WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Kamis, Agustus 26, 2010

Ratusan Warga Satroni PT BAU

LAHAT – Ratusan warga asal tiga desa di Kecamatan Merapi Barat Lahat mendatangi kantor perusahaan pertambangan PT Bara Alam Utama (PT BAU) di Desa Lebak Budi Merapi Barat kemarin (25/8).

Pantauan SI di lokasi demo, Kedatangan ratusan warga asal Desa Negeri Agung, Desa Tanjung Bara dan Desa Lebak Budi ini menuntut agar perusahaan tersebut menepati janji kesepakatan dengan Pemerintah kabupaten (pemkab) Lahat dalam hal perekrutan tenaga kerja sebanyak 60% bagi warga pribumi. Seperti yang diungkapkan Ruslan, 30, warga Negeri Agung, dia menjelaskan, kesepakatan yang selama ini telah dibuat an-tara perusahaan dengan peme-rintah daerah terkait pengrekrutan tenaga kerja semuanya diingkari PT BAU. Karena itulah kedatangan para warga ini menuntut janji yang sebelumnya sudah dibuat bersama.

“Sejak PT BAU ini berdiri belum ada perubahan nasib dari warga kami, cukup banyak yang masih menganggur. Pekerjaan yang ada di PT BAU ini hampir keseluruhannya berasal dari luar daerah seperti Batam, dan Jambi. Sementara yang berasal dari desa kami bisa dihitung dengan jari,” ungkapnya. Menurut dia, tuntutan yang mereka ajukan tidak banyak. Mereka meminta perusahaan dapat menepati janjinya dengan mempekerjakan masyarakat di tiga desa itu. “Sebelumnya mereka sudah berjanji akan mempekerjakan kita.Namun hingga saat ini belum satupun keluarga pemilik tanah yang mereka jadikan pekerja,” jelasnya. Menurut dia, selain membohongi perjanjian dengan Pemkab Lahat, PT BAU juga sudah mengingkari perjanjian dengan masyarakat desa.

“Yang menawar tanah kami dulu adalah Ibu Once,Ibu itu berjanji akan mempekerjakan keluarga kami. Namun hampir empat tahun berlalu, tapi ternyata tidak satupun kami yang dijadikan pekerja,”katanya. Perihal serupa juga dikeluhkan Hadarson, 32,warga yang sama di sela-sela demo. Dia mengaku, kalau tuntutan ini tidak segera direalisasikan maka warga sekitar tidak segan-segan akan melakukan tindakan anarkis. ”Kita minta pemerintah daerah tolong ambil tindakan tegas terkait keluhan kami ini. Karena kita juga tidak menuntut banyak, kami mau dipekerjakan di bagian apa saja termasuk di bagian kasar sekalipun,”ujarnya.

Sekitar 10 menit melakukan orasi, pendemo kemudian diterima Kepala Teknik Tambang (KTT) PT BAU Andry Budi Wangsah.Dia membantah kalau pihaknya tidak mempekerjakan tenaga kerja lokal, khususnya warga sekitar perusahaan. “Tidak benar. Hampir 75% kami mempekerjakan penduduk lokal. Kami ada dokumennya. Namun permintaan masyarakat hari ini juga akan tetap kami ajukan terlebih dahulu ke PT BAU Jakarta terkait pengrekrutan tenaga kerja lagi,”bantahnya.

Dia meminta kepada warga yang sengaja datang ke perusahaan hendaknya jangan melakukan perbuatan anarkis. Karena nantinya justru bisa merugikan semua elemen, baik perusahaan maupun warga itu sendiri. ”Kalau ada permasalahan mari kita selesaikan dengan baik-baik sehingga dapat dicari solusi,”pungkasnya.




Artikel Terkait:

0 komentar: