PALEMBANG, - Walhi Sumsel kehabisan stok buku Membongkar Gurita Cikeas : Dibalik Skandal Bank Century. Seratus eksemplar buku yang diterima Sabtu lalu, ludes dibeli masyarakat dari berbagai kalangan yang datang langsung ke Kantor Walhi Sumsel.
Walhi Sumsel berencana menambah stok buku. Namun hal itu tergantung dari stok buku yang masih disediakan jaringan Walhi Sumsel di Yogyakarta. Waktunya belum bisa dipastikan stok buku tersebut dapat diperoleh lagi. “Kita belum tahu apakah masih ada jatah buku tersebut untuk Sumsel atau tidak,” ujar Manajer Pengembangan Sumber Daya Organisasi (PSDO) Walhi Sumsel Hadi Jatmiko, Selasa (12/1).
Sebelum benar-benar ludes, hingga pukul 13.30 kemarin hanya tersisa tujuh dari 100 eksemplar buku yang ditulis George Junus Aditjondro. Buku benar-benar habis sekitar pukul 18.00. “Animo masyarakat untuk mendapatkan buku tersebut tinggi,” tambah Hadi.
Pembelinya dari berbagai kalangan. Diantaranya adalah anggota DPRD Sumsel, anggota DPRD OKI, dosen Unsri dan IAIN Raden Fatah Palembang, PNS, warga sekitar Kantor Walhi Sumsel dan sebagainya. Bahkan ada orang dari luar kota seperti Prabumulih dan Bandung yang menghubungi Walhi Sumsel melalui telepon atau FB menanyakan buku tersebut.
Anggota DPRD Sumsel dari Partai Amanat Nasional (PAN) Rusdi Tahar mengaku telah membeli buku kemarin. Menurutnya buku itu menjadi menarik karena menjadi polemik di tingkat elit dan publik. “Banyak hal yang bisa diperdebatkan dalam buku itu sehingga menjadi motivasi membeli buku,” katanya dalam pesan singkat.
Meski buku laku keras, Walhi Sumsel tetap tidak melayani pembelian jarak jauh. Ada masyarakat di luar Kota Palembang ingin bertransaksi jarak jauh melalui pengiriman. “Tetapi kami hanya melayani pembeli yang datang langsung ke Kantor Walhi,” ujar Hadi.
Kemungkinan adanya kenaikan harga buku bila ada tambahan stok nanti, dikatakan diusahakan tidak terjadi. Harga buku tetap Rp 60 ribu per eksemplar meski tidak menutup kemungkinan berubah. “Soal harga buku tergantung dari jaringan Walhi Sumsel di Yogyakarta,” katanya.sripo
Walhi Sumsel berencana menambah stok buku. Namun hal itu tergantung dari stok buku yang masih disediakan jaringan Walhi Sumsel di Yogyakarta. Waktunya belum bisa dipastikan stok buku tersebut dapat diperoleh lagi. “Kita belum tahu apakah masih ada jatah buku tersebut untuk Sumsel atau tidak,” ujar Manajer Pengembangan Sumber Daya Organisasi (PSDO) Walhi Sumsel Hadi Jatmiko, Selasa (12/1).
Sebelum benar-benar ludes, hingga pukul 13.30 kemarin hanya tersisa tujuh dari 100 eksemplar buku yang ditulis George Junus Aditjondro. Buku benar-benar habis sekitar pukul 18.00. “Animo masyarakat untuk mendapatkan buku tersebut tinggi,” tambah Hadi.
Pembelinya dari berbagai kalangan. Diantaranya adalah anggota DPRD Sumsel, anggota DPRD OKI, dosen Unsri dan IAIN Raden Fatah Palembang, PNS, warga sekitar Kantor Walhi Sumsel dan sebagainya. Bahkan ada orang dari luar kota seperti Prabumulih dan Bandung yang menghubungi Walhi Sumsel melalui telepon atau FB menanyakan buku tersebut.
Anggota DPRD Sumsel dari Partai Amanat Nasional (PAN) Rusdi Tahar mengaku telah membeli buku kemarin. Menurutnya buku itu menjadi menarik karena menjadi polemik di tingkat elit dan publik. “Banyak hal yang bisa diperdebatkan dalam buku itu sehingga menjadi motivasi membeli buku,” katanya dalam pesan singkat.
Meski buku laku keras, Walhi Sumsel tetap tidak melayani pembelian jarak jauh. Ada masyarakat di luar Kota Palembang ingin bertransaksi jarak jauh melalui pengiriman. “Tetapi kami hanya melayani pembeli yang datang langsung ke Kantor Walhi,” ujar Hadi.
Kemungkinan adanya kenaikan harga buku bila ada tambahan stok nanti, dikatakan diusahakan tidak terjadi. Harga buku tetap Rp 60 ribu per eksemplar meski tidak menutup kemungkinan berubah. “Soal harga buku tergantung dari jaringan Walhi Sumsel di Yogyakarta,” katanya.sripo
0 komentar:
Posting Komentar