Sumber: http://regional.kompas.com/read/2012/12/04/18385830/Anggaran.Tanam.Pohon.Rp.2.Triliun.Setahun
WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.
Kunjungi Alamat Baru Kami
Rabu, Desember 19, 2012
Anggaran Tanam Pohon Rp 2 Triliun Setahun
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2012/12/04/18385830/Anggaran.Tanam.Pohon.Rp.2.Triliun.Setahun
Selasa, Desember 18, 2012
Menhut proud Exploitation of Natural Indonesia
“Indonesia is the largest palm oil producer in the world and number
one exporter of gold in the world, is also the largest exporter of coal
and tin in the world, he said in closing XVII Congress NU Student
Association and Student Association XVI Congress NU Women in Palembang ,
South Sumatra, on Tuesday (4/12).
According to Zulkifli, Indonesia’s economic growth is now very good.
The increase occurred in investment into Indonesia and the Indonesian
people’s income increased several-fold compared to 1998.
On the other hand, graduates of Master of Religious Education was
also reminded students that come to not only rely on natural resources.
Students need to continue to improve their competencies to remain
competitive with foreign countries.
On the other hand, organizations in South Sumatra environmentalists
criticize the current exploitation of natural forests continues to
undermine Indonesia. Indonesian Environmental Forum Sumsel record, from
3.7 million hectares of South Sumatra, lived about 800 acres in good
condition.
“The policy of the Ministry of Forestry is supposed to be to protect
the forest,” said one activist Hadi Jatmiko Sumatra Walhi.
tin mining in Bangka and Billiton are also frequent protests over the high environmental damage occurs.
sumber : http://theaseantimes.com/4666/menhut-proud-exploitation-of-natural-indonesia/
Kamis, Desember 13, 2012
Pengesahan Amdal OKI Pulp Ditunda
Jumat, Desember 07, 2012
2014, Produksi Padi di OKI DiprediksiTerancam Menurun
Masyarakat Tolak HGU Perusahaan
Selasa, Desember 04, 2012
Sejumlah Pemerhati LH Indonesia Tolak Pembangunan Pabrik PT OKI Pulp and Paper Mills
Jumat, November 30, 2012
Walhi Sumsel: Hentikan Alih Fungsi Rawa
Anwar Saddat: Sampah Rumah Tangga Harus Diperhatikan
"Kita harapkan Walhi Sumsel bisa memberikan masukan bagi pembuat kebijakan pembangunan kota. Politik ekologi perlu menjadi bagian dari cara berpikir pembuat kebijakan bagi walikota maupun gubernur," kata Anwar Saddat di sela-sela diskusi soal Bencana Banjir, Solusi Pemecahannya?
Menurut Anwar, arah pembangunan kota memerlukan sebuah acuan menghadapi perkembangan ke depan.
Ledakan penduduk harus menjadi bagian dari perhatian setiap rancangan kebijakan.
Terkait dengan bisnis dan ekonomi, juga harus memperhatikan kaedah lingkungan.
Jangan sampai seperti yang dialami Jakarta, sampai masalah banjir menjadi kompleks dan penanganan semakin rumit.
"Misalnya soal pengelolaan sampah rumah tangga, perlu penangan khusus. Jangan sampai ini menjadi persoalan ke depan. Perlu ada perangkat pengaturan agar sampah rumah tangga tidak menjadi persoalan," kata Anwar Saddat.
Sumber : Sripoku.com
Rabu, November 28, 2012
Pabrik Pulp Mills Raksasa di Sumsel Bahayakan Hutan Alam Sekitar
The Building of PT. OKI Pulp and Paper Mills; Threat to the Indonesian Forest and the People’s Safety.
Logyark PT. Rimba Hutani Mas di Musi Banyuasin |
- Stop the building of PT. OKI Pulp and Paper Mills in Ogan Komering Ilir Regency and the Pulp and Paper Mills in the other Regencies in South Sumatra Province. The reason is that it will threaten the preservation of the forest and the safety of the society, especially in South Sumatra.
- Stop the expansion of HTI license in South Sumatera, because it has contributed to the Damage of the Natural Forest in South Sumatra.
Senin, November 26, 2012
WALHI Sumsel Desak Pangdam II Sriwijaya Tarik Pasukan dari Rengas
Petani Desak Cabut HGU Sawit
Sukirman, salah seorang petani menuturkan, keresahan petani bermula pada tahun 2005 ketika Pemerintah Kabupaten OKI menerbitkan izin prinsip perkebunan kelapa sawit seluas 42 ribu hektare yang tersebar di 18 desa di Kecamatan Air Sugihan untuk PT Selatan Agro Makmur Lestari (SAML).
Keresahan itu kian menjadi begitu begitu diterbitkan HGU oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten OKI empat tahun kemudian. SAML pun berhasil menguasai sawah petani di 17 desa setelah pemilik sawah mau menjual sawahnya dengan uang "tali asih" per hektare sebesar Rp1 juta. Tapi petani yang ingin menanam padi di sawah yang telah dijualnya harus membayar Rp2 juta per hektare.
Pemberian izin lokasi untuk usaha perkebunan kelapa sawit itu mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat yang ikut menyarankan petani agar mau sawahnya diganti rugi. Petani Desa Nusantara yang menolak dikatakan melawan pemerintah. Intimidasi pun datang dari aparat yang kerap mendatangi warga dan menyuruh menjual sawahnya. Luas lahan milik petani Desa Nusantara sekitar 1200 hektar. Jumlah petani DesaNusantara ada sekitar 600 orang.
"Kami mendapat intimidasi dikatakan salah karena tidak mengikuti program pemerintah," kata Sukirman di kantor Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Jakarta, Jumat (23/11).
Dianggap berseberangan dengan pemerintah, Sukirman dan petani lainnya Ahmad Rusman diberhentikan dari Badan Pemusyawaratan Desa (BPD).
"Hanya desa kami yang menolak. Desa lain sudah ditanami," ujar Ahmad.
Staf pengembangan organisasi rakyat Walhi Dedek Chaniago menyebutkan pihaknya bersama Sukirman dan Ahmad telah mendatangi BPN Provinsi Sumatera Selatan pada 2011 lalu. Dikatakan kalau proses terbitnya HGU telah sesuai prosedur. "Namun BPN pusat menyatakan cacat hukum," ujar Dedek.
Pengkampanye hutan dan perkebunan skala besar Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi mengatakan, BPN diduga tidak melakukan kajian terhadap kelayakan pengeluaran HGU dan terjadi suap dalam proses penerbitan HGU tersebut.
"Pertanian padi menjadi pencaharian utama di Desa Nusantara dan 17 desa lainnya.Tiap panen, per hektar sawah di Desa Nusantara bisa menghasilkan beras 4 ton dan mampu menyuplai persediaan pangan bagi Kabupaten OKI dan sekitarnya sampai 4800 ton. Sukses ini ditandai dengan diresmikannya Desa Nusantara sebagai lumbung padi Kabupaten OKI," kata Zenzi.
M. Islah, Pengkampanye Kedaulatan Air dan Pangan Walhi menilai pemerintah kehilangan arah menetapkan program yang harus menjadi prioritas.
"Kami melihat saat ini pemerintah gamang, hilang orientasi mana program yang harus menjadi prioritas. Padahal baik Presiden maupun kementeriannya menyadari bahwa pangan paling penting saat ini," kata Islah.
Sumber : Jurnas.com
Khawatir Lingkungan Rusak, Walhi Sumsel Tolak Pabrik Kertas
PALEMBANG--MICOM: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi
Sumsel) bersama dengan Koalisi Masyarakat sipil untuk Penyelamatan Hutan
dan Keselamatan Rakyat menolak rencana pembangunan pabrik bubur kertas
di wilayah tersebut.
Pabrik tersebut direncanakan dibangun di kawasan Desa Air Sugihan,
Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.
Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat menilai pembangunan pabrik PT OKI
Pulp and Paper Mills merupakan ancaman bagi hutan Indonesia dan
keselamatan rakyat.
Sumsel memiliki hutan seluas 3,7 Juta hektare. Saat ini luasan hutan yang kondisinya masih baik hanya sekitar 800 Ribu hektare.
"Kerusakan Hutan salah satunya disebabkan oleh pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI)," jelas Sadat.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel 2012, luas HTI di Sumsel
berjumlah 1.375.312 hektare yang dikuasai oleh 19 perusahaan. Dari
luasan tersebut hanya 944,205 hektare yang efektif untuk tanaman pokok.
Rencana pemerintah untuk membangun pabrik yang digadang-gadang
merupakan terbesar di dunia tersebut oleh perusahaan dengan pembiayaan
100 persen modal asing berdasarkan Surat BKPM No 361/1/IP/PMA/2012
tentang izin Prinsip Penanaman Modal PT OKI Pulp and Paper Mills.
"Rencana akan dibangun di Desa Jadi Mulya dengan luas mencapai
2.800 Hektare, 200 hektara di antaranya untuk Dermaga. Namun, kajian
Amdalnya masih belum diputuskan instansi terkait," tambah Sadat.
Pabrik tersebut nantinya akan memproduksi pulp sebesar 2.000.000
ton/tahun, dengan kebutuhan bahan baku kayu mencapai sedikitnya 8,6 juta
ton/tahun.
Selain itu, ujarnya pembangunan pabrik ini juga diperkirakan akan
semakin meningkatkan konflik agraria di Sumsel yang setiap tahunnya
terus mengalami peningkatan.
Bupati OKI Ishak Mekki, mengatakan pabrik yang akan dibangun di
kawasan desa Air Sugihan Kecamatan Air Sugihan akan menampung banyak
tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang
menanam pohon kertas.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Yusrin Effendi mengaku belum
mendapatkan kabar perihal pembangunan pabrik kertas tersebut. Pun dengan
Dinas Penanaman Modal Asing Provinsi Sumsel Permana juga belum
mendapatkan kabar pembangunan pabrik yang merupakan investasi modal
asing.
sumber ; http://m.mediaindonesia.com
Selengkapnya...
Ribuan Hektar Sawah Desa Nusantara Terancam Sawit
SENGKETA LAHAN: PETANI SAWIT MINTA HGU SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI DICABUT
Sumber : www.bisnis.com
Lahan padi transmigran direbut perusahaan sawit
Sabtu, November 24, 2012
Sawit, Hama puncak lumbung Padi Desa Nusantara Sumsel
Pak Sukirman Mantan Kaur Desa Nusantara sekaligus Ketua Forum Petani Nusantara Bersatu, menyatakan bahwa kelompok petani transmigrasi di desa nusantara kebupaten OKI provinsi Sumsel, sukses merubah kawasan hutan belantara menjadi kawasan sentra tanaman pangan sejak tahun 1981. Kelompok kamii adalah sisa petani yang bertahan dari bencana kekeringan 1982 dan 1992 yang mengakibatkan kelaparan dan kematian, tidak sedikit juga yang memutuskan pulang ke kampung halamannya di tanah jawah karena tidak kuat menghadapi kesulitan di lokasi transmigrasi yang baru dibuka. Kesuksesan dan kegigihan petani keluar dari krisis dengan mengola tanah tadah hujan dalam kepungan hama babi, gajah dan binatang buas lainnya. . Lahan tadah hujan dengan tingkat keasam tinggi seluas 1200 hektar di Desa Nusantara, oleh 600 kepala keluarga diolah hingga mampu memproduksi beras 4 ton per hektarnya dimana setiap musim tanam dari Desa ini mampu menyuplai persediaan pangan bagi kabupaten OKI dan sekitarnya hingga 4800 Ton. Sukses ini ditandai dengan diresmikannya desa Nusantara sebagai lumbung padi kabupaten OKI oleh Wakil Gubernur Sumsel.
Sejak tahun 2005, menurut Pak Ahmad Rusman selaku sekretaris Forum Petani Nusantara Bersatu, untuk mempertahankan daya produksi padi, petani harus kerja yang lebih keras karena debit air tanah yang jauh menurun akibat perkebunan kelapa sawit yang mencapai 41.000 hektar disekitar kawasan sawah petani. Perkebuan kelapa sawit milik PT. SAML ini mendapat izin prinsip dari Bupati OKI Nomor: 460/1998/BPN/26-27/2005, seluas ±42.000 Ha yang terletak di 18 Desa di Kec. Air Sugihan, bahkan selain harus menghalau hama babi dan tikus, petani juga harus selalu siaga menghalau eksavator eksavator perusahaan perkebunan yang sejak tahun 2007 terus berusaha menggusur kawasan persawaan warga. Ketakutan petani terhadap perubahan lingkungan dan penggusuran berubah menjadi kenyataan kehilangan hak sama sekali setelah BPN mengeluarkan HGU secara sepihak terhadap PT. SAML tahun 2009 seluas 42.000 hektar, sambungnya.
Sedangkan Zenzi Suhadi selaku pengkampanye hutan dan perkebunan skala besar eksekutif nasional WALHI, menilai bahwa kejadian pengeluaran HGU diatas tanah hak milik warga merupakan indikator bahwa proses pengeluaran HGU oleh BPN tidak melalui proses yang benar, ada 2 kemungkinan, yang pertama BPN tidak melakukan kajian terhadap kelayakan pengeluaran HGU ini, atau kemungkinan lain praktek suap mewarnai proses pengeluaran keputusan hak guna usaha ini. Terlepas dari kedua kemungkinan tersebut, BPN bertanggung jawab untuk menghormati dan mematuhi undang undang dimana tanah garapan warga harus dilepaskan dari hak guna usaha pihak lain. Dalam surat izin lokasi Bupati OKI yang menjadi dasar pengeluaran HGU mewajibkan syarat bahwa tanah yang tidak diganti rugi harus enclave dari kawasan perkebunan. Bila terbukti ada tanah dengan status sertifikat hak milik masuk kedalam lokasi HGU yang dikeluarkan kemudian, kepolisian daerah sumsel harus menerapkan pidana terhadap pejabat yang terlibat dalam pengeluaran HGU PT. Selatan agro makmur.nomor : 07 dan 08 tahun 2009.
Menurut M. Islah, Pengkampanye Kedaulatan Air dan Pangan Eksekutif Nasional WALHI, tingginya konversi lahan pertanian pangan sudah menjadi tragedi nasional, paling tidak konversi lahan pertanian mencapai 100.000-150.000 Ha pertahun. Namun hingga kini, belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk melindungi lahan petani dari konversi bagi peruntukan selain pertanian, maupun dari perampasan lahan oleh perkebunan skala besar. Hal ini berdampak pada rawannya kedaulatan pangan bangsa. Karena selain menyebabkan turunnya angka produksi pangan nasional, juga berpindahnya penguasaan lahan pertanian, petani akan menjadi buruh diatas tanahnya sendiri.
Islah, menambahkan bahwa kerjasama antara Kementrian Pertanian dengan Kementerian Transmigrasi, juga dengan Kementrian Kehutanan, menjadi tidak ada artinya jika lahan pertanian pangan transmigran tidak dilindungi. ”adalah Ironi jika menteri pertanianbersusah payah untuk mendapatkan perluasan lahan pertanian baru, sementara lahan pertanian pangan yang sudah ada dibiarkan hilang”.(Walhi)
Jakarta,23 November 2012
(Walhi, KPA, Forum Petani Nusantara Bersatu )
Koalisi Rakyat Tolak Pembangunan Pabrik Kertas Oki Pulp and Paper
Jumat, November 23, 2012
Sawah Tergusur Sawit, Petani Minta Cabut HGU
Kamis, November 22, 2012
Pembagunan Pabrik PT. OKI Pulp and Paper Mills ; Ancaman bagi Hutan Indonesia dan keselamatan Rakyat.
- Stop rencana pembangunan Pabrik PT. OKI Pulp dan Paper Mills di kabupaten Ogan Komering Ilir dan Pabrik pulp dan paper mills yang ada di Kabupaten lainnya di Propinsi Sumatera Selatan. Karena hanya akan mengancam Kelestarian hutan dan keselamatan Rakyat khususnya di Sumatera Selatan.
- Hentikan ekspansi perizinan Hutan Tanaman Industri di Sumatera Selatan karena telah berkontribusi terhadap Kerusakan Hutan alam di Sumatera selatan.
Selasa, November 20, 2012
Banjir di Sumsel akibat Akumulasi Krisis Lingkungan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatra Selatan (Walhi Sumsel) menilai
banjir yang melanda Kota Palembang serta Sumsel lima tahun terahir
merupakan akumulasi krisis lingkungan.
Krisis lingkungan tersebut, karena telah berkurangnya penyangga air
yang berada di sembilan anak Sungai Musi. Hal tersebut disebabkan oleh
tindakan alih fungsi lahan serapan yang berada di hulu sungai.
Kepala Devisi Pengorganisasian Walhi Sumsel Hadi Jatmiko, saat ini
kiriman air dari seluruh anak sungai musi yang berada di Kota Palembang
serta Sumsel belum masuk ke Sungai Musi.
"Jika air dari anak sungai sudah sampai ke Sungai Musi, tak terlekan
lagi Palembang terancam karam ditambah lagi dengan musim pasang pada
akhir tahun," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini curah hujan di Sumsel masih dalam tahap
hujan sedang. " Hujan sedang di perkirakan akan berlangsung hingga Maret
2013," imbuhnya.
Hadi mencontohkan, lebih dari seratus anak sungai musi berada di
Palembang. Sementara drainase yang berada di kawasan barat Palembang
akan bermuara ke kawasan Sungai Bendung yang berada di Sekip Raya.
" Mangkanya sangat penting pemerintah melakukan revitalisasi
terhadap sungai Bendung mengingat anak sungai yang ada di Palembang
sekarang telah berkurang menjadi 60 buah", tegasnya.
Sementara itu Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumsel
Najib menjelaskan, banjir yang melanda Sumsel lebih dikarenakan letak
geografis Sumsel yang sebagian besar merupakan dataran rendah dengan
curah hujan lebih tinggi.
Sumber : Media Indonesia
Selengkapnya...