PALEMBANG – Peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April kemarin di
Palembang ditandai dengan aksi bagi-bagi ratusan bibit pohon oleh
Aliansi Gerak Pencinta Alam Peduli Bumi (AGPAPB) kepada warga di
sejumlah jalan utama.
Aksi ini mengetuk kepedulian warga agar lebih sadar menjaga dan melestarikan alam sekitar. Tak hanya itu, puluhan mahasiswa ini juga melakukan long march sambil membawa replika kotak sampah berkeliling Kota Palembang seharian penuh.Cara itu dilakukan sebagai simbol mengingatkan kembali kepada lapisan masyarakat agar selalu sadar diri membuang sampah di tempatnya.
“ Replika kotak sampah ini sengaja kami bawa keliling supaya masyarakat sadar, kotak sampah jangan hanya dija-dikan hiasan. Mereka harus sadar diri, karena membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran,” tandas koordinator aksi Hartono Ciputra kemarin. Pada kesempatan yang sama, mereka juga membagikan sekitar 150 bibit pohon kepada setiap masyarakat dan pengendara yang melintas di seputaran Bundaran Air Mancur Palembang.
Bibit pohon yang dibagikan antara lain pohon mahoni, bibit pohon asam, dan bibit pohon salam. Selain untuk melestarikan dan menyejukkan suasana keberadaan pohon, diharapkan mampu menjadi resapan air yang baik. “Kita bagi bibit pohon pelindung ini sebagai upaya melestarikan alam untuk anak cucu sekaligus menjadi resapan air yang baik biar masyarakat juga sadar manfaat menanam pohon” katanya.
Dalam aksinya, mahasiswa juga menuntut pemerintah kota segera memperbaiki sistem penataan kota. Hal ini tak lain untuk menghindari terjadinya banjir dengan skala yang lebih luas, mengingat saat ini jika terjadi hujan 2–3 jam, banjir akan langsung menggenangi berbagai sudut kota.Titik-titik banjir yang sudah tak bisa dihindari itu di antaranya di kawasan Sekip, Jalan Sudirman, Jalan Angkatan 45, Jalan Basuki Rahmat.
“Mewakili aliansi Gerakan Pencinta Alam Peduli Bumi, kami mengajak masyarakat sadar pentingnya manfaat menanam pohon. Makanya, hari ini untuk memperingati Hari Bumi,kami bagikan bibit-bibit itu kepada masyarakat,” ungkap dia. Selain di Bundaran Air Mancur,aksi serupa dilakukan di simpang Polda dan simpang Pasar Cinde.Tak hanya membawa replika kotak sampah berukuran jumbo,mereka juga membagikan stiker kepada setiap pengendara yang melintas sambil berorasi di hadapan warga soal pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
Sebelumnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Maman Noprayamin mengatakan,banjir pada dasarnya tidak bisa dihilangkan. Hanya, genangan air saat ini bisa dikurangi, yakni dengan menormalisasi atau memanfaatkan pompa Untuk itu, pihaknya berkomitmen menormalisasi sungai secara bertahap.
Tahun ini rencananya normalisasi sepanjang 1 km akan dilakukan di Sungai Sahang yang merupakan anak Sungai Sekanak. Semua anak sungai di Palembang menjadi prioritas normalisasi, mengingat Palembang sudah menjadi kota besar,bahkan ini sudah menjadi program strategi nasional
Aksi ini mengetuk kepedulian warga agar lebih sadar menjaga dan melestarikan alam sekitar. Tak hanya itu, puluhan mahasiswa ini juga melakukan long march sambil membawa replika kotak sampah berkeliling Kota Palembang seharian penuh.Cara itu dilakukan sebagai simbol mengingatkan kembali kepada lapisan masyarakat agar selalu sadar diri membuang sampah di tempatnya.
“ Replika kotak sampah ini sengaja kami bawa keliling supaya masyarakat sadar, kotak sampah jangan hanya dija-dikan hiasan. Mereka harus sadar diri, karena membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran,” tandas koordinator aksi Hartono Ciputra kemarin. Pada kesempatan yang sama, mereka juga membagikan sekitar 150 bibit pohon kepada setiap masyarakat dan pengendara yang melintas di seputaran Bundaran Air Mancur Palembang.
Bibit pohon yang dibagikan antara lain pohon mahoni, bibit pohon asam, dan bibit pohon salam. Selain untuk melestarikan dan menyejukkan suasana keberadaan pohon, diharapkan mampu menjadi resapan air yang baik. “Kita bagi bibit pohon pelindung ini sebagai upaya melestarikan alam untuk anak cucu sekaligus menjadi resapan air yang baik biar masyarakat juga sadar manfaat menanam pohon” katanya.
Dalam aksinya, mahasiswa juga menuntut pemerintah kota segera memperbaiki sistem penataan kota. Hal ini tak lain untuk menghindari terjadinya banjir dengan skala yang lebih luas, mengingat saat ini jika terjadi hujan 2–3 jam, banjir akan langsung menggenangi berbagai sudut kota.Titik-titik banjir yang sudah tak bisa dihindari itu di antaranya di kawasan Sekip, Jalan Sudirman, Jalan Angkatan 45, Jalan Basuki Rahmat.
“Mewakili aliansi Gerakan Pencinta Alam Peduli Bumi, kami mengajak masyarakat sadar pentingnya manfaat menanam pohon. Makanya, hari ini untuk memperingati Hari Bumi,kami bagikan bibit-bibit itu kepada masyarakat,” ungkap dia. Selain di Bundaran Air Mancur,aksi serupa dilakukan di simpang Polda dan simpang Pasar Cinde.Tak hanya membawa replika kotak sampah berukuran jumbo,mereka juga membagikan stiker kepada setiap pengendara yang melintas sambil berorasi di hadapan warga soal pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
Sebelumnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Maman Noprayamin mengatakan,banjir pada dasarnya tidak bisa dihilangkan. Hanya, genangan air saat ini bisa dikurangi, yakni dengan menormalisasi atau memanfaatkan pompa Untuk itu, pihaknya berkomitmen menormalisasi sungai secara bertahap.
Tahun ini rencananya normalisasi sepanjang 1 km akan dilakukan di Sungai Sahang yang merupakan anak Sungai Sekanak. Semua anak sungai di Palembang menjadi prioritas normalisasi, mengingat Palembang sudah menjadi kota besar,bahkan ini sudah menjadi program strategi nasional
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/489014/
0 komentar:
Posting Komentar