Komandan Batalyon Zeni Tempur (Danyonzipur) II/SG Kota Prabumulih,
Letkol CZi Efrijon K, membantah keras kehadiran sekitar 30 – an
pasukannya di lahan konflik afdelling V – PTPN VII Unit Usaha Beringin,
Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, untuk mengamankan massa yang
menduduki lahan tersebut.“Kehadiran kami di sana dalam rangka latihan
Pak Doni. Tidak ada kaitannya dengan sengketa antara masyarakat dengan
PTPN VII,” terang Efrijon K, ketika berhasil dihubungi melalui media
pesan singkat (SMS), Selasa malam (12/06/2012) sekitar pukul 19.00
WIB.
Menurut Efrijon, aktivitas pasukannya juga sudah diketahui pihak
Muspika dan Muspida wilayah setempat. “Tidak hanya itu saja masyarakat
disana juga sudah mengetahui kami latihan patroli di sana. Bahkan sudah
latihan yang ketiga kalinya dari tahun lalu, bukan baru sekarang,”
tambah pria yang terkenal ramah dengan para insan pers ini.
Lebih jauh,
pihaknya juga menapik penyebaran isu kedatangan pasukannya dalam rangka
untuk menakuti ratusan massa yang sudah hampir satu bulan ini telah
menduduki lahan perkebunan karet di area afdelling V – PTPN VII Unit
Usaha Beringin tersebut. “Tidak betul sama sekali itu pak, kami tegaskan
kami tidak ada kaitannya antara sengketa PTPN VII dengan masyarakat.
Silahkan tanya sama masyarakat, saya juga sekarang masih di daerah
latihan PTPN Beringin pak, ya tks pak,” sambung Efrijon, ketika kembali
dihubungi Sumsel Post, Rabu (13/06/2012) sore.
Sementara dari informasi
terakhir, hingga saat ini ratusan massa dari empat desa yang ada di
Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, masih menduduki lahan sengketa
afdelling V milik salah satu perusahaan BUMN PTPN VII Unit Usaha
Beringan.
Keempat desa tersebut, adalah Desa Sumber Mulya, Desa Pagar
Dewa, Desa Karang Agung, dan Desa Karang Mulya. Massa mengklaim lahan
seluas sekitar 1414 hektar (ha) yang ada di afdelling V tersebut milik
masyarakat desa yang diambil PTPN VII dari sejak tahun 1983 dengan cara
menipu dan membohongi masyarakat desa.
Disamping itu massa juga menuntut
pihak PTPN VII Unit Usaha Beringin, untuk segera merealisasikan program
kebun pola kemitraan yang pernah disepakati perusahaan plat merah
tersebut.“Masyarakat mengklaim, dan bersikukuh bertahan dilokasi
(afdelling V) ini karena sesuai kesepakatan dan janji dari pertemuan
bersama pihak direksi antaranya dihadiri manajer umum pak komaruzaman,
muspika, polres untuk membuat kebun pola kemitraan dari tahun 2000 –
2012 sekarang,” ungkap Udin, salah satu koordinator aksi demo, saat
dihubungi Rabu (13/06/2012) sore.
Dia juga menyebutkan, pendudukan dan pengklaiman areal afdelling V
tersebut sudah diketahui Bupati, Polres, dan pihak Muspika lainnya.
“Tapi masih saja mereka (PTPN VII) dengan segala cara dan akal busuk dan
kotor, untuk mengusir kami dari sini. Namun kita lihat saja, sampai
kapanpun kami tetap bertahan hingga tuntutan masyarakat desa
dikabulkan,” sebut Udin, dengan nada ancaman.
Di antaranya dia
mencontohkan, tindakan pihak PTPN VII Unit Usaha Beringin yang mencari
kesempatan dengan menompleng kedatangan sebanyak 30 anggota TNI dari
Batalyon Zipur II Prabumulih ke lokasi tersebut, pada Selasa
(12/06/2012) kemarin. “Dengan mengerahkan seluruh karyawan lengkap
dengan atribut perusahaan dan perlengkapan kayu dengan alasan buat
mengkuliti batang karet di area afdelling V, mereka ingin bekerja dan
menduduki lahan di situ,” terang Udin.
Dalam pertemuan itu, sempat
terjadi ketegangan dan perkataan saling ancam antara masyarakat desa
dengan pihak PTPN VII. Namun dengan pengawalan ketat ratusan personil
petugas keamanan dari Polres Muara Enim, bersama pihak Muspida, dan
Muspika hal tersebut tidak sampai terjadi. Ratusan massa berasal dari
empat desa tetap bersikukuh dan bertahan dalam lokasi tersebut, sampai
tuntutan kebun pola kemitraan yang dijanjikan pihak PTPN VII Unit Usaha
Beringin direalisasikan.
0 komentar:
Posting Komentar