WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, April 02, 2012

Ratusan Petani Tolak Kenaikan BBM

PALEMBANG, - Aksi Penolakan terhadap kenaikan BBM bukan hanya datang dari kalangan mahasiwa. Kali ini aksi penolakan datang dari ratusan petani yang datang dari beberapa kabupaten di Sumatera Selatan dengan membaur menjadi satu tujuan yaitu menolak kebijakan pemerintah atas kenaikan harga BBM.
Aksi ini sempat menjadi pusat perhatian warga Kota Palembang di karenakan massa aksi menuju beberapa kantor pemerintahan gedung perwakilan rakyat DPRD Sumsel, dan kantor pemerintahan Sumatera Selatan, dan sempat membuat jalan Kapten A Rivai dan Jendral Sudirman macet di karenakan massa yang menggelar aksinya dengan cara  Longmarch.
Koordinator Aksi, Anwar Sadat, di dalam orasinya mengatakan aksi yang datang dari para petani ini merupakan aksi yang murni dan tanpa di tunggangi oleh kepentingan pihak manapun, karena kalau sampai harga BBM naik tentunya para petani yang paling menderita, dapat di pastikan harga untuk kebutuhan petani akan naik, seperti pupuk, bibit dan lain sebagainya.
“Ini merupakan inisiatif para petani sendiri untuk menyatakan menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, karena para petani merasa akan semakin menderita apabila terjadi kenaikan terhadap harga BBM,yang akan berdampak pada penghidupan para petani,” ujar Direktur Walhi Sumsel ini
Aksi sempat berhenti di beberapa tempat seperti di depan kantor Pemerintahan Sumsel. Dedek Chaniago selaku koordinator lapangan, meyuarakan apabila pemerintah akan tetap menaikan harga BBM, maka rakyat menuntut SBY-Boediono untuk mundur dari kursi kepresidenan karena sebagai pemimpin sebuah Negara haruslah memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya bukan untuk kepentingan orang asing.
Setelah puas menyampaikan orasinya di depan gedung Kantor Gubernur, massa aksi terus bergerak menuju Bundaran Air Mancur (BAM) untuk mengajak seluruh warga Kota Palembang bersama-sama menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat.
“Kebijakan pemerintah SBY-Boediono menaikan harga BBM sama sekali tidak pro terhadap rakyat, karena hampir 63% pengguna kendaraan adalah masyarakat menegah kebawah. Untuk itu kami menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM, selain itu juga kami menuntut kepada pemerintah untuk menaikan upah buruh dan memimnta perlindungan petani dari perampasan lahan, serta mendesak pemerintah untuk melaksanakan Reforma Agraria sejati sebagai jalan menuju kedaulatan energi,” tegas Sadat. (Iir)

Sumber : http://beritanda.com



Artikel Terkait:

0 komentar: