perkembangan
kasusnya secara transparan. Dan saya yang akan menerima laporannya secara
langsung di ruang SPK, bila perlu saya yang kawal masuk kedalam.
14.10 Wib Selesai berbicara di depan massa aksi jarod padakova
kabid Humas polda memberikan Mikroponnya kepada anwar sadat yang saat itu sudah
berada didepannya, Anwar sadat langsung menerima mikropon tersebut sambil
bertanya apakah bapak sudah selesai? Dijawab jarod sudah.
Lalu sadat menangapi penjelsan jarod, dengan
mengatakan bahwa soal laporan polisi, sudah terlalu banyak laporan yang kami
sampaikan tapi tidak ada satupun yang diproses. Termasuk terakhir laporan soal
keluarga angga dn korban limbang jaya kepada polisi sampai saat ini tidak
pernah jelas dan tidak pernah tahu perkembangannya dan prosesnya sampai
sekarang. Itu yang pertama lalu yang kedua adalah kalo memang mau
laporan,silakan saja bapak catat lansung laporannya disini tinggal ditulis dan
lainnya, kita tidak perlu masuk ke dalam, biar disini karena banyak orang yang
menyaksikan. Selanjutnya ketiga kalo soal prosedur Polisi sendiri yang tidak
pernah main procedural, langsung main tangkap.
Mendengar perkataan sadat yag terakhir
terlihat jarod langsung meninggalkan anwar sadat dan massa
aksi yang diikuti beberapa Polisi berpakaian seragam dan pakaian bebas termasuk
kasat intel Polresta palembang
serta langsung masuk kedalam lalu sadat pun menhentikan penjelasannya dan
mengatakan sudah kawan kawan kita tunggu saja. Kita bukan melawan tapi kita
menunjukan fakta fakta yang ada.
Selanjutnya sadat naik ke atas mobil komando
sambil berteriak “Hidup rakyat” dan dia menjelaskan kembali kepada massa aksi tentang apa
yang baru saja di katakana kepada Kabid Humas.
14.10 Wib massa
aksi di persilahkan untuk duduk mendengarkan kembali orasi orasi warga,
terlihat massa
aksi sudah mulai sedikit karena mulai berteduh terlihat haya sekita puluhan
orang yang masih bertahan. Pintu pagar polda mulai lowong tidak adalagi massa yang berkumpul.
14.40 Wib massa aksi yang di pimpin oleh
satu orang warga membaca surat yasin bersama sama, terlihat anwar sadat berada
di belakang mobil pick Up yang jaraknya sekitar 6 meter dari pintu pagar masuk
polda dan disamping pemimpin pembaca yasin.sedangkan dedek caniago berada di
trotoar jalan yang berada sekitar 8 meter dari pagar masuk.
15.10 Wib pembacaan yasin selesai karena
telah masuk waktu sholat ashar maka beberapa orang massa aksi melakukan sholat berjamaah di
depan pagar masuk Polda yang jaraknya sekitar 3 – 5 meter. Anwar sadat dan kamaludin
ikut menjadi jamaah dalam sholat.
Sedangkan massa aksi yang lain yang tidak ikut sholat
berjamaah duduk santai melepas letih sambil bercengkrama dengan yang lain. (hujan
telah berhenti)
Pukul 15.20 Sholat berjamaah selesai massa aksi diminta untuk beristirahat terlebih dahulu,
mendengar hal itu massa
aksi pun melanjutkan duduk nya di trotoar jalan.
15.30 Wib hujan turun dengan derasnya hal
ini membuat massa
aksi banyak mencari tempat berteduh sedangkan polisi yang memaki pakian bebas
Hitam putih dan lainnya serta polisi yang berpakaian seragam dan membawa
perisai serta pentunganpun terlihat ikutan berteduh di bawah fly over jalan
maupun yang masuk kedalam pos penjaga.
Melihat kondisi tersebut dedek caniago
sebagai coordinator aksi langsung berinisiatif mengambil mikropon dan berdiri
diatas Mobil komando. Dia
mengatakan Petani jangan takut kehujanan, biarkan polisi-polisi itu saja yang
takut dengan hujan”. Mendengar hal itu massa kembali berkumpul di belakang
mobil. Dan saat itu terlihat 3 orang memukul mukul pagar dengan bambu bendera.
Hal ini membuat polisi yang duduk duduk di pos penjagaan kembali berdiri.
Dan anwar sadat
pun yang berada di samping mobil komando meneriakan (tanpa Mikropon) untuk
massa menjaga jarak dengan pagar. Di ikuti dedek caniago yang mengatakan kepada
massa aksi agar Jangan bertindak di luar perintah komando, siapa yang bertindak
diluar komando berarti pengkhianat, Kepada massa aksi mundur 5 langkah
kebelakang.
Pukul 15.50 wib
terlihat ada 3 orang kembali mengerak gerakan pagar polda akibatnya dari geraka
tersebut sekitar pukul 15.50 Wib pagar Polda roboh dan disaat itu juga Polisi berdatangan
dari segala arah menangkap dan memukul anwar sadat, dedek caniago dan puluhan
petani lainnya
Pukulan terhadap anwar sadat oleh polisi ini
membuat kepala anwar sadat mengeluarkan darah dan terlihat leher anwar sadat di
jepit oleh salah seorang polisi berseragam yang diduga adalah kapolres IT 1.
Pemukulan yang
dialami anwar sadat juga dialami oleh puluhan petani lainnya.
Berikut adalah
nama Nama Yang ditangkap oleh Polisi
- Anwar sadat Direktur Walhi sumsel dengan kondisi Pecah di kepala
- Dedek Chaniago Staf POPER Walhi Sumsel dengan kondisi luka memar di sekujur tubuh
- Doni Agustian Relawan Walhi Sumsel dengan luka memar
- Abdul Kadir Humas Serikat Petani Sriwijaya Kab MUBA dengan luka memar di wajah
- Ahmad Yani Serikat Petani Sriwijaya Kab OKI dengan Luka di Muka
- Muhammad Serikat Petani Sriwijaya Desa Betung KAB OI dengan retak di dada
- Fikri SPS desa Sunur Kab OI dengan Luka memar di kepala
- Kamaludin SPS desa Betung Kab Ogan ilir pecah Kepala
- Am SPS Kab MUBA memar kena terjang
- MEMET Persatuan pemuda Islam Sumsel Muba dengan Luka memar
- Rosita (perempuan) SPS Betung ogan Ilir dengan Luka Memar di pungung dan paha
- Suwan
- Rafiq
- Eko widodo
- Firli
- Kailani
- Lukman
- Yitno
- Zamhuri
- Rizal
- Syam Nawawi
- Tedi Pranata
- suhardi SPS Muba
- ahmad jaya
- sugianto
- umri SPS MUBA
Demikian pembaruan Kronologis lengkap ini di buat berdasarkan dari informasi yang dihimpun dari beberapa
saksi yang melihat kejadian
Palembang, 8
Februari 2013
Walhi Sumsel
0 komentar:
Posting Komentar