PALEMBANG, - Aksi Penolakan terhadap kenaikan BBM
bukan hanya datang dari kalangan mahasiwa. Kali ini aksi penolakan datang dari
ratusan petani yang datang dari beberapa kabupaten di Sumatera Selatan dengan
membaur menjadi satu tujuan yaitu menolak kebijakan pemerintah atas kenaikan
harga BBM.
Aksi ini
sempat menjadi pusat perhatian warga Kota Palembang di karenakan massa aksi
menuju beberapa kantor pemerintahan gedung perwakilan rakyat DPRD Sumsel, dan
kantor pemerintahan Sumatera Selatan, dan sempat membuat jalan Kapten A Rivai
dan Jendral Sudirman macet di karenakan massa yang menggelar aksinya dengan
cara Longmarch.
Koordinator
Aksi, Anwar Sadat, di dalam orasinya mengatakan aksi yang datang dari para
petani ini merupakan aksi yang murni dan tanpa di tunggangi oleh kepentingan
pihak manapun, karena kalau sampai harga BBM naik tentunya para petani yang
paling menderita, dapat di pastikan harga untuk kebutuhan petani akan naik,
seperti pupuk, bibit dan lain sebagainya.
“Ini merupakan inisiatif para petani sendiri untuk
menyatakan menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, karena para petani merasa
akan semakin menderita apabila terjadi kenaikan terhadap harga BBM,yang akan
berdampak pada penghidupan para petani,” ujar Direktur Walhi Sumsel ini
Aksi sempat
berhenti di beberapa tempat seperti di depan kantor Pemerintahan Sumsel. Dedek
Chaniago selaku koordinator lapangan, meyuarakan apabila pemerintah akan tetap
menaikan harga BBM, maka rakyat menuntut SBY-Boediono untuk mundur dari kursi
kepresidenan karena sebagai pemimpin sebuah Negara haruslah memprioritaskan
kesejahteraan rakyatnya bukan untuk kepentingan orang asing.
Setelah puas
menyampaikan orasinya di depan gedung Kantor Gubernur, massa aksi terus
bergerak menuju Bundaran Air Mancur (BAM) untuk mengajak seluruh warga Kota
Palembang bersama-sama menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap
rakyat.
“Kebijakan
pemerintah SBY-Boediono menaikan harga BBM sama sekali tidak pro terhadap
rakyat, karena hampir 63% pengguna kendaraan adalah masyarakat menegah kebawah.
Untuk itu kami menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM, selain itu juga
kami menuntut kepada pemerintah untuk menaikan upah buruh dan memimnta
perlindungan petani dari perampasan lahan, serta mendesak pemerintah untuk
melaksanakan Reforma Agraria sejati sebagai jalan menuju kedaulatan energi,”
tegas Sadat. (Iir)
Sumber : http://beritanda.com
0 komentar:
Posting Komentar