Sri maymana (14 tahun) |
"Sri kamu silakan pulang" kata kepala sekolah kepada sri tepat di hari ketiga ramadahn bulan lalu. Sri pun pulang kerumah,seampainya dirumah dia ditanya oleh Ibunya, mengapa dia cepat pulang? Sri pun menjawab sesuai perintah dari kepala sekolah katanya dengan polos. Mendengar hal itu ibunya sri pun mendatangi kepala sekolah utk menanyakan mengapa anaknya di suruh pulang padahal hari itu tidak libur.
Sesampai disekolah ternyata Maimunah ibunya sri tidak dapat bertemu dengan kepala sekolah SD Negeri 3 desa sunur Ogan ilir, namun dia hanya ditemui oleh kepala sekolah SMP negeri 4 yang satu komplek dengan SD tempat Sri sekolah.
Sesampai disekolah ternyata Maimunah ibunya sri tidak dapat bertemu dengan kepala sekolah SD Negeri 3 desa sunur Ogan ilir, namun dia hanya ditemui oleh kepala sekolah SMP negeri 4 yang satu komplek dengan SD tempat Sri sekolah.
"Sri sudah di keluarkan" kata Kasbini kepala sekolah SMP Negeri 4 kepada ibunya Sri.
merasa tidak puas mendengar cerita istrinya,esok harinya ayah sri pun mendatangi pihak sekolahan namun diapun tidak bertemu dengan kepala sekolah, padahal maksud dari ayah Sri mendatangi sekolahan hanya untuk menanyakan mengapa anak nya dikeluarkan dari sekolah,dan jikapun dikeluarkan dia mau meminta surat pemberhentian dari pihak sekolah agar ada status yang jelas bagi anaknya sehingga minimal kami dapat memindahkan anak kami kesekolah lainnya.
Namun berulang kali kamaludin mencoba untuk menemui kepala sekolah, hasilnya tetap sama,kepala sekolah tidak bisa di temui dan terlihat selalu menghindar.
Akan tetapi berdasarkan infromasi yang didapat oleh Sri dan keluarganya, Sri diberhentikan atas permintaan dari kepala sekolah SMP 4.
Kini, Sri tidak dapat lagi menikmati bangku sekolah yang sejak 6 tahun belakangan ini dia rasakan, seperti teman2 lainnya. Dia tidak tahu mengapa dia dipecat, yang dia tahu beberapa bulan belakangan ini ayahnya selalu ikut bergabung dengan ribuan petani lainnya dalam GPPB Ogan ilir yg menuntut agar PTPN VII tempat adik dari kepala sekolah SMP 4 bekerja, mengembalikan lahan rakyat desa sunur dan 21 desa lainnya yang dirampas sejak 30 tahun lalu.
Akan tetapi berdasarkan infromasi yang didapat oleh Sri dan keluarganya, Sri diberhentikan atas permintaan dari kepala sekolah SMP 4.
Kini, Sri tidak dapat lagi menikmati bangku sekolah yang sejak 6 tahun belakangan ini dia rasakan, seperti teman2 lainnya. Dia tidak tahu mengapa dia dipecat, yang dia tahu beberapa bulan belakangan ini ayahnya selalu ikut bergabung dengan ribuan petani lainnya dalam GPPB Ogan ilir yg menuntut agar PTPN VII tempat adik dari kepala sekolah SMP 4 bekerja, mengembalikan lahan rakyat desa sunur dan 21 desa lainnya yang dirampas sejak 30 tahun lalu.
"Intimidasi terhadap perjuangan kami, ternyata sampai juga kesekolah anak ku" ungkap kamaludin sambil menghela nafasnya.
0 komentar:
Posting Komentar