WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Minggu, Desember 18, 2011

Ruang Terbuka Hijau di Palembang Sangat Kritis

PALEMBANG--MICOM: Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatra Selatan menilai ruang terbuka hijau di Kota Palembang sangat kritis karena tersisa hanya tiga persen dari total 40 ribu hektare wilayah kota pempek.

Kepala Divisi Pengembangan dan Pengorganisasian Rakyat Walhi Sumsel, Hadi Jatmiko, Sabtu (17/12), mengatakan, ketersediaan ruang terbuka hijau di Palembang sangat kritis karena hanya sekitar 1.200 hektare.

Idealnya, ketersediaan ruang terbuka hijau tersebut mencapai 30% dari luas wilayah sehingga lingkungan sehat, katanya.

Menurut dia, maraknya pembangunan beragam proyek yang melanggar aturan lingkungan menjadi penyebab semakin kritisnya ketersediaan ruang terbuka hijau di daerah itu.

Pembangunan mal, hotel dan beragam fasilitas lainnya hampir tidak satupun yang memenuhi ketentuan untuk berpihak kepada menjaga lingkungan, tambah dia.

Ia mengatakan, membangun mal atau hotel berarti ruang terbuka hijau yang dikorbankan akibatnya kini setiap kali hujan sejumlah kawasan cepat kebanjiran.

Banjir terjadi lebih disebabkan karena berkurangnya pohon dan rawa yang selama ini berfungsi menyerap air, kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Palembang, Sudirman Tegoeh menjelaskan, program penyediaan ruang terbuka hijau di daerah tersebut terus ditingkatkan, salah satunya mengoptimalkan kawasan Gandus menjadi agrowisata.

Agrowisata itu, nantinya tidak hanya berperan sebagai penghijauan tetapi menjadi objek wisata karena ditanam pohon-pohon produktif, ujarnya.

Dia menambahkan, selain di Kecamatan Gandus mereka juga telah meningkatkan penghijauan dengan menanam ribuan pohon di Pulau Kemaro, Kecamatan Kalidoni, dan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I.

Secara bertahap, penanaman pohon akan terus ditingkatkan agar lingkungan menjadi hijau, bersih dan sehat, tambah dia. (Ant/OL-3)

Sumber : Media Indonesia



Artikel Terkait:

0 komentar: