JAKARTA, — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) sedang menyusun dan mengumpulkan dukungan guna menuntut pencabutan
penghargaan kepada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Penghargaan itu
diberikan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral saat Hari Pertambangan dan
Energi Ke-66, 28 September 2011.
Teguh Surya dari Walhi, Rabu (5/10/2011), mengatakan, petisi dibuat untuk
menyadarkan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh atas tindakannya yang tidak
profesional dan salah karena memberikan penghargaan tertinggi dari ESDM kepada
Alex Noerdin. Gubernur Sumsel itu dinilai ESDM sebagai gubernur yang berjasa luar
biasa dalam menggerakkan perubahan mewujudkan pemerataan pembangunan listrik
pedesaan, pengembangan sumber daya energi dengan meningkatkan kapasitas
pembangkit yang berdampak besar terhadap pembangunan sektor energi dan sumber
daya mineral.
Dijelaskan Teguh, dari 8,7 juta hektar luas Sumatera Selatan, setidaknya 2,7
juta hektar telah dikapling oleh 278 perusahaan pertambangan batubara, yang
tersebar di 15 kabupaten/kota. Saat ini sedikitnya telah ada 18 izin usaha
pertambangan (IUP) yang telah berproduksi dan menghasilkan batubara 15 juta ton
per tahun (2010).
Namun disayangkan, eksploitasi tambang dari perut Bumi Sriwijaya itu tidak
diperuntukkan sebesar-besarnya guna memenuhi kebutuhan energi rakyat
Sumsel. "Hampir semua (80-90 persen) produksi batubara yang
berjumlah 15 juta ton tersebut diekspor untuk memenuhi kebutuhan energi negara
di Asia seperti Jepang, Singapura, China, Malaysia, India,Taiwan, Pakistan,
Vietnam, dan India. Sisanya sekitar 2 juta ton baru untuk kebutuhan energi
(Listrik) di Sumsel," katanya.
Akibatnya, tambah Teguh, lebih dari 600 desa dari total 2.800 desa di Sumsel
pada tahun 2010 tidak dialiri listrik.
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2011/10/05/08033814/Walhi.Cabut.Penghargaan.untuk.Alex.Noerdin
0 komentar:
Posting Komentar