WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Sabtu, Februari 16, 2013

Maymanah Rindu Dongeng Dari Sang Ayah

PALEMBANG, BeritAnda - Tatapan kosong terlihat jelas di sorot mata Maymunah (50), istri dari Kamaludin yang saat ini masih di tahan di Polda Sumatera Selatan. Kesedihan karena memikirkan pasangan tercintanya yang terkurung di dalam sel tak dapat ditutupinya. 
 
Perlahan tetesan air mata yang jatuh di pipinya ketika wanita parubaya ini menceritakn beratnya kehidupan yang harus di jalaninya seorang diri untuk memenuhi kebutuhannya dan tiga orang anak.

“Sekarang ini saya hanya bisa berharap belas kasih dari Kapolda Sumatera Selatan, untuk membebaskan suami saya. Saya selalu menangis sendiri ketika mengenang suami saya di dalam sel, belum lagi melihat anak-anak saya yang selalu menanyakan kabar ayahnya,” ujar Maymunah, sembari menenteskan air mata saat bercerita kepada Beritanda.com Palembang, Jumat (15/2/2013).

Lanjut Maymunah menceritkan, bahwa saat ini dirinya harus ekstra bekerja keras, selain untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari (makan dan minum), ia juga harus membiayai satu orang putrinya yang sekarang ini masih duduk di bangku sekolah dasar (Kelas 6 SD). Dengan uang Rp200 ribu per satu minggu, yang ia peroleh dari hasil menyadap karentnya itulah, ia mencoba bertahan hidup, uang itupun harus di sisipkan lagi untuk biaya membesuk Kamaludin di Polda Sumsel.
“Kalau dulu saya beserta suami saya memperoleh uang dalam satu minggunya hampir mencapai Rp500 ribu, tetapi semenjak suami saya ditahan penghasilan kami pun jauh berkurang. Saya hanya bisa mengumpulkan uang  hasil menyadapt karet Rp200 ribu dalam satu minggu, uang tersebutlah yang saya gunakan untuk makan, minum, dan biaya anak saya sekolah, sisanya saya gunkan nuntuk ongkos ke Palembang untuk melihat kondisi suami saya di Polda Sumsel,” terang Maymunah.

Sekedar indormasih bahwa keluarga Kamaludin ini berdomosili di Desa Sunur Kecamatan Keluang, Kabupaten Ogan Ilir, butuh waktu 4 jam untuk dapat ke Palembang dengan menumpang angkutan umum.

“Kami tinggal di dusun pak, jauh dari Kota Palembang, butuh biaya yang besar untuk ke Palembang, namun karena kondisinya yang mengharuskan kami ke Palembang. Maka dengan cara apapun kami harus tetap ke Palembang, minimal satu minggu sekali, kami tidak mampu bila harus tiap hari ke Palembang, karena dalam satu kali ke Palembang kami memerlukan uang sebesar Rp500 ribu, hal ini di hitung dari ongkos, makan, dan membawakan makanan untuk suami saya serta member uang untuk suami saya,” jelas Maymunah.

Sementara itu Sri Maymanah, putri sulung dari Kamaludin, meminta agar ayahnya segera dilepaskan, karena ia terkadang sedih bilamana mengenang ayahnya, terlebih lagi bila ia melihat teman-temannya ketika pulang sekolah selalu dijemput oleh ayahnya masing-masing.

“Tolonglah pak bebaskan ayah kami, apa salah ayah kami kok sampai sekarang ngak pulang ke rumah, sunyi sekali rumah kami saat ini tanpa ada kehadiran ayah kami, saya sangat merindukannya,” ujarnya sembari menangis.
Maymanah menambahakan, setiap mau tidur ayah saya selalu menghantarkan saya dengan cerita-cerita terdahulu, sehingga tidur saya terasa sangat nyaman, akan tetapi saat ini tidak ada lagi yang menghantarkan saya tidur.
“Saya rindu ayah saya, saya rindu cerita-cerita dari ayah saya, tolonglah kembalikan ayah saya,” ujar Maymanah yang terlihat gemetar menahan kesedihan. (Iir)



Artikel Terkait:

0 komentar: