PALEMBANG - Diperkirakan sekitar 100 ribu hektare hutan di Sumsel terdeforestasi setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah illegal logging. Sedangkan upaya pemulihan tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, Anwar Sadat saat dialog Peringatan Tiga Dekade Walhi Sumsel, Kamis (14/10) di GOR.
"Sumber daya alam kita dikuras habis tanpa terencana dan tanpa memperhatikan kaidah pembangunan," ujarnya.
Contoh lain diutarakan Sadat, di wilayah perkotaan terkadang rawa dialihfungsikan dengan alasan kepentingan pembangunan. Hal itu menyebabkan minimnya ruang terbuka hijau.
Menurutnya, dari luas wilayah Sumsel yang mencapai 8,7 juta hektare ternyata 700-800 ribu yang masih baik. Sisanya dalam kondisi kritis dan agak kritis. Sementara sekitar 6 juta hektare sudah dikuasi kapitalis.
"Untuk pertambangan sudah dikuasai 2,5 juta Ha, untuk HTI sekitar 1,5 juta Ha dan perkebunan sekitar 2 juta Ha. Ini mengakibatkan ruang kelola untuk rakyat sangat sempit," kata Sadat.
Dengan kondisi itu tidak heran jika Sumsel termasuk salah satu provinsi yang miskin di Indonesia. Ditambah lagi dengan eksploitasi habis-habisan menyebabkan Sumsel menjadi tempat bencana ekologi.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, Anwar Sadat saat dialog Peringatan Tiga Dekade Walhi Sumsel, Kamis (14/10) di GOR.
"Sumber daya alam kita dikuras habis tanpa terencana dan tanpa memperhatikan kaidah pembangunan," ujarnya.
Contoh lain diutarakan Sadat, di wilayah perkotaan terkadang rawa dialihfungsikan dengan alasan kepentingan pembangunan. Hal itu menyebabkan minimnya ruang terbuka hijau.
Menurutnya, dari luas wilayah Sumsel yang mencapai 8,7 juta hektare ternyata 700-800 ribu yang masih baik. Sisanya dalam kondisi kritis dan agak kritis. Sementara sekitar 6 juta hektare sudah dikuasi kapitalis.
"Untuk pertambangan sudah dikuasai 2,5 juta Ha, untuk HTI sekitar 1,5 juta Ha dan perkebunan sekitar 2 juta Ha. Ini mengakibatkan ruang kelola untuk rakyat sangat sempit," kata Sadat.
Dengan kondisi itu tidak heran jika Sumsel termasuk salah satu provinsi yang miskin di Indonesia. Ditambah lagi dengan eksploitasi habis-habisan menyebabkan Sumsel menjadi tempat bencana ekologi.
Artikel Terkait:
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar