WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Sabtu, Agustus 04, 2012

IPW Desak Petinggi Polri yang Terlibat Bentrok Diperiksa


JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden bentrok antara Satuan Brimob Kepolisian Republik Indonesia dengan warga sekitar PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis, Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Jumat (27/7/2012) lalu, menambah daftar kasus bentrokan yang terjadi, antara aparat bersenjata dengan masyarakat.
Sebelumnya, aparat bersenjata juga pernah terlibat bentrok dengan masyarakat, yakni pada kasus Mesuji dan insiden bentrokan di Bima, Nusa Tenggara Barat. Ini tentu sesuatu yang bertolak belakang, bahwa polisi seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat. Apalagi dengan kasus bentrokan dengan masyarakat yang kembali terjadi ini, aparat kepolisian seolah tidak belajar dari pengalaman sebelumnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, yang dihubungi Kompas.com, menyayangkan terjadinya penyerbuan tersebut. Pihaknya mendesak agar petinggi polisi di Sumatera Selatan yang terlibat dalam insiden itu agar segera diperiksa.
"Sekarang ini ada sepuluh polisi kelas bawah yang diperiksa. Ini jelas aneh. Sebab mereka turun ke Desa Limbang Jaya dari perintah atasannya. Untuk itu lima perwira atasan mereka juga harus diperiksa. Kapolda Sumsel, Direktur Operasi, Kasat Brimob Sumsel, Kapolres Ogan Ilir, serta perwira pemimpin penyerbuannya," kata Neta, Senin (30/7/2012).
Neta melihat ada lima hal keganjilan dari insiden itu. Secara detail Neta menjelaskan, lima hal tersebut. Pertama, benarkah telah terjadi pencurian pupuk milik PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. "Inikan polisi sedang mencari pelaku pencurian pupuk sebanyak 127 ton. Itu bukan jumlah yang sedikit. PT PN kan punya satpam, harus diselidiki apa benar warga mencuri sebanyak itu," ujar Neta.
Kedua, sambung Neta, yakni mempertanyakan mengenai keterlibatan Brimob dalam mencari pelaku pencurian pupuk. Ia melihat keanehan karena hal itu seharusnya dilakukan oleh Reserse, bukan oleh Brimob bersenjata.
Ketiga, IPW menilai apa yang terjadi di Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan itu adalah bentuk penyerbuan. Jika benar polisi mencari pelaku pencuria pupuk, seharusnya melalui pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat agar membantu menyerahkan pelaku pencurian pupuk.
Keempat, kasus ini bermula saat puluhan truk yang mengangkut ratusan Brimob bersenjata lengkap melintas di Limbang Jaya. Neta mempertanyakan siapa yang memerintahkan operasi tersebut. Menurut dia, sangat mustahil kelima perwira kepolisian, yakni Kapolda Sumsel, Direktur Operasi, Kasat Brimob Sumsel, Kapolres Ogan Ilir dan perwira pemimpin penyerbuan tidak terlibat. Tetapi yang diperiksa adalah sepuluh perwira polisi bawahan.
Kelima, terkait operasi itu, perlu diselidiki, apakah ada pembiayaan dalam operasi itu. Sehingga menurut Neta, para pejabat PT PN yang memberi bantuan harus diperiksa. "Apa pihak PT PN membantu dana operasinya ke polisi? Kalau ada, para pejabat PT PN yang memberi bantuan juga harus diperiksa," kata Neta S Pane.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan antara Brimob dan masyarakat sekitar PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis, Ogan Ilir, pecah pada Jumat (27/7/2012) lalu. Akibatnya, seorang anak kecil, Angga Bin Dharmawan (12) tewas tertembak saat terjadi bentrokan. Empat warga lainnya pun mengalami luka terkena tembakan dalam konflik berlatar belakang konflik lahan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. Saat ini tengah dilakukan investigasi dari bentrokan antara aparat Brimob dan warga tersebut.



Artikel Terkait:

0 komentar: