PRABUMULIH(SI) – Luas wilayah yang terendam banjir meluas.Jika sehari sebelumnya,banjir baru merendam ribuan perumahan dan persawahan warga di empat kabupaten/kota di provinsi Sumsel,kemarin banjir meluas hingga Kota Prabumulih dan Kabupaten OKI.
Hujan yang mengguyur Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel) sejak Minggu (7/2) hingga kemarin siang membuat Sungai Kelekar meluap.Talud setinggi 2,5 meter tidak sanggup menahan luapan air sungai. Akibatnya, ribuan rumah di sekitarnya terendam banjir setinggi mata kaki hingga dada orang dewasa. Daerah yang paling parah terkena banjir adalah kawasan Gunung Ibul. Sehari sebelumnya,banjir juga merendam ribuan rumah warga di empat kabupaten/kota di provinsi Sumsel, yakni Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU),OKU Timur, Muaraenim, Lahat dan Kota Pagaralam.
Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi dan terancam kelaparan karena kesulitan pangan. Lima buah jembatan penghubung antardesa yang tersebar di empat kabupaten/kota tersebut juga ikut terputus. Kopli, 36,warga Perumnas Griya Sejahtera II, Gunung Ibul Blok C2 mengatakan, air sudah masuk ke rumahnya sejak pukul 08.00 WIB. Biasanya air hanya mampir hingga batas pekarangan rumahnya saja. “Bukan hanya tidak bisa berbuat apa-apa, kami juga takut dengan hewan air seperti ular, biawak yang masuk ke rumah.
Karena perumahan ini dekat dengan sungai dan hutan,”ucapnya. Daerah Prabumulih yang menjadi langganan banjir adalah Kampung Legok, Bantaran Sungai Karang Jaya, Muara Dua, Gunung Ibul,Maja Sari dan Kebun Duren. Sementara di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), luas area persawahan yang terendam banjir akibat melupnya sejumlah sungai dan anak sungai di OKI makin bertambah. Jika sebelumnya terdata 552 hektare lahan padi di Kecamatan Lempuing terendam, kemarin meluas ke Kecamatan Lempuing Jaya,tepatnya di Sungai Belida. Data hingga pukul 17.30 WIB tercatat penambahan 52 hektare persawahan turut terendam.
Pantauan harian Seputar Indonesia di lapangan, kondisi persawahan cukup memprihatinkan. Di mana hamparan sawah sudah berubah menjadi sungai dan semua tanaman padi di titik tersebut terendam air. Kondisi terparah terlihat di Desa Kepahyang,Kecamatan Lempuing. Bahkan, ada beberapa titik yang kedalamannya setinggi dada orang dewasa. Camat Lempuing,Arif Akhadi yang dikonfirmasi menyatakan, data terakhir yang masuk untuk Kecamatan Lempuing berjumlah 582 hektare. Sementara untuk Kecamatan Lempuing Jaya, banjir melanda lebih dari 50 hektare persawahan warga. Sedangkan di Muaraenim,meski air Sungai Lematang mulai surut, namun beberapa desa masih terendam banjir.
Pemerintah Kabupaten Muaraenim memberlakukan siaga bencana dan telah menurunkan seluruh aparat untuk membantu masyarakat yang desanya masih terendam banjir. Dalam rapat koordinasi siaga bencana di ruang rapat Pemkab Kabupaten Muaraenim, kemarin Bupati Muaraenim, Muzakir Sai Sohar memerintahkan kepada seluruh jajaran Dinas di Pemkab Muaraenim untuk bekerja secara masksimal.“Saya perintahkan kepada seluruh dinas dan instansi agar tanggap bencana. Khusus kepada para camat dan kepala desa untuk bekerja maksimal,” ungkap Muzakir.
Sementara itu,Sekretaris Daerah Kabupaten Muaraenim A Wahab mengatakan, meski tidak ada laporan korban jiwa dalam bencana banjir tersebut,namun pihaknya tetap mengkhawatirkan kondisi tersebut. Selain menyuplai makanan, pakaian dan obat-obatan bahkan telah pula mendirikan sebanyak 63 titik posko tanggap bencana di Muaraenim, pihaknya juga kini terus menerima bantuan sembako dari semua pihak.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Muaraenim Teguh Djaya menambahkan,meski terjadi banjir yang cukup besar karena luapan Sungai Lematang dan Sungai Enim, namun tidak ada laporan korban jiwa. “Tidak ada laporan korban jiwa karena bencana banjir ini.Namun kami harap warga waspada, karena aliran sungai masih sangat deras,”ungkap Teguh.
Hilang
Meski tidak ada korban jiwa, namun Teguh mengaku telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang tenaga honorer Balai Benih Ikan Dinas Peternakan Muaraenim bernama Dodi Muharam, 32, terseret aliran sungai. Peristiwa itu terjadi Minggu (7/2) sekitar pukul 17.30 WIB di Desa Muara Belida,Kecamatan Gunung Megang. Hingga kemarin tubuh korban belum ditemukan.
Menurut informasi di lapangan, korban saat itu bersama empat rekannya naik speedboat dari Muaraenim menuju Muara Belida.Dan saat melewati kawasan desa yang terendam banjir, korban yang berada di atas speedboat memegang kabel listrik. “Saya dapat laporan katanya dia tersengat listrik dan terpental dari atas speedboat lalu masuk ke dalam Sungai Lematang. Dan kini kami juga masih melakukan pencarian,” ungkap Teguh. Kapolres Muaraenim AKBP Yohanes melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Andi membenarkan peristiwa tersebut. Menurut dia, hingga kini tubuh korban belum ditemukan dan diduga korban terseret arus. “Ya, tapi tubuhnya belum ditemukan. Dan kita juga belum tahu apakah korban selamat atau telah tewas,”kata Andi.
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan warga Muaraenim terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, setelah desa mereka terendam banjir hingga tiga meter. Banjir terparah terjadi di kawasan Kelurahan Muaraenim, Tungkal, Talang Jawa,Desa Kepur,Tanjung Raman,dan sekitarnya.Banjir juga merendam Kecamatan Ujan Mas, tepatnya di Desa Ujan Mas Lama, Pinang Belarik,Penanggiran,Guci. Sedangkan di Kecamatan Benakat, banjir merendam Desa Pagar Jati dan sekitarnya.Di Kecamatan Gunung Megang, banjir merendam Desa Sungai Rotan, Muara Belida dan lain-lain.
Fasilitas Rusak
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengungkapkan,hingga kemarin empat kabupetan/kota di Sumsel, yakni Kabupaten OKU,OKU Timur, Muaraenim, dan Lahat masih terendam banjir. “Sekarang ini empat kabupaten tersebut masih saja terendam banjir. Namun, untuk membantu warga yang ada kita sudah menyalurkan bantuan berupa perahu karet, dapur umum, tenda pengungsian, bahan makanan dan lainnya,” ujar Alex di Hotel Aryaduta Palembang,kemarin.
Alex menjelaskan, banjir yang melanda empat kabupaten tersebut tidak hanya merusak areal persawahan, perkebunan dan lahan milik warga, melainkan juga merusak berbagai fasilitas negara. Seperti jembatan yang roboh diterjang banjir, jalan negara, jalan provinsi dan jalan daerah juga banyak yang rusak.Untuk itu,Pemprov Sumsel membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan perbaikan. “Sekarang ini ada beberapa fasilitas negara yang rusak akibat terendam banjir. Misalnya adanya jembatan yang patah dan jalan yang rusak, perlu dilakukan perbaikan.
Karena itu, selain membutuhkan dana yang besar untuk melakukan perbaikan juga harus menunggu kondisi air surut terlebih dahulu,”tukas dia. Gubernur menjelaska, sebenarnya dirinya ingin segera meninjau langsung kondisi banjir yang melanda empat daerah di Sumsel tersebut. Akan tetapi, karena ada kegiatan HPN ditambah dengan kedatangan Presiden perlu ditentukan waktunya.“Jika sudah selesai pasti saya akan melakukan peninjauan,” ujar dia. Sementara itu, Koordinator Tagana Sumsel, H MS Sumarwan ketika dikonfirmasi mengungkapkan, sekarang ini pihaknya tengah memberikan bantuan kepada para korban bencana alam di empat daerah yang terkena banjir. Bantuan yang disalurkan berupa lima ton beras, mi instan, sarden, kecap, saos, tenda family untuk pengungsian, dapur umum dan lainnya.
“Sekarang ini bantuan sudah disalurkan,” ujar Sumarwan yang mengaku tengah memberikan bantuan di Kabupaten Muaraenim. Dia menjelaskan,selain bantuan makanan, pihaknya juga memberikan bantuan berupa perahu karet dua unit di Kota Prabumulih dan satu unit di Kabupaten Muaraenim. Bantuan tersebut untuk mempermudah mobilisasi penyelamatan mengingat kedalaman air masih mencapai 1,5 meter.
Hujan yang mengguyur Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel) sejak Minggu (7/2) hingga kemarin siang membuat Sungai Kelekar meluap.Talud setinggi 2,5 meter tidak sanggup menahan luapan air sungai. Akibatnya, ribuan rumah di sekitarnya terendam banjir setinggi mata kaki hingga dada orang dewasa. Daerah yang paling parah terkena banjir adalah kawasan Gunung Ibul. Sehari sebelumnya,banjir juga merendam ribuan rumah warga di empat kabupaten/kota di provinsi Sumsel, yakni Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU),OKU Timur, Muaraenim, Lahat dan Kota Pagaralam.
Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi dan terancam kelaparan karena kesulitan pangan. Lima buah jembatan penghubung antardesa yang tersebar di empat kabupaten/kota tersebut juga ikut terputus. Kopli, 36,warga Perumnas Griya Sejahtera II, Gunung Ibul Blok C2 mengatakan, air sudah masuk ke rumahnya sejak pukul 08.00 WIB. Biasanya air hanya mampir hingga batas pekarangan rumahnya saja. “Bukan hanya tidak bisa berbuat apa-apa, kami juga takut dengan hewan air seperti ular, biawak yang masuk ke rumah.
Karena perumahan ini dekat dengan sungai dan hutan,”ucapnya. Daerah Prabumulih yang menjadi langganan banjir adalah Kampung Legok, Bantaran Sungai Karang Jaya, Muara Dua, Gunung Ibul,Maja Sari dan Kebun Duren. Sementara di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), luas area persawahan yang terendam banjir akibat melupnya sejumlah sungai dan anak sungai di OKI makin bertambah. Jika sebelumnya terdata 552 hektare lahan padi di Kecamatan Lempuing terendam, kemarin meluas ke Kecamatan Lempuing Jaya,tepatnya di Sungai Belida. Data hingga pukul 17.30 WIB tercatat penambahan 52 hektare persawahan turut terendam.
Pantauan harian Seputar Indonesia di lapangan, kondisi persawahan cukup memprihatinkan. Di mana hamparan sawah sudah berubah menjadi sungai dan semua tanaman padi di titik tersebut terendam air. Kondisi terparah terlihat di Desa Kepahyang,Kecamatan Lempuing. Bahkan, ada beberapa titik yang kedalamannya setinggi dada orang dewasa. Camat Lempuing,Arif Akhadi yang dikonfirmasi menyatakan, data terakhir yang masuk untuk Kecamatan Lempuing berjumlah 582 hektare. Sementara untuk Kecamatan Lempuing Jaya, banjir melanda lebih dari 50 hektare persawahan warga. Sedangkan di Muaraenim,meski air Sungai Lematang mulai surut, namun beberapa desa masih terendam banjir.
Pemerintah Kabupaten Muaraenim memberlakukan siaga bencana dan telah menurunkan seluruh aparat untuk membantu masyarakat yang desanya masih terendam banjir. Dalam rapat koordinasi siaga bencana di ruang rapat Pemkab Kabupaten Muaraenim, kemarin Bupati Muaraenim, Muzakir Sai Sohar memerintahkan kepada seluruh jajaran Dinas di Pemkab Muaraenim untuk bekerja secara masksimal.“Saya perintahkan kepada seluruh dinas dan instansi agar tanggap bencana. Khusus kepada para camat dan kepala desa untuk bekerja maksimal,” ungkap Muzakir.
Sementara itu,Sekretaris Daerah Kabupaten Muaraenim A Wahab mengatakan, meski tidak ada laporan korban jiwa dalam bencana banjir tersebut,namun pihaknya tetap mengkhawatirkan kondisi tersebut. Selain menyuplai makanan, pakaian dan obat-obatan bahkan telah pula mendirikan sebanyak 63 titik posko tanggap bencana di Muaraenim, pihaknya juga kini terus menerima bantuan sembako dari semua pihak.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Muaraenim Teguh Djaya menambahkan,meski terjadi banjir yang cukup besar karena luapan Sungai Lematang dan Sungai Enim, namun tidak ada laporan korban jiwa. “Tidak ada laporan korban jiwa karena bencana banjir ini.Namun kami harap warga waspada, karena aliran sungai masih sangat deras,”ungkap Teguh.
Hilang
Meski tidak ada korban jiwa, namun Teguh mengaku telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang tenaga honorer Balai Benih Ikan Dinas Peternakan Muaraenim bernama Dodi Muharam, 32, terseret aliran sungai. Peristiwa itu terjadi Minggu (7/2) sekitar pukul 17.30 WIB di Desa Muara Belida,Kecamatan Gunung Megang. Hingga kemarin tubuh korban belum ditemukan.
Menurut informasi di lapangan, korban saat itu bersama empat rekannya naik speedboat dari Muaraenim menuju Muara Belida.Dan saat melewati kawasan desa yang terendam banjir, korban yang berada di atas speedboat memegang kabel listrik. “Saya dapat laporan katanya dia tersengat listrik dan terpental dari atas speedboat lalu masuk ke dalam Sungai Lematang. Dan kini kami juga masih melakukan pencarian,” ungkap Teguh. Kapolres Muaraenim AKBP Yohanes melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Andi membenarkan peristiwa tersebut. Menurut dia, hingga kini tubuh korban belum ditemukan dan diduga korban terseret arus. “Ya, tapi tubuhnya belum ditemukan. Dan kita juga belum tahu apakah korban selamat atau telah tewas,”kata Andi.
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan warga Muaraenim terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, setelah desa mereka terendam banjir hingga tiga meter. Banjir terparah terjadi di kawasan Kelurahan Muaraenim, Tungkal, Talang Jawa,Desa Kepur,Tanjung Raman,dan sekitarnya.Banjir juga merendam Kecamatan Ujan Mas, tepatnya di Desa Ujan Mas Lama, Pinang Belarik,Penanggiran,Guci. Sedangkan di Kecamatan Benakat, banjir merendam Desa Pagar Jati dan sekitarnya.Di Kecamatan Gunung Megang, banjir merendam Desa Sungai Rotan, Muara Belida dan lain-lain.
Fasilitas Rusak
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengungkapkan,hingga kemarin empat kabupetan/kota di Sumsel, yakni Kabupaten OKU,OKU Timur, Muaraenim, dan Lahat masih terendam banjir. “Sekarang ini empat kabupaten tersebut masih saja terendam banjir. Namun, untuk membantu warga yang ada kita sudah menyalurkan bantuan berupa perahu karet, dapur umum, tenda pengungsian, bahan makanan dan lainnya,” ujar Alex di Hotel Aryaduta Palembang,kemarin.
Alex menjelaskan, banjir yang melanda empat kabupaten tersebut tidak hanya merusak areal persawahan, perkebunan dan lahan milik warga, melainkan juga merusak berbagai fasilitas negara. Seperti jembatan yang roboh diterjang banjir, jalan negara, jalan provinsi dan jalan daerah juga banyak yang rusak.Untuk itu,Pemprov Sumsel membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan perbaikan. “Sekarang ini ada beberapa fasilitas negara yang rusak akibat terendam banjir. Misalnya adanya jembatan yang patah dan jalan yang rusak, perlu dilakukan perbaikan.
Karena itu, selain membutuhkan dana yang besar untuk melakukan perbaikan juga harus menunggu kondisi air surut terlebih dahulu,”tukas dia. Gubernur menjelaska, sebenarnya dirinya ingin segera meninjau langsung kondisi banjir yang melanda empat daerah di Sumsel tersebut. Akan tetapi, karena ada kegiatan HPN ditambah dengan kedatangan Presiden perlu ditentukan waktunya.“Jika sudah selesai pasti saya akan melakukan peninjauan,” ujar dia. Sementara itu, Koordinator Tagana Sumsel, H MS Sumarwan ketika dikonfirmasi mengungkapkan, sekarang ini pihaknya tengah memberikan bantuan kepada para korban bencana alam di empat daerah yang terkena banjir. Bantuan yang disalurkan berupa lima ton beras, mi instan, sarden, kecap, saos, tenda family untuk pengungsian, dapur umum dan lainnya.
“Sekarang ini bantuan sudah disalurkan,” ujar Sumarwan yang mengaku tengah memberikan bantuan di Kabupaten Muaraenim. Dia menjelaskan,selain bantuan makanan, pihaknya juga memberikan bantuan berupa perahu karet dua unit di Kota Prabumulih dan satu unit di Kabupaten Muaraenim. Bantuan tersebut untuk mempermudah mobilisasi penyelamatan mengingat kedalaman air masih mencapai 1,5 meter.
0 komentar:
Posting Komentar