"Yang di film (video), kejadian yang ditayangkan TV itu memang benar ada. Kalau ada yang mengatakan rekayasa, saya bertanggung jawab dan siap menunjukkan lokasinya," kata mantan pamswakarsa perkebunan PT Silva Inhutani, Trubus, dalam konferensi pers di kantor Kontras, Jakarta, kemarin.
Dalam video itu tampak sejumlah orang mengenakan seragam Brimob dan TNI dengan membawa senjata berada di lokasi pembunuhan. Menurut Komnas HAM, PT Silva Inhutani adalah satu dari tiga perusahaan yang paling banyak terlibat sengketa tanah dengan warga (Media Indonesia, 16/12).
Trubus menjelaskan pamswakarsa perkebunan tidak dipersenjatai dengan senjata api. "Kami diminta membawa golok atau pisau. Kami berani karena di belakang kami ada aparat dan Brimob," paparnya.
Lebih lanjut Trubus mengungkapkan jumlah pamswakarsa yang bertugas mengamankan hutan tanaman industri milik PT Silva Inhutani sebanyak 200 orang. Ia juga menyebut Daniel, warga negara Malaysia, sebagai komandan pamswakarsa. "Bagaimana mungkin pamswakarsa yang jumlahnya 200 orang mengusir ribuan warga desa," tuturnya.
Salah satu korban di Mesuji, Lampung, Wayan Sukadana, pun menyebut Daniel sebagai pemimpinnya (pamswakarsa). "Dia manajer lapangan yang wujudnya manusia, tetapi hatinya binatang," ujarnya.
Mediator advokasi korban pembantaian, Saurip Kadi, menambahkan sangat tidak mungkin pamswakarsa mengusir petani di wilayah Mesuji tanpa ada beking aparat. "Kita tahu ada negara dan pemerintah, tapi yang berkuasa secara riil adalah uang dan senjata dalam konteks tanah," tukasnya.
Menurut laporan keluarga warga, ada 30 orang korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam pembantaian tersebut.
3.000 warga mengungsi
Saat ini, ada sekitar 3.000 warga Mesuji, Lampung, yang mengungsi sejak rumah mereka digusur dan dibakar. Dari jumlah itu, sekitar 700 anak tidak bisa bersekolah.
"Kami minta pemerintah memberikan jaminan dan mengembalikan hak-hak yang sebelumnya kami miliki," kata saksi kekejaman pamswakarsa di Mesuji, Mathius Totok Nugroho.
Terkait dengan dugaan keterlibatan Brimob dalam kasus itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan sudah ada dua anggotanya yang telah diproses. "Kalau terbukti, nanti ada pidananya," ujarnya di Mabes Polri.
Sebelumnya di Semarang, Jawa Tengah, Timur menegaskan Polri tidak akan menarik Brimob dari Mesuji. Keberadaan polisi di tempat itu justru untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum lebih lanjut.
Pada bagian lain, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membantah keterlibatan anggota TNI dalam pembantaian itu. Menurutnya, keberadaan TNI di lokasi kejadian justru untuk melerai pertikaian. "Jika ada foto tentang anggota TNI, itu sehabis kejadian," pungkasnya.
Sumber : media Indonesia
Artikel Terkait:
mesuji
- Selesaikan Kasus Agraria-Pemprov Dinilai Tak Serius
- Warga Sei Sodong Waspadai Provokator
- Doa Bersama Sei Sodong Bagian Aksi Serentak Nasional
- Peringati Tragedi Sodong, Walhi Gelar Dzikir
- Walhi Sumsel Gelar Zikir Bersama dengan Warga Sungai Sodong Mesuji
- Ribuan Petani OKI Sumsel Aksi di Palembang
- Mesuji, Cermin Konflik Agraria yang Kronis
- Ratapan Warga Sungai Sodong Sumsel tentang Kasus Mesuji
- Selesaikan Kasus Mesuji, Pemerintah Diminta Cabut Izin PT SWA
- Tim Pencari Fakta Bertolak ke Mesuji Malam Ini
Berita-berita
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
0 komentar:
Posting Komentar