JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menyesali tertembaknya Angga bin Dharmawan (12) pada bentrok
antara warga Desa Limbung Jaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan dengan
Brimob Sumsel. Bocah tersebut akhirnya meregang nyawa di lokasi
kejadian.
"Ini patut disesali. Bagaimana pun, kita tidak
menginginkan jatuhnya korban. Ini harus diselidiki. Siapa pun yang
bertanggung jawab, akan dimintai pertanggungjawabannya," kata Juru
Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kompleks
Istana Presiden, Jakarta, Senin (30/7/2012).
Bentrokan ini terjadi
dua hari setelah Presiden menginstruksikan Kejaksaan Agung dan Badan
Pertanahan Nasional menuntaskan konflik lahan yang terjadi di Indonesia.
Instruksi ini disampaikan Presiden ketika menggelar rapat di Kejaksaan
Agung pada Rabu (25/7/2012) silam.
Terkait bentrok yang terjadi
kesekian kalinya ini, Presiden kembali menginstruksikan Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, beserta jajarannya
untuk menyelesaikannya. Menko Polhukam Djoko Suyanto dan jajarannya
diminta segera mencari solusi terbaik terkait konflik lahan tersebut.
"Tentu
ada imbauan agar masyarakat juga bisa menahan diri karena aksi-aksi
kekerasan, apa pun bentuknya, sebaiknya tidak terjadi dan harus
dihindari," kata Julian.
Selain itu, Kepala Negara juga meminta
para pemimpin daerah, mulai lurah, camat, wali kota, gubernur,
kepolisian daerah, serta para tokoh agama dapat mengayomi masyarakatnya.
Diberitakan
sebelumnya, bentrokan ini merupakan buntut dari konflik panjang yang
terjadi di kawasan itu antara masyarakat sekitar dan PTPN VII Cinta
Manis. Saat itu, 120 anggota pasukan Brimob memasuki Desa Limbang Jaya
guna menyisir dan mencari pelaku pencurian 127 ton pupuk milik pabrik
Gula Cinta Manis yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII.
Sebelum
sampai di Desa Limbang Jaya, aparat keamanan telah menyisir empat desa
lainnya dan menangkap lima warga di keempat desa itu. Aparat keamanan
baru memasuki Desa Limbang Jaya Jumat sore, dengan iring-iringan truk.
Melihat iring-iringan truk aparat keamanan itu, warga rama-ramai
menghadang.
Pejabat Sementara Kepala Bidang Humas Polda Sumsel
Djarod Padakova menjelaskan, pasukan polisi menembak karena membela diri
dari serangan warga. Seusai bentrokan, Angga ditemukan tewas denga luka
di kepala.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar