Palembang (ANTARA
News) - Kabut asap di Sumatera Selatan pada musim kemarau beberapa
bulan terakhir mengakibatkan ribuan masyarakat setempat terserang
penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan iritasi mata.
Kondisi
pencemaran udara yang parah tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa
mengakibatkan gangguan kesehatan yang lebih fatal, bahkan menyebakan
jatuhnya korban jiwa, kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi) Sumsel Anwar Sadat di Palembang, Kamis.
Berdasarkan
data yang dihimpun Walhi dari Dinas Kesehatan Sumsel hingga September
2012 ini terdapat 17.884 penderita ISPA yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota setempat.
Melihat banyaknya masyarakat yang menderita penyakit akibat kabut asap yang akhir-akhir ini semakin pekat, pemerintah Provinsi Sumsel selaku pemegang kebijakan harus segera melakukan tindakan untuk menghentikan pembakaran lahan dan hutan baik karena faktor alam maupun yang disengaja oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan serta pengelola hutan tanaman industri (HTI), kata dia.
Dia menjelaskan, selain menimbulkan gangguan kesehatan, kabut asap juga menyebabkan kerugian negara, individu dan badan usaha lainnya seperti yang bergerak di bidang pelayaran serta penerbangan.
Kabut asap yang telah menimbulkan kerugian materi dan mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan itu, perlu segera diatasi dengan melakukan berbagai tindakan pemulihan lingkungan hidup yang mengalami kerusakan akibat praktik pembakaran hutan atau lahan yang dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan.
Sebelum masalah kerusakan lingkungan itu teratasi, diminta kepada Pemerintah Provinsi Sumsel dan kabupaten/kota setempat agar meliburkan aktivitas sekolah guna menekan angka penderita ISPA dan penyakit lainnya yang lebih banyak serta membuka posko pelayanan kesehatan khusus korban bencana kabut asap, kata dia menambahkan.
Sebelumnya Gubernur Sumsel Alex Noerdin untuk mencegah terjadinya kabut asap yang semakin parah telah memerintahkan petugas Dinas Kehutanan dan instansi terkait untuk melakukan pengendalian kebakaran hutan dan pencegahan pembakaran lahan oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan.
Sedangkan untuk melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan, beberapa waktu lalu gubernur turun langsung ke jalan untuk membagikan masker secara cuma-cuma
sumber : sumsel.antaranews.com
Melihat banyaknya masyarakat yang menderita penyakit akibat kabut asap yang akhir-akhir ini semakin pekat, pemerintah Provinsi Sumsel selaku pemegang kebijakan harus segera melakukan tindakan untuk menghentikan pembakaran lahan dan hutan baik karena faktor alam maupun yang disengaja oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan serta pengelola hutan tanaman industri (HTI), kata dia.
Dia menjelaskan, selain menimbulkan gangguan kesehatan, kabut asap juga menyebabkan kerugian negara, individu dan badan usaha lainnya seperti yang bergerak di bidang pelayaran serta penerbangan.
Kabut asap yang telah menimbulkan kerugian materi dan mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan itu, perlu segera diatasi dengan melakukan berbagai tindakan pemulihan lingkungan hidup yang mengalami kerusakan akibat praktik pembakaran hutan atau lahan yang dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan.
Sebelum masalah kerusakan lingkungan itu teratasi, diminta kepada Pemerintah Provinsi Sumsel dan kabupaten/kota setempat agar meliburkan aktivitas sekolah guna menekan angka penderita ISPA dan penyakit lainnya yang lebih banyak serta membuka posko pelayanan kesehatan khusus korban bencana kabut asap, kata dia menambahkan.
Sebelumnya Gubernur Sumsel Alex Noerdin untuk mencegah terjadinya kabut asap yang semakin parah telah memerintahkan petugas Dinas Kehutanan dan instansi terkait untuk melakukan pengendalian kebakaran hutan dan pencegahan pembakaran lahan oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan.
Sedangkan untuk melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan, beberapa waktu lalu gubernur turun langsung ke jalan untuk membagikan masker secara cuma-cuma
sumber : sumsel.antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar