Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatra Selatan (Walhi Sumsel) menilai
banjir yang melanda Kota Palembang serta Sumsel lima tahun terahir
merupakan akumulasi krisis lingkungan.
Krisis lingkungan tersebut, karena telah berkurangnya penyangga air
yang berada di sembilan anak Sungai Musi. Hal tersebut disebabkan oleh
tindakan alih fungsi lahan serapan yang berada di hulu sungai.
Kepala Devisi Pengorganisasian Walhi Sumsel Hadi Jatmiko, saat ini
kiriman air dari seluruh anak sungai musi yang berada di Kota Palembang
serta Sumsel belum masuk ke Sungai Musi.
"Jika air dari anak sungai sudah sampai ke Sungai Musi, tak terlekan
lagi Palembang terancam karam ditambah lagi dengan musim pasang pada
akhir tahun," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini curah hujan di Sumsel masih dalam tahap
hujan sedang. " Hujan sedang di perkirakan akan berlangsung hingga Maret
2013," imbuhnya.
Hadi mencontohkan, lebih dari seratus anak sungai musi berada di
Palembang. Sementara drainase yang berada di kawasan barat Palembang
akan bermuara ke kawasan Sungai Bendung yang berada di Sekip Raya.
" Mangkanya sangat penting pemerintah melakukan revitalisasi
terhadap sungai Bendung mengingat anak sungai yang ada di Palembang
sekarang telah berkurang menjadi 60 buah", tegasnya.
Sementara itu Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumsel
Najib menjelaskan, banjir yang melanda Sumsel lebih dikarenakan letak
geografis Sumsel yang sebagian besar merupakan dataran rendah dengan
curah hujan lebih tinggi.
Sumber : Media Indonesia
Artikel Terkait:
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar