PALEMBANG – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan (Sumsel)
menilai Pemprov Sumsel tidak serius menyelesaikan kasus sengketa lahan
antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan. “Ditundanya pelaksanaan
pertemuan untuk membahas sejumlah kasus sengketa lahan yang terjadi
antara masyarakat dan perusahaan diwilayah OKI dan Muba yang dijadwalkan
hari ini (kemarin) tidak wajar karena diputuskan sepihak oleh Pemprov
Sumsel tanpa alasan yang jelas,” papar Kadiv PPER Walhi Sumsel, Hadi
Jatmiko, saat aksi demonstrasi bersama puluhan petani dari Kabupaten OKI
dan Muba diKantor Gubernur Sumsel,kemarin.
Menurut Hadi,
penundaan yang terjadi mengisyaratkan Pemprov tidak serius ingin
menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di Sumsel khususnya yang
melibatkan 10 perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) di
Kabupaten OKI dan Muba. Akibat penundaan tersebut Hadi menuntut Pemprov
Sumsel tidak menunda lagi pertemuan selanjutnya pada Jumat (20/1).
“Kami
ingin pertemuan mendatang tidak lagi ditunda agar dapat membahas
seluruh konflik yang diangkat dan secara konkrit menuntaskannya yaitu
dikembalikannya hak-hak rakyat,”tukasnya. Asisten I Setda Pemprov
Sumsel, Mukti Sulaiman, atas nama Gubernur Sumsel Alex Noerdin berjanji
pada pertemuan yang akan dilakukan pada 20 Januari mendatang tidak akan
terjadi penundaan.
”Kita sepakat bahwa akan dilakukan pertemuan
antara Pemprov Sumsel dengan jajaran pemerintahan Kabupaten OKI dan
Muba, Walhi, serta utusan masyarakat yang dipimpin langsung Wagub Sumsel
pada 20 Januari 2012 pukul 08.00 WIB,”jelas Mukti. Sementara itu, Wakil
Gubernur (Wagub) Sumsel Eddy Yusuf ketika dikonfirmasi mengenai
penundaan penyelesaian lahan yang telah dijanjikan bukan karena faktor
kesengajaan.
“Sebenarnya tidak ada batas waktu untuk
penyelesaian sengketa tanah. Mana yang bisa diselesaikan,maka segera
kita selesaikan. Jadi harus bijaksana menyikapinya dan jangan sampai
ribut,”katanya di Martapura kemarin. Sebelumnya, Bupati Muba Pahri
Azhari menyatakan telah mengevaluasi secara keseluruhan permasalahan
sengketa lahan yang terjadi di wilayahnya.
”Semua permasalahan
akan diselesaikan dengan baik dengan mengajak semua instansi terkait
mulai dari perusahaan hingga BPN. Karena senegketa lahan tidak bisa
diselesaikan sepihak oleh pemerintah,” katanya.
Sumber : Seputar Indonesia
Artikel Terkait:
- Warga Sei Sodong Waspadai Provokator
- Doa Bersama Sei Sodong Bagian Aksi Serentak Nasional
- Peringati Tragedi Sodong, Walhi Gelar Dzikir
- Walhi Sumsel Gelar Zikir Bersama dengan Warga Sungai Sodong Mesuji
- Ribuan Petani OKI Sumsel Aksi di Palembang
- Mesuji, Cermin Konflik Agraria yang Kronis
- Ratapan Warga Sungai Sodong Sumsel tentang Kasus Mesuji
- Selesaikan Kasus Mesuji, Pemerintah Diminta Cabut Izin PT SWA
- Tim Pencari Fakta Bertolak ke Mesuji Malam Ini
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar