INDRALAYA - PT Perkebunan Negara (PTPN) VII Cinta Manis Ogan
Ilir (OI) membantah melakukan pembakaran saat pembersihan lahan dan
pemanenan tebu. Demikian pula soal tudingan limbah cair dari pabrik
penggilingan tebu yang dialirkan ke bak penampungan lalu dialirkan ke
sungai dan pemukiman warga, perusahaan tersebut membantah.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun Sripoku.com, Rabu (13/6/2012) dari warga
menyebutkan, setiap tahun pada saat musim tanam dan musim panen terlihat
jelas asap tebal membumbung tinggi ke langit yang berasal dari
pembakaran lahan. Menurut warga, bukan rahasia umum setiap kali
pembersihan lahan dan panen, selalu ada asap tebal dari areal perkebunan
tebu.
"Masalah ini sudah sering dipertanyakan bahkan dipersoalkan warga tetapi sepertinya tidak mempan," ujar Din, warga Tanjung Batu.
Bukan
hanya Din, semua warga membenarkan jika PTPN VII Cinta Manis sering
melakukan pembakaran lahan. Warga menyebutkan, pembakaran lahan itu
dilakukan untuk mengurangi biaya pengeluaran saat pembersihan lahan.
Atau mengurangi beban saat panen karena banyaknya daun tebu yang mati
menyulitkan buruh tebang tebu menerobos dan memotong pohon tebu saat
panen.
"Ada juga yang mengatakan kalau
pembakaran tebu saat panen itu dilakukan selain mempermudah panen juga
berfungsi mengurangi kadar air dalam pohon tebu sehingga saat
penggilingan kadar airnya sudah berkurang," tambah warga,.
Sripoku.com
dengan mata kepala sendiri pernah melihat langsung beberapa truk
pengangkut pohon tebu yang baru dipanen dalam keadaan pohonnya seperti
menghitam habis terbakar. Bahkan tumpukan tebu yang sudah dikumpulkan di
pinggir jalan seperti habis terbakar dan terlihat asap mengepul dari
tengah areal perkebunan tebu yang sedang panen.
Tudingan
warga dibantah Abdul Hamid, Kabag Humas PTPN VII Cinta Manis. Abdul
Hamid, yang dihubungi lewat ponselnya, Selasa (12/6/2012) mengatakan,
tidak benar isu pembakaran lahan yang dilakukan bagian penanaman di PTPN
VII Cinta manis.
Abdul Hamid justru
mengalihkan masalah dengan menyebutkan isu itu sebagai upaya masyarakat
untuk menyudutkan PTPN VII terutama untuk menguasai lahan PTPN VII Cinta
Manis.
"Itu tidak benar, itu hanya senjata masyarakat saja untuk menguatkan tuntutan mereka menguasai lahan," jelas Abdul Hamid.
Disingung
soal limbah PTPN VII Cinta Manis, yang menganggu warga sekitar, Abdul
Hamid mengaku tidak tahu. "Saya tidak tahu itu," katanya.
Sumber : www.sripoku.com
Sumber : www.sripoku.com
Artikel Terkait:
agraria 2012
- Anwar Sadat Teteskan Air Mata Saat Membacakan Pledoi
- 2014, Produksi Padi di OKI DiprediksiTerancam Menurun
- Masyarakat Tolak HGU Perusahaan
- WALHI Sumsel Desak Pangdam II Sriwijaya Tarik Pasukan dari Rengas
- Petani Desak Cabut HGU Sawit
- Tuntut Kesetaraan Hukum
- Stop Penangkapan Petani
- Walhi: bentuk Komisi Penyelesaian Konflik Agraria
- Petani Desak Penyelesaian Konflik Lahan
- HARI TANI NASIONAL: Konflik Lahan dan Impor Pangan Disorot
Kebakaran Hutan
- Largest NGO says APP peat fires deliberately set for replanting purposes
- Modus Klaim Asuransi di Balik Kejadian Kebakaran Hutan dan lahan
- Memantau Hutan dengan Wahana Tanpa Awak
- Walhi Curigai Anggaran Penanggulangan Kabut Asap di Sumsel
- Walhi Minta Presiden Jokowi “Blusukan” Ke Palembang
- KEBAKARAN HUTAN: Pemerintah Diminta Ambil Alih Penegakan Hukum
- JOKOWI - KPK Harus Segera Blusukan dan Ambil Alih Penegakan Hukum atas Perusahaan Pembakar Hutan dan Lahan di Sumsel
- Petisi Gubernur @alexnoerdin Kami bukan iwak salai, Cabut izin dan pidanakan perusahaan pembakar hutan Lahan
- Cabut Izin Perusahaan Penyebab Bencana Asap serta Hentikan Ekspansi Perkebunan dan HTI di Sumatera selatan
- Siaran Pers : Perusahaan Pembakar lahan di Sumsel harus segera di Pidanakan
0 komentar:
Posting Komentar